• Prologue •

905 23 3
                                    

Aku harap, aku bisa bahagia walau hanya sekali dalam hidupku.

- Na Jaemin

"Nana!" Panggil seorang siswa berambut hitam dan berparas tampan.

Gue cuma noleh tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Jaemin!" Panggil siswa itu kembali.

"Apa?" Jawab gue.

Nama gue Na Jaemin. Biasanya orang orang disekitar gue selalu manggil gue dengan sebutan Nana, karena menurut mereka nama 'Jaemin' itu sulit untuk di ucapkan.

Gue adalah seorang siswa kelas 2 SMA yang sebentar lagi akan naik menuju kelas senior, kelas itu adalah kelas paling menakutkan bagi para siswa/i.

Gue juga seorang siswa yang pendiam, dingin, dan cukup populer karena wajah gue yang dapat di bilang tampan.

"Pulang sekolah nanti main warnet kuy sama Renjun" Ajak Jeno.

Namanya Jeno, Lee Jeno. Ia dan Renjun adalah sahabat gue dari kecil, tapi. Kerjaan mereka cumq bermain game

"Ga, makasih. Gue harus belajar."

"Kan otak lo udah pinter! Buat apa belajar lagi?"

"Lo pikir, otak gue pinter bawaan dari lahir?"

"Iya! Lo kan emang udah pinter dari jaman zigot!"

"Kalo gue emang udah cerdas dari masa itu, gue bisa lahir sendiri tanpa nyusahin emak gue ke rumah sakit."

Gue langsung ninggalin Jeno yang ga tau lagi sama jalan pikiran dia.

'•••••'

"Huh! Mr. Yeo ngeselin banget sih!" Ucap gue sembari rengangin tubuh gue.

"Bener! Semua kena imbas nya cuma karena satu murid ga ngerjain tugas!"

"Bener - bener ga masuk akal emang!" Ujar gadis berambut kuncir kuda.

"Ah, pengen banget gue pindah sekolah"

"Iya, kalo bisa."

Nama gue Hyeri, Nam Hyeri. Gue adalah salah satu siswi teladan di sekolah ini, ranking gur selalu masuk 3 besar dan tidak pernah turun.

Dan, yang disebelah ini adalah temen gue. Yaitu Yeo Hanna, ia adalah temen gue satu satunya. Sebenernya, gue dan Hanna udah berteman sedari kecil.

Gue adalah salah satu siswi yang termasuk populer, kenapa? Gue terkenal karena keramahan gue, kecerdasan, dan kecantikan gue.

"Ah iya, Minggu depan kita ada tes ujian kenaikan kelas senior kan?" Tanya Hanna.

"Iya, kenapa emangnya?"

"Lo udah belajar?" Tanya Hanna.

"udah, tapi baru setengah dari keseluruhan materi."

"Emang murid pinter itu beda."

"Gue bahkan belum belajar apa apa." Hanna natap gue dan menggelengkan kepala nya.

"Ayolah, Han. Lo harus belajar biar orang tua lo ga terus terusan anggep lo ga bisa."

"Gak, gak. Otak kayak gue, ga akan bisa."

"Bisa! Gue yakin lo pasti bisa!"

"Mau gue bantu?" Tanya gue.

"Gak usah. Gue gak akan bisa, gue ke kelas dulu!" Ujar Hanna melarikan diri.

"Hanna, Hanna."

"Gue harus ke perpustakaan nih."

.

Hmm, buku matematika ada dimana ya?

Ah, ini dia!

Gue segera duduk untuk mempelajari rumus rumus yang gak gue ngerti

'•••••'

"Lo mau ikut ke perpustakaan gak?" Tanya gue ke Jeno yang sedang asyik bermain Game.

"Gak, gue mau main game aja."


"Yaudah."

.

Sial, seluruh tempat duduk sudah terisi.

Tapi, cuma satu yang belum ke isi.

Di situ, di sebelah siswi itu.

Mata gue berusaha mendeteksi siapa wanita itu, dan ternyata.

Sial, kenapa harus dia?

Ah, kayaknya gue gak akan bisa fokus kalo duduk di situ.

'•••••'

.
.
.
.
.

- TBC -

• MY LOVELY J • <NA JAEMIN>✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang