⚪40-

849 102 27
                                    

siang gini bikin Younghoon silau. dia kecewa karena udah buka tirai jendelanya gede banget.

tapi sekarang matanya tertuju pada handphonenya di nakas kasur punya laki-laki ganteng itu.

Papa👮 is calling...

begitu baca nama kontaknya, laki-laki yang punya badan tinggi itu kaget.

"Orang deket. Masa iya harus nelpon juga sih si Papa?"

Daripada pusing, Younghoon buru-buru ambik handphonenya. Terus ngangkat telfonnya.

"Halo pa?"

"Dev. Kamu bisa kekantor dulu gak? Ada masalah saham kita."

"Pa. Masalahnya Aliko lagi rew--"

"Devan Athirah Pratama! Sekarang gawat. Kamu harus cepetan kesini. Aliko suruh titip di apartemennya Raffa sama Arvi. Kalo bisa ngumpul di satu tempat. Jagain Chio. Status kita gawat. Staff kita tewas ditembak sama Christopher Corporation. Saham perusahaan dicuri tiba-tiba sama Christopher Corporation. Kita gak bisa biarin ini semua. Ini udah kejadian yang keempat kalinya. Kamu harus kesini sekarang Devan. Pap udah dikantor sama karyawan dan staff yang lain."

"Papa udah dikantor? Oke aku jalan kesana. Tapi aku mau mindahin Aliko dulu ya Pa."

Tut.

Younghoon gendong Kyu ke apartemennya Hyunjae & Juyeon. Dia berdoa, semoga aja ini gak bakal terjadi apa-apa. Apalagi sama Kyu.

"Avi! Gue nitip Aliko dulu sekarang. Ada situasi gawat di kantor. Staff ditembak sama perusahaan lain. Gue bakal bilang Gevan sam Vean buat pindah kesini oke. Jagain Chio baik-baik."

Juyeon yang lagi duduk nyender bareng Hyunjae langsung kaget. Mereka belom ngerti situasinya sekarang.

"Maksudnya?"

"Mungkin bakal lama. Tapi nanti bakal gue jelasin setelah ini. Jangan bawa Chio kemana-mana. Ini perintah Papa. Gue berangkat. Tolong jagain Chio sama Aliko, gue takut mereka kenapa-kenapa."

"Kalo gitu gue ikut bang. Gue gak bisa ninggalin lo disaat-saat begini."

"Tugas lo jagain Raffa sama Ch--"

"Gue gak mau Papa kenapa-kenapa. Papa itu termasuk orangtua gue juga. Chio sama Raffa bakal gue awasin lewat microchip yang gue tempel di bajunya Raffa sama Chio. Jadi gerak-gerik mereka selalu gue tau. Terus, mereka. Udah ada microphone yang gue sambungin ke laptop. Disana bakal ngeluarin suara berita yang gue bilang. So, buruan ayo berangkat! Gue gak mau ada apa-apa!!!!!"

Juyeon ngedorong Younghoon yang masih ngeblank karena gak nyangka Juyeon bisa sepintar itu :/

"Arv--"

"Doain aku. Doain aku. Kamu bisa ngendaliin ini semua. Aku pergi ya."

Satu kecupan manis mendarat di bibir merah Hyunjae.

Hyunjae udah doa, apa aja yang dia bisa. Pasti dia doain buat Juyeon dan yang lain.

Pintu ketutup. Jarak Younghoon sama Juyeon makin menjauh. Suram-suram, Hyunjae masih bisa ngedenger Juyeon sama kakaknya lari ke lift.

"Kita bisa teh. Semua bakal baik-baik aja."

Haknyeon mencoba nenangin kakak dari suaminya.

Gak lama, ada Kevin sama Hwall dan Mama yang dari apartemen masing-masing.

Hyunjae gak mau diem begini aja.

Microchip yang ada di laci nakas kamarnya dia taro di gagang pintu luar apartemennya. Dan jangan lupa, pintunya dia kunci.

[✓] ApartemenWhere stories live. Discover now