obrolan singkat

392 94 4
                                    

jingga,

seorang mahasiswa semester 2 di sebuah kampus cukup bergengsi. lebih muda beberapa tahun dari langit.

tinggal seorang diri disebuah apartment tak jauh dari kafe tempat langit bekerja. sayang sekali selama ini tak pernah ada kesempatan baginya hanya untuk sekedar mampir. pantas langit tak pernah jumpa rupanya barang sebentar saja.

perihal kejadian yang buat tubuh jingga basah kuyup, itu 'teman-teman' satu kampusnya. tak sengaja tumpahkan minuman dikepala jingga, begitu pengakuan mereka. bukan tertindas, hanya sedikit tertindas akibat tingkah lakunya yang tak seperti laki-laki pada umumnya.

ia tidak keras, ia lemah lembut. tak terbiasa mengayomi, lebih terbiasa diayomi. cukup mudah diajak berteman, hanya sedikit tertutup dan sensitif.

itu informasi yang langit dapat dari obrolan singkat mereka di senja kala itu. dengar suara lucu jingga jadi candu untuk langit. jika bisa, ingin rasanya ia rekam tuk jadikan nada dering ponselnya.

"kak, aku pulang duluan ya? ada tugas. terima kasih lagi untuk hari ini. bajunya akan kukembalikan bes-"

"untuk kamu."

jingga terdiam. merasa tak nyaman dengan sejuta kebaikan dari langit.

"yakin? ini kan-"

"yakin."

tatapan intens dari langit buat jingga mengangguk paham. 

"kalau begitu  dipertemuan selanjutnya aku akan traktir kakak sesuatu ya! harus!"

dada langit bergemuruh, pertemuan selanjutnya katanya?

"tentu."

jingga tersenyum manis, berjalan beriringan dengan langit keluar dari kafe.

"jam istirahat kakak sudah selesai kan? selamat bekerja, semangat!"

"terima kasih."

akhir pertemuan mereka di senja kala itu, langit tak akan pernah lupa.

café

"lho lang, tadi siapa? pakaiannya ingatkanku pada pakaian favoritmu."

satria muncul dari balik kasir. tanya dengan nada amat penasaran setelah perhatikan interaksi keduanya sedaritadi.

"hm? teman kak." 

tidak hanya pakaian saja, semesta pun akan langit beri jika untuk jingga. lagipula, pakaian favorit langit melekat ditubuh insan favorit langit perpaduan sempurna, bukan?

café - binsungWhere stories live. Discover now