20_Terlanjur

5.9K 501 143
                                    

Bijaksana dalam membaca, cerita ini tentang pernikahan. Komen di atas 100 saya update cepat.

..

Tahu tidak lagu dangdut yang memiliki lirik terlanjur basah ya sudah mandi sekali? Raka pikir itulah yang kini ia lakukan. Pergerakan, gesekan, sentuhan yang tadinya lembut berubah tempo. Seperti sebuah kurva, begitulah yang terjadi malam ini.

Hembusan nafas hangat menyapa dada Alisa sebagai akhir dari pelepasan keduanya. Alisa pernah sempat berpikir kalau ia mungkin hanya sanggup sekali, namun nyatanya bersama Raka ia melakukannya lebih dari sekali padahal tidak ada persiapan sama sekali.

Mengatur nafas, Alisa merasakan Raka menarik dari dalam dirinya. Ada sensasi aneh saat tubuh mereka terpisah. Buru-buru Alisa memiringkan tubuh, dia tidak sanggup melihat wajah Raka. Kalau di film-film setelah melakukan hubungan intim diakhiri dengan mengobrol atau tertidur. Mereka tidak melakukannya.

Alisa bingung harus bagaimana.

"Ta?"

"Hem?" Alisa menggigit ujung jari, detak jantungnya sudah tenang tidak seperti tadi sedikit ngos-ngosan. Kata siapa making love itu mudah, ternyata melelahkan.

"Capek?"

Alisa mengerjap, kesadarannya sudah kembali setelah tadi sempat hilang gara-gara ulah Raka. Kalau diingat lagi rasanya malu, dia mungkin mengerang meski ditahan berkali-kali. Namun ternyata suaminya juga melakukan hal serupa, tapi bedanya Alisa lebih sering.

Apa tadi bisa disebut mengerang? Atau mendesah..? Duh Alisa malu!

"Kok diem?" Jemari Raka terulur mengusap surai Alisa. Dia bahkan belum berniat memakai penutup tubuh, ada sisa keringat masih menempel. Raka sendiri awalnya tidak menyangka kalau Alisa memperbolehkan ia masuk lebih dalam. Namun akhirnya dia merasakan bagaimana tubuh sang istri menerimanya dengan lebih terbuka. Di satu titik ia sadar jika Alisa juga menginginkan hal serupa.

Raka sudah lelah berkode, kalau Alisa terbuka kenapa harus menunggu setelah resepsi?

"Aku.. gak apa-apa." Alisa bingung bagaimana cara ambil baju yang sudah bertebaran. Lebih bingung lagi kalau balik badan lihat badan Raka yang... ugh! Alisa menggeleng berkali-kali merutuki pikirannya yang sangat kotor.

"Pake selimut."

Alisa masih diam, namun tak lama ia merasakan pergerakan di balik punggung. Lalu hangat menyapa, Raka meletakkan selimut di atas tubuhnya. Refleks Alisa menarik selimut menutupi hingga leher.

"Sakit?"

"Sedikit." Alisa memberanikan diri untuk duduk namun tetap memunggungi Raka. Secepat mungkin menggulung tubuh dengan selimut, Alisa beranjak dari sisi ranjang. Membiarkan Raka hanya terdiam menatap.

"Mau ke mana, Ta?"

"Pipis...." Malunya Ya Tuhan. Suara Raka bahkan terdengar sangat lembut. Ini tidak seperti Raka yang Alisa kenal kadang keluar jutek bin galaknya.

Bahkan cara berjalan Alisa tidak seperti biasa, bukan karena kaki yang masih cidera namun pada bagian tubuh yang tadi telah dimasuki Raka.

Ternyata rasanya seperti ini.

..

Duduk di atas closet, selimut masih menutupi tubuh hingga sebatas dada. Alisa serepot itu masuk kamar mandi. Dilihatnya leher sampai dada terdapat tanda peninggalan Raka. Apa sehebat itu mereka berhubungan badan? Alisa bingung harus bagaimana. Dia sudah melanggar perjanjian yang dibuat di awal pernikahan untuk menjaga keperawanan sampai dengan pernikahan resmi dua minggu lagi.

Cinta Untuk RakaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant