I

5K 220 16
                                    

Kayla putri nadira seorang gadis remaja yang masih belum sadarkan diri, dari 15 hari yang lalu. Kini ia telah dirawat dirumah sakit setelah ambulans datang untuk menolongnya dari insiden tersebut, walaupun sekarang keadaan nya sedang koma

Di sudut ruangan, seorang wanita berumur 30an masih setia menunggunya. Ya, dia adalah ibunda kayla. Sri, itulah nama yang sering orang-orang gunakan untuk memanggilnya

Mereka bukanlah dari keluarga kaya, tetapi bisa di golongkan kedalam kategori mampu. Kayla adalah anak tunggal, maka dari itu orangtuanya amat sangat menyayanginya

Sri menatap kosong ke arah brangkar, tempat dimana putrinya terbaring lemah. Harap-harap, ketika putrinya sadar dari komanya nanti, ia ada di sampingnya

Benar saja, tak lama setelahnya kayla terdasar. Pertama kali yang bisa ia tangkap dari indra pendengarannya ialah bunyi alat-alat medis yang menopangnya selama dalam masa koma

Akhirnya, setelah 15 hari ia tidak sadarkan diri. Perlahan matanya terbuka, ia dapat melihat cakrawala dan sinar lampu yang terang

"Bun... Bun.. Bunda.. " panggilnya lemah

Mengetahui anaknya sudah sadar dan baru saja kayla memanggilnya, Sri langsung bangkit dan bergegas menghampiri

Ia gembira sekali, segera ia menekan tombol untuk memanggil dokter yang menempel tepat diatas brangkat kayla

"iya sayang ini bunda ... Kamu mau apa sayang" sahut Sri gembira

"haus bun.. Haus.. " ucapnya sembari mengeluh lemah tenggorokannya

Memang semenjak 15 hari ini, tak ada asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulutnya. Hanya obat dan cairan infus lah Yang menjadi santapan dikala ia tak sasaran diri

Melihat anak nya yang keharusan,  Sri  langsung menyambar minuman botol serta sedotan dan langsung diberikan kepada kayla

Tersisa setengah botol air mineralnya, tampaknya kayla begitu haus

"udah sayang, apa yang sakit?" tanya Sri

"kepala kayla " jawabnya lemas sembari memegang kepalanya yang terbalut perban

"kenapa kepalanya sayang?" tanya Sri dengan nada sedikit panik

"kepala kayla nyeri bun.. " keluhnya masih terus memegang kepala

Melihat reaksi kayla yang terus memegangi kepala nya, Sri langsung menyuruh Ridwan -  suaminya, untuk memanggil dokter

Tak lama setelahnya dokter beserta perawat pun datang untuk memeriksa keadaan kayla

"kenapa lama sekali dok? Saya sudah dari tadi memencet tombol untuk memanggil dokter agar segera mengecek anak saya yang baru saja siuman dari masa komanya" komplin Sri tak habis pikir dengan pelayanan rumah sakit itu

"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya bu, sebenernya ini bukan jadwal saya. Tetapi teman saya berhalangan untuk hadir, maka dari itu saya yang menggantikan dan baru saja tadi saya sampai disini lalu diberi tahu oleh perawat kalo bel kamar ini berbunyi" jelas dokter tersebut, terlihat dari raut wajahnya begitu amat bersalah

Sri mengerti dan tak ingin memperpanjang lagi "jadi, bagaimana keadaan anak saya?" tanyanya

Dokter itu tersenyum "alhamdulillah, kondisinya mulai stabil. Mungkin nyeri di kepalanya itu timbul karena efek dari bius yang mulai habis juga akibat dari benturan waktu itu " jelas dokter itu

Dear Letnan (REVISI) Where stories live. Discover now