Chapter 3

708 79 8
                                    

Dimana baba?

Dengan cepat Luhan menggelengkan kepalanya dan sedikit mundur dari tempat tidur nya. Air mata membasahi pipinya dengan cepat. Hatinya tertusuk seribu pisau dan ia merasa sesak didadanya. Semua yang ia rasakan. Semua yang ia sesalkan. Atas semuanya pula ia harus bersyukur

"LUHAN" panggil Yang Zi. Luhan menghapus air matanya lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Cklek

"Ternyata masih mandi" Yang Zi menggelengkan kepalanya tersenyum. "Jangan berlama-lama sayang" ucapnya lalu meninggalkan kamar Luhan

Luhan yang berada didalam tengah menangis terisak. Bagaimanapun ini sudah menjadi takdir dan seharusnya dijalani dengan lapang dada. Maka Luhan akan melakukannya, demi mamanya, demi seluruh yang hadir dalam hidupnya

Walaupun kini ia akan menyemangati lewat batin, akan berbicara lewat pena. Setidaknya ia masih bisa melihat wajah mama dan dunia

Seoul High School

Sudah dua hari Luhan menginjak kaki disini. Dua hari itu pula cukup membuat satu sekolah gempar atas kedatangan Luhan. Seperti saat ini. Luhan tengah membaca buku dimejanya dengan beberapa lelaki mengintip dari jendela kelas

"Aku tidak percaya"

"Cantik"

"Hey! Bukankah itu ulzzang sekolah yang sebenarnya?"

"Apakah kita harus mendaftarkan gadis malang itu sebagai ulzzang sekolah?"

"Kenapa tidak?"

"Dia akan dibully bodoh"

"Aku tidak peduli dengan itu"

"Hahahaha"

Sehun berjalan menuju kelas dengan headset dikedua telinganya. Tidak sengaja ia mendengar perbincangan dua anggota pengurusan sekolah ini. Sehun merangkul kedua lelaki ini

"Kau mencari apa?" Tanya Sehun menatap lelaki yang satu dengan nama Jackson membuat lelaki itu gelagapan. Jujur saja Jackson sangat mengagumi Sehun dari pertama kali berada di sekolah dan baru pertama kali ia melihat dengan dekat rahang lelaki yang sebenarnya itu

"L-luhan"

Plak

Sehun menjitak kepala teman yang satu lagi dengan nama Ravi. "Kau juga melihat si tuna wicara itu?" Sehun tertawa renyah sedangkan  Ravi kesakitan langsung mengumpat. "Shit"

"Apa? Ulangi sekali lagi" Sehun menatap Ravi sengit. Tanpa takut Ravi mengulangnya. "Shit. Masih tidak dengar? s-h-i-t.. shit" penjelasan itu sukses membuat rahang Sehun mengeras

Sehun menarik kerah Ravi dan memperlihatkan death glare nya. Ravi yang tak peduli tetap melihat Luhan dari kaca jendela

"Apa urusan mu jika kami melihat Luhan? Dan kau lancang sekali, bro" Ravi membersihkan kerahnya seolah menyepelekan Sehun

Sehun tampak berpikir

'benar juga, untuk apa aku memedulikan tuna wicara tak berguna sepertinya?' batin Sehun lalu berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan dua orang yang sukses membuat pikirannya gila

"Ini yang terakhir, aku tidak perlu mengurusinya" Sehun ber-monolog lalu duduk di kursi nya

"WASSAP" Chanyeol datang dengan gaya gilanya langsung menghampiri Sehun

"Yo wassap" Chanyeol mengulanginya dan kini tepat ditelinga sehun

"Hn" jawab Sehun seadanya. Mendengar itu Chanyeol langsung menatap Sehun jengkel

The Experience (HunHan GS)Where stories live. Discover now