Jilid 13

1.6K 35 0
                                    

Wan Fei-yang melihatnya, diam-diam menarik nafas, akhirnya dia tidak tahan dan berkata:

"Itu sifat seorang perampok!"

"Bisa dikatakan seperti itu!" kata Beng To.

"Tapi kalau kau berdiri di pihak seorang pesilat, dia harus melakukan hal seperti ini, untuk membaktikan kalau ilmu silat jenis ini benar-benar ada, dia harus melebarkan ilmunya."

"Apakah tetua tidak merasa semua ini terlalu egois?" Wan Fei-yang melihat Sat Kao dengan serius.

"Kalau aku egois, aku tidak akan menerima murid kemudian mengajarkan ilmu ini kepadanya!" jawab Sat Kao.

Wan Fei-yang tidak bisa berkata lagi dia hanya tertawa kecut.

"Pengalamanmu di dunia persilatan sangat sedikit karena itu kau tidak bisa menerimanya, tapi aturan itu berada di hati setiap orang..." kata Wan Fei-yang. 

Sat Kao menggelengkan kepala:

"Mempunyai hak adalah aturan umum, seperti Bu-tong-pai yang telah mengambil Thian-can-sin-kang dan menjadikan ilmu itu menjadi miliknya."

"Ini mungkin kesalahan perguruan kami, tapi kami sudah menggubah rumus Thian-can-sin-kang sehingga tidak perlu mengorbankan orang lain lagi..."

"Maksudmu, kalau kami pergi ke Bu-tong-pai, mereka akan memberi tahu cara berlatih Thian-can-sin-kang?

Apakah betul Bu-tong-pai bisa mempunyai jiwa yang begitu besar?" tanya Sat Kao.

"Asal tujuan kalian benar, aku percaya..."

Sat Kao tertawa dan memotong:

"Apakah tujuannya benar atau tidak, itu hanya kata-kata dari satu pihak, kau hanya bisa percaya saja!"

Wan Fei-yang terdiam lagi, dia teringat dulu di Bu-tong-pai dia pernah menjadi seorang kuli dan dihina!

Sat Kao menatapnya dan berkata:

"Ilmu silat tidak bisa diduakan, di Bu-tong-pai orang yang seperti kau sepertinya tidak ada!"

"Memang tidak banyak, tapi tetap ada!" kata Wan Fei-yang.

Kouw-bok dan Pek-ciok tapi murid Bu-tong yang mereka? Tojin adalah orang seperti itu. 

Sat Kao tertawa lagi, lalu mengganti topik pembicaraan:

"Orang yang mati di tangan Beng To seperti mati karena Thian-can-sin-kang. Maka perkumpulan dan teman dari orang-orang yang mati itu mencari Bu-tong-pai, dan mereka memaksamu harus mencari tahu bukan?"

"Benar..." jawab Wan Fei-yang, dia berkata kepada Beng To, "sebenarnya Tuan tidak perlu sampai membunuh!"

"Awalnya aku tidak bisa menguasai diri dan tidak mempunyai cara lain, kalau kau mengira aku sengaja memindahkan malapetaka ini ke bahumu, kau salah!"

"Thian-can-sin-kang dari Bu-tong-pai belum lama muncul, setelah Beng To dicurigai sebagai Wan Fei-yang, kami baru menaruh perhatian."

"Kami sudah terpikir kalau kau akan datang kemari, hanya saja tidak menyangka, kau akan datang begitu cepat, ini di luar dugaan kami!"

"Aku sudah datang maka aku harap hal ini bisa dibereskan!"

"Dengan cara apa kau bisa membereskan semua ini?" tanya Beng To.

"Mengaku kalau semua ini adalah hasil perbuatanmu kepada khalayak dunia persilatan, kau harus jujur!"

"Aku memang berniat seperti itu!" kata Beng To.

Kembalinya Ilmu Ulat Sutra (Huang Ying)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang