SEBUAH HARGA DIRI DAN KEHORMATAN

853 39 2
                                    

"ketika Nala menerima pesan dari utusannya"

"seketika hatinya merasa sakit dan terkoyak"

"seakan tak percaya apa dengan pesan tersebut"

"bagaimana bisa seorang ksatria mengkhianati sumpah setia pada raja dan kerajaan?" Nala kemudian bangkit berdiri dan mengepalkan tangannya seraya berseru "segera berkemas dan kita pergi menuju pelabuhan Gresik sekarang juga!" Tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulut para bhayangkara dengan cekatan mereka berkemas dan segera beranjak meninggalkan tempat mereka berkemah. 

Sementara itu, sang utusan segera mengabarkan hal ini juga pada kelompok bhayangkara lainnya. Agar segalanya bersiap akan adanya sebuah pertempuran . Detail pasukan pemberontak dan wilayah kekuasaan mereka pun sudah berhasil diketahui. Sehingga dengan begini setidaknya akan mempermudah memetakan kekuatan musuh. Keadaan semakin tidak menentu karena Sora dan Nambi masih belum ditemukan keberadaannya. Nala dan sisa pasukannya berhasil mendekati pedesaan di sekitar pelabuhan dan menyaksikan apa yang sedang terjadi. 

"teryata benar, mereka melakukan ini dengan diam-diam disaat Gadjah Mada pergi"

"rupanya mereka merencanakannya sampai sejauh ini"

"tak ku sangka kehormatan sebagai ksatria mereka nodai!!"

Kemudian Nala memerintahkan dua orang bhayangkaranya untuk menyisir setiap desa dan mencari tahu penyebab kekacauan yang terjadi. Termasuk apa yang telah mereka lakukan untuk membuat Majapahit  kekurangan pasokan bahan makanan. Berkatalah Nala "dua diantara kalian pergilah ke setiap penjuru desa dan cari tahu segala hal yang menghambat keberlangsungan setiap warga di desa dan jika perlu ambillah tindakan tanpa menunggu perintah! segera lakukan dan ingat! JANGAN PERNAH GENTAR PADA APAPUN!"

"ini tidak bisa dibiarkan"

"baiklah, lebih baik aku pun segera bertindak sendiri"

"tak perlu menunggu bala bantuan"

Setelah membagi sisa pasukan bhayangkara, Nala kemudian pergi menuju pelabuhan dan segera melakukan pemeriksaan keadaan. Sesampainya disana, Nala melihat beberapa pasukan berjaga dan segera mendekati dengan senyap, sejurus kemudian Nala melakukan penyergapan dan berhasil melumpuhkan beberapa penjaga. Setelah itu, Nala kemudian memanggil Rajapatni elang peliharaannya untuk mengirimkan tanda pada pasukannya untuk melakukan penyerangan secara senyap. Setelah Rajapatni meninggalkannya, segera Nala merangsek semakin jauh ke mendekati pelabuhan. 

"sepertinya mereka sudah berjaga-jaga dan bersiap"

"baiklah sepertinya tak ada cara selain melumpuhkan mereka satu per satu"

Lalu Nala segera melakukan gerakan menyergap dan terjadilah pertempuran jarak dekat dengan beberapa pasukan pemberontak. Adu ketangkasan pun tak terelakkan lagi dan meskipun Nala seorang diri tapi pasukan pemberontak itu tak mampu untuk mengimbangi kemampuannya. Sebagai bhayangkara dan murid langsung dari Gadjah Mada, Nala memiliki kemampuan diatas rata-rata bhayangkara lainnya. Tak hanya soal kemampuan fisik dan kanuragan saja, namun juga kecerdikannya dalam menganalisa musuh dalam sekejap.

"kalian telah menodai jiwa ksatria dengan berkhianat"

"maka kalian tak pantas ku anggap ksatria"

"lebih baik kalian musnah saja dari bhumi pertiwi ini!"

Dengan serangan bertubi-tubi, Nala masih mampu bertahan. Namun teryata bala bantuan pasukan pemberontak datang. Nala terpojok dan kalah dalam jumlah. Dalam keadaan demikian, Nala pun memasrahkan diri jika memang takdirnya akan berakhir dengan begini setidaknya jiwanya tetap seorang ksatria bhayangkara yang setia pada Majapahit. Setelah merenungi sejenak, Nala kemudian menutup kedua matanya dan kedua tangannya terkatup serang berkata "kalacakra dewatanawangsa" dan sejurus kemudian Nala berseru "DEMI KEDAULATAN DAN KEJAYAAN MAJAPAHIT!!!"

Nala melakukan serangan langsung pada para pasukan pemberontak yang datang menyerbu dari berbagai arah dengan membabi buta. Namun, Nala tak gentar menghadapinya. Dengan tenang dihadapinya satu per satu. Dengan mengenggam kalacakra dewatanawangsa miliknya, Nala berhasil menjatuhkan lawan-lawannya. Meskipun terluka di beberapa bagian tubuhnya, Nala tetap tidak bergeming. Ditatapnya pasukan pemberontak yang tersisa seraya berkata "apa yang kalian inginkan dengan memberontak?" Namun pertanyaannya tak di gubri dan pasukan pemberontak melancarkan serangan bertubi-tubi. Nala menghindari dan Nala melakukan perlawanannya. 

"sirna ilang Indrakerti"

"ring mayapada"

***

MAJAPAHITWhere stories live. Discover now