9. Seperti Mimpi

833 186 12
                                    

Seungwan berjalan ke arah ruang dokter Jungsoo. Seniornya di bidang yang sama. Semuanya punya kemungkinan. Seperti mungkin saja hasil diagnosanya mengenai hasil rongten Chanyeol salah. Bisa saja itu hanya sebutir nasi yang belum turun ke lambung Chanyeol. Meskipun rasanya kemungkinan yang dia pikirkan adalah hal yang tidak masuk akal.

Kebetulan, Jungsoo baru saja selesai memberikan pelayanan kepada salah satu pasiennya. Seungwan tersenyum lalu membungkuk sedikit. Bergeser memberikan ruang kepada sang pasien agar bisa melewatinya.

Jungsoo melepaskan jas putihnya. Digantungnya. Dan dibereskannya meja kerjanya. Sementara Seungwan berdiri resah sambil masih menggenggeam hasil rongten Chanyeol. Menatap Jungsoo agar seniornya itu bisa menegurnya. Menanyakan alasan kenapa dia ada di sana.

Seungwan masih ingin mencari pembenaran. Dia ingin memastikan apapun yang dia duga adalah salah. Jadi dia akan bertanya kepada Jungsoo. Apa yang terjadi terhadap pemilik hasil rongten itu. Tidak apa-apa dia jadi dokter yang tidak kompeten karena sempat salah mendiagnosa. Asal, Chanyeol tidak apa-apa. Tidak ada satupun yang salah pada dirinya.

"Kenapa Seungwan? Duduk sini, kalau ada yang mau ditanya," kata Jungsoo.  

Seungwan duduk, menghadap Jungsoo, lalu menyerahkan hasil rongten yang dia bawa sejak tadi. Hatinya bergemuruh resah. Ada sebagian tak ingin tahu. Sebagian lainnya, terus menguatkan dan bersikap optimis. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Itu hanya kesalahan rontgen.

Jungsoo segera melihatnya, di atas sebuah meja berlampu. Dia menerawan apa yang ada di dalam gambar hitam putih itu. Kemudian dia menautkan kedua alisnya. "Punya siapa ini?" kata dia.

Seungwan diam. Tidak berani menjawab. Atau gemuruh di hatinya begitu besar. Karena dia masih membenarkan alasannya, bahwa mungkin itu bukan gambar milik Chanyeol. Bisa jadi itu milik orang lain. Jadi dia tidak mau membalas ucapan Jungsoo.

"Aku belum tahu pasti. Ini hanya diagnosaku sementara. Tapi, jika kamu juga belum tahu dan belum melakukan pemeriksaan lebih lanjut, aku sarankan, untuk mencoba tes MRI atau Echokardiogram. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada pasien ini," Jungsoo mengalungkan kaca matanya. Menyerahkan hasil rontgen itu.

Seungwan sudah terlatih untuk menemani pasien untuk melakukan beberapa tes. Dan apapun tes yang disebutkan oleh Jungsoo, adalah diagnosa kecil, jika ada tumor di dalam jantung yang dia lihat.

Kalau ini bukan kesalahan Jennie yang mengirimkan foto itu kepadanya. Atau bukan salah mesin rontgen. Juga bukan salahnya mendiagnosa. Maka bisa disimpulkan, jika Chanyeol sedang sakit parah. Tanpa dia ketahui. Dan mungkin sedikit terlambat. Jadi, ketika Seungwan masih berada di dalam ruangan Jungsoo, air matanya jatuh beitu saja. Dia ketakutan setengah mati.

Dan Jungsoo berusaha memahami. Kalau gambar yang tadi dia lihat adalah milik salah satu dari orang yang Seungwan cintai.

XXX

Chanyeol memesan twoshot. Sementara Baekhyun memeasn milkshake. Keduanya memang menyukai hal yang berlawanan. Tapi itulah yang Chanyeol dan Baekhyun rindukan. Saat masa-masa kuliah mereka penuh dengan pertikaian.

Belakangan Baekhyun memang lebih sering mampir ke Korea setelah terbang melanglang-buwana. Lebih sering untuk melihat perkembangan hubungannya dengan calon istrinya. Akhir tahun ini, Baekhyun dan Taeyeon memutuskan untuk menikah. Setelah pacaran beberapa dekade lalu. Kemudian putus dan kembali berpacaran di awal tahun ini.

"Jadi, Seungwan kapan mau dinikahi, Chan?" Tanya Baekhyun, memecah keheningan.

Mungkin sudah usianya. Chanyeol semakin sering mendengar kata menikah belakangan ini. Meskipun Seungwan tidak mengatakannya sama sekali. Tapi, dia menjadi terganggu. Mungkin ya, nanti dia akan menikah. Tapi tidak dalam waktu dekat. Makanya sekarang, demi membalas pertanyaan Baekhyun yang tidak ada jawabannya itu. Chanyeol hanya mengendikkan bahunya.

Atrium ✔Where stories live. Discover now