WG ~ Violette Earlene

465 305 25
                                    

Langkah kakinya menarik perhatian di sekitar. Seperti biasa, wajah juteknya selalu menjadi pusat perhatian di mana pun ia berada. Bukan berarti ia akan bersikap kurang ajar pada seniornya, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang di mana paling mengutamakan etika kesopanan. Tapi untuk kali ini sepertinya akan menjadi suatu hal yang pengecualian.      

"Hai cantik!"           

"Aduh adik tingkat kita jutek banget bro!"            

Tidak mempedulikan tawa mereka, ia segera memasuki aula gedung kampus, mulai mencari di mana letak duduknya tadi.

"Daisy sini! Jangan bilang lo lupa!"

Tertawa kecil. Ya, hanya dengan ketiga sahabatnya ia akan berlaku berbeda. Segera mendekat dan mengambil tempat duduk dengan raut wajah senyum.

"Elo nggak tersesat kan? Cari toilet lama benar."

"Ya nggaklah Ly. Malahan sekali jalan, baliknya gue udah hafal lagi belokan koridornya." Mencari di mana keberadaan Violette dan Nawra, "Mereka berdua mana?"

"Itu di depan sana, Naw sibuk bantuin Vio habisin jualan kuenya."

Mengingat kembali kejadian tadi pagi, Daisy bersyukur, kejadian buruk tidak mengenai sahabatnya itu. Meski setelah kejadian tersebut, nama Violette langsung terkenal. Tapi ia akan berlaku sama dengan gadis itu, tidak akan mempedulikan sekitar mereka.

Sebelum di suruh untuk duduk kembali, Violette di tugaskan menghafalkan nama ketiganya, di depan mereka semua menggunakan toa. Violette menyebutkan nama ketiganya satu per satu. Dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi, yakni tidak mengetahui nama ketua ospek dan kedua wakilnya,

Alric Wirasendra, Arawn Mackinnley dan Gavriel Ganendra.

"Hei sini! Bentar lagi istirahat selesai." Lyra mengisyaratkan Violette dan Nawra untuk mendekat.

Keduanya segera mengambil tempat duduk, lalu mulai sibuk merapikan uang.

"Nih, lima belas ribu." Nawra memberikan uang tersebut pada Violette.

"Terima kasih. Jadi total dua puluh ribu yeay! Coba aja kalau tadi bisa banyak bawa kue, mungkin lebih deh dapatnya hmm.."

Kembali rombongan senior memasuki aula, menandakan bahwa jam istirahat telah selesai.

"Yang belum selesai makan cepat di habisin! Kami beri waktu 50 detik di mulai dari sekarang!" Teriak salah satu dari senior wanita. Ia berteriak lantang di depan sana.

"Kak Arawn ganteng banget guyss.."

"Iya setuju, gue juga suka lihatin kak Alric. Kak Gavriel juga sama.."

"Wajar aja mereka jadi idola kampus Kan? Huaa..."

Para mahasiswa baru, khususnya wanita tidak terlalu fokus dengan senior yang sedang berteriak di depan sana. Kebanyakan fokus mereka semua tertuju ke arah depan pintu aula masuk, di mana ketiga pria tampan bertubuh tinggi, siapa lagi jika bukan ketua ospek serta 2 wakilnya sedang terlihat sibuk mengobrol serius.

"Gue bisa betah kuliah di sini.. secara banyak cowok-cowok ganteng.."

Baik Daisy, Lyra dan Nawra hanya bisa memasang ekspresi wajah ingin muntah. Mereka jelas sama sekali tidak tertarik apalagi mengidolakan senior mereka di depan. Kembali menatap sahabatnya Violette, gadis itu lebih ke arah tidak peduli sekitar. Bahkan ia sibuk menghitung uang hasil jualan kuenya.

"Oke sesi makan selesai. Harap untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dan tunggu plastik sampah yang berjalan mendekat pada kalian." Ujar ketua ospek mereka, Alric. Cowok itu tidak berjalan kembali menuju depan aula melainkan segera berlalu keluar.

WICKED GAMEWhere stories live. Discover now