14_Deal!

4.6K 538 194
                                    

((Play Mulmed))

..

"Kamu pake lipstiknya Alisa, Ka?"

Itu pertanyaan Mama Tia yang membuat Alisa nyaris menyemburkan air minum yang ada di dalam mulut. Setelah tadi susah payah melepaskan diri dari sergapan Raka yang menahan dirinya untuk tetap di dalam kamar, kini setelah dirinya berada di luar kamar, celetukan Mama Tia membuat Alisa sadar seberapa panasnya ia dan Raka berciuman tadi.

"Lipstik apa?" Raka mengusap bibir, dilihatnya jari yang terlihat sedikit pink. "Gak ada."

"Masak sih?" Mama Tia beralih menatap Alisa.

"Saya gak pake lipstik, Ma." Untung tadi Alisa langsung mengusapnya bersama air minum. Salah Raka sih main sosor saja, padahal jejak lisptik itu kan paling mudah dikenali.

"Udah selesai masaknya?" Raka berdiri di belakang Alisa, disempatkan menghirup aroma parfum yang masih menempel di baju sang istri.

"Jangan nempel-nempel," Alisa berbisik sangat pelan, hanya Raka yang mampu dengar.

"Nanti malam lanjut ya?"

"Mesum."

"Masak kamu gak mau?"

"Raka apaan sih? Gak malu apa ngomongin kayak gitu di sini?"

Mama Tia menyipitkan dua mata saat melihat putranya dan sang istri berkasak-kusuk. "Kalian ngobrol apa? Mama juga mau dengar."

"Enggak ada, Ma." Alisa langsung berbalik, disenggolnya bahu Raka yang sengaja menghalangi langkahnya. Ini anak kesambet apa sih? Libidonya gede banget, duh!

"Kalian habis nikah mau liburan ke mana?" Mama yang memetik daun bayam berusaha mencairkan suasana, diliriknya Raka yang sukar sekali mengalihkan pandangan dari Alisa.

"Belum ada rencana, gak tau kalau Cinta." Raka bersandar pada meja makan, dipetiknya satu pisang lalu dibuka kulitnya perlahan.

"Masih dapet cuti kan, Al?"

"Masih, Ma. Tapi hanya lima hari."

"Lumayan loh itu, nanti biar cucu Mama nambah."

"Uhuk!" Raka tersedak pisang yang sedang ia kunyah. Sementara itu wajah Alisa sudah merah padam saking malunya. Mirip orang yang kepergok pacaran saja.

"Kenapa keselek? Mama salah ngomong?" Mama Tia tetap melanjutkan memetik daun bayam, dilihatnya Alisa kian menunduk memotong-motong daging. "Kalian sudah melakukan kewajiban suami istri? Kalau bisa jangan pakai pengaman, biar cepet dapet keturunan."

"Uhuk!" Air minum menyembur sedikit dari mulut Raka. "Mama ngomong apa sih?"

"Kan pertanyaan lumrah. Memang di mana salahnya?"

"Iya tapi kan gak harus ditanyain sefrontal itu, Mama." Raka protes. Seiseng-isengnya dia ke Alisa, belum pernah membahas hubungan suami istri seeksplisit seperti kata Mama.

"Udah selesai, Ma. Dagingnya diapakan lagi?" Alisa segera mengalihkan topik pada calon nasi kebuli yang akan ia buat bersama sang mertua. Matanya menatap tajam Raka, seolah mengusir keluar dari dapur, atau pertanyaan Mama akan semakin membuat merah telinga Raka.

"Aku perlu cek suhu badan lagi gak, Ta?"

"Enggak."

"Masak sih? Kayaknya telapak tanganku masih anget." Raka berkilah, siang ini rasanya sulit jauh-jauh dari Alisa. Salahkan perempuan itu yang berani berganti baju di hadapannya tadi pagi.

Cinta Untuk RakaWhere stories live. Discover now