Scene

991 113 12
                                    

𝘯𝘰𝘵𝘦: 𝘧𝘦𝘦𝘭 𝘧𝘳𝘦𝘦 𝘵𝘰 𝘱𝘭𝘢𝘺 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘶𝘭𝘮𝘦𝘵 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘩𝘪𝘩𝘪

~~

Hari-hariku yang biasanya diawali dengan senyuman hilang begitu saja. Ya, hilang seperti ditelan bumi.

Kupikir tadinya hari ini akan berjalan seperti biasanya, seperti hari-hari lalu. Bangun pagi, sarapan, berangkat sekolah, dan menemukan sekotak susu vanilla dengan kata-kata manis yang membuatku tersenyum.

Namun yang kutemukan bukanlah itu. Tidak maksudku pesan yang ada di dalam sticky note berbeda. Tidak seperti biasanya. Membuatku gelisah memikirkannya. Cheesy memang.

“Aku minta maaf jika itu memang mengganggumu”
“Maka dari itu aku memutuskan berhenti. Ini akan menjadi susu kotak vanilla dan sticky note terakhirku untukmu.”

Berhenti? Apa maksudnya? Apakah dia akan pergi? Tidak nyaman? Menggangguku? Kenapa? Aku bahkan tidak terganggu sama sekali dengan semua itu. Ck tuhan kenapa aku memikirkannya! Jika dia benar-benar ingin pergi memangnya kenapa? Arghh persetan! kenapa aku penasaran sekali?!

Baiklah sepertinya mencoba untuk bertemu dengannya tidak buruk. Lagipula aku juga ingin tahu siapa dia. Siapa dia yang bisa membuatku sampai se-penasaran ini terhadap orang yang bahkan aku tidak tahu.

Jadi yah kuputuskan saja untuk bertemu dengannya. Di cafe lilly. Saat jam makan siang. Seperti yang sudah dikatakan pada sticky note terakhir yang ia tulis. Ck mengingatnya entah mengapa membuatku seperti tidak rela jika dia akan pergi.

12.30 KST

Sial sial sial! Aku terlambat! Demi apapun dasar mobil tidak berguna! Tawai aku tak apa jika menurut kalian itu lucu.

Tapi sungguh aku sangat kesal sekarang. Mobilku mogok ditengah jalan dan aku terpaksa harus memesan taksi untuk sampai kesini. Ck untung saja ada montir didekat sana jadi aku bisa menitipkan mobilku padanya.

Unknown

Matahariku jika kau datang carilah aku dilantai 2 dekat jendela.
Aku memakai dress selutut berwarna putih pink pastel.
Aku menunggumu ^^
12.00

Oh tuhan! Sial aku lupa mengecek handphoneku!
Semoga saja dia belum pergi. Kumohon.

Hingga tiba dilantai atas aku langsung mencari keberadaan seorang yang menyebut -nyebutku sebagai mataharinya. Tentu dengan ciri-ciri yang sudah ia kirimkan Tadi.

Penglihatanku mengedar. Ke seluruh penjuru lantai atas untuk mencari si dia. Lantas mataku terkunci pada satu meja nomor 6. Dimeja tersebut sudah di tempati oleh seorang wanita. Yang tidak terlihat jelas wajahnya karena posisinya yang memunggungiku.

"hng permi..." ucapanku terhenti ketika melihat langsung paras cantik wanita yang tadi memunggungiku.

"oh hai selamat siang matahariku ^^ silahkan duduk."

“K-kak Jisoo...”

Masih dengan kegugupan lantas aku memilih untuk duduk didepannya.

“Oh ya kau tahu namaku? Dan tolong jangan panggil aku kak. Kita hanya beda 1 tahun”

Jennie sadarlah kau itu dominant! Ck sialan kenapa aku yang memerah saat ditatap olehnya. Siapapun tolong kembalikan rohku lagi.

“Ah ya aku mengenalmu. Kau senior ketua kegiatan vokal rutin setiap bulan itu bukan?”

Akhirnya aku yang sudah bisa bersikap normal langsung bertanya dan berusaha mencari topik untuk mencairkan suasanaya Awkard dimeja ini.

“Siapa sangka kau tahu aku haha.. Aku kira dengan menjadi secret admirermu kau takkan tahu siapa aku. Kau takkan menyadari keberadaanku disekitarmu. Kau takkan menyadari bahwa ak...”

𝙊2. 𝗲𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴Where stories live. Discover now