[BL] The Cutest Height Difference ✔

Chapter 5

Qiao Yu terpaksa tetap terkunci di rumah bak sangkar emas ini. Dia membawa telepon, tapi rumahnya tidak memiliki telepon yang bisa dia hubungi. Dia tidak tahu bagaimana cara berhubungan dengan Feng Shou.

Neneknya dalam kesehatan yang buruk dan dia khawatir kalau dia memiliki sesuatu terjadi padanya, bajingan itu tidak akan peduli.

Qiao Yu duduk dengan cemas di tempat tidur. Dia tidak lagi peduli tentang apa yang akan dilakukan Feng Shou pada tubuhnya; neneknya adalah satu-satunya kerabatnya yang tersisa.

Tapi menjadi gelisah adalah pemborosan energi yang sia-sia

Pada satu atau dua pagi, ponsel Qiao Yu berdering.

Meskipun suara di ujung sana sedikit berubah, dia masih bisa mengenali kalau itu adalah suaranya sendiri.

Itu Feng Shou!

Qiao Yu dengan cepat bertanya: "Bagaimana kabar nenekku? Bagaimana kabar nenekku? "

"Nenek baik-baik saja."

Qiao Yu menghela nafas lega.

Feng Shou kemudian berkata: "Kenapa kau masih di dalam? Keluarlah dan bawa uang. "

Qiao Yu tidak berdaya: “Ayahmu menyuruh orang-orang mengawasiku. Bagaimana aku bisa melakukannya? "

“Ada brankas kecil di bawah tempat tidurku. Apa kau melihatnya?"

Qiao Yu melihat ke bawah tempat tidur dan menempelkan pipinya ke lantai. Benar-benar ada brankas berbentuk persegi panjang,

"Aku melihatnya. Aku melihatnya. ”Jawab Qiao Yu.

Lalu Feng Shou berkata: "Di laci kedua dari kabinet paling kiri ada empat sprei."

Qiao Yu berlari dan memeriksa. Seolah orang di ujung sana bisa melihat semuanya, dia mengangguk setuju.

“Sekarang ikat kain-kain itu dan turun melalui jendela belakang. Dinding rumahku rendah jadi kau bisa dengan mudah menskalanya. Ingatlah untuk membawa brankas. "

Qiao Yu berlari ke jendela belakang dan melihat ke bawah, "Aku agak takut!"

"Apa yang kau takutkan?! Kau berada dalam tubuhku yang kokoh dan kau masih takut! Cepat, aku menunggumu di balik pagar! "

Qiao Yu berpakaian, menempatkan brankas di dalam tas sekolahnya dan mulai menghubungkan seprai.

Ini adalah satu-satunya waktu dalam seluruh hidupnya dimana dia melakukan sesuatu yang dia akan lihat dilakukan di film.

Saat Qiao Yu memanjat dinding, dia melihat Feng Shou berjongkok di sisi dinding dengan tusuk gigi di mulutnya.

Feng Shou berdiri dan berjalan ke arahnya.

Qiao Yu berlari dan menarik orang lain ke pelukannya. Dia belum melihat seorang kenalan untuk waktu yang lama dan, meskipun itu adalah wajahnya sendiri, dia masih merasa sangat menawan.

Feng Shou batuk beberapa kali di lengannya. “Adik laki-laki, adik laki-laki. Lakukan sedikit lebih lembut. Tidakkah kau menyadari seperti apa kondisi tubuhmu saat ini ?! Apa kau ingin mencekikku sampai mati ?! "

Qiao Yu dengan cepat melepaskan cengkeramannya, "Maaf, maaf!"

Di dalam brankas Feng Shou, selain dari dua cek, sisanya adalah uang tunai.

"Kenapa kau membutuhkan banyak uang?" Qiao Yu ingin tahu.

"Nenekmu tiba-tiba mengalami stroke kemarin," kata Feng Shou.

Qiao Yu menjadi khawatir, “Ah ?! Lalu aku …… Kenapa ?! ”

"Ini karena sudah tua. Kasus yang ringan. "Feng Shou menepuk punggungnya dan menghiburnya," Kalau dia tidak menghentikan obatnya, itu akan baik-baik saja. "

"Ah ?!" Alis Qiao Yu berkerut bersama dan dia merasa sangat sedih. Dia dan neneknya selalu mengandalkan satu sama lain. Kalau neneknya ........ Xiao Yu mulai menitikkan air mata.

"Dia masih baik-baik saja!" Feng Shou mengguncang brankas yang berat itu. "Ada uang, itu bukan masalah besar."

"Tapi itu uangmu ..." kata Qiao Yu.

"Aku ada di tubuhmu sekarang. Uangku adalah uangmu. Jangan khawatir tentang itu. "

Bahkan, Feng Shou juga merasa sedikit bersalah. Dia tidak memiliki nenek dan ayahnya tidak pernah ada. Untuk pertama kalinya, ia menikmati perasaan dirawat oleh orang yang dicintai dan dengan rakus tinggal selama beberapa hari di rumah Qiao Yu.

Pagi ini, nenek Qiao Yu merasa sangat pusing. Dia membawa penatua ke rumah sakit untuk diperiksa dan diberi tahu kalau itu stroke ringan.

Dokter mengatakan kalau dia perlu minum obat terus-menerus tapi penatua tidak mau menerimanya dan menyeret cucunya kembali ke rumah mengatakan kalau uang itu untuk biaya universitas cucunya.

Feng Shou dengan ringan menyarankan untuk menggadaikan rumah itu.

Penatua bersikeras: "Itulah yang ditinggalkan orang tuamu untuk istrimu."

Mendengar ini, hati Feng Xiao terasa tidak nyaman. Sejak dia muda, uang hanyalah angka untuknya dan dia tidak perlu khawatir tentang hal itu, tapi sekarang, untuk nenek Qiao Yu dan Qiao Yu, uang yang sama bisa menyelamatkan nyawa.

Feng Shou tidak memiliki cinta. Di dunianya, bisa dirawat itu sangat mahal dan tidak bisa dibeli dengan uang. Adapun Qiao Yu, itu justru sebaliknya. Keluarganya kekurangan uang. Kebaikan apa yang bisa dibawa cinta? Tanpa uang, kesulitan mereka tidak bisa diselesaikan.

Dia tersenyum pahit. Rencana macam apa ini?

Untungnya, Tuhan sangat dermawan dan mengizinkannya bertukar tubuh dengan Qiao Yu. Kalau tidak--

Qiao Yu berjalan menyeberang ke sisi Feng Shou dan menundukkan kepalanya. Suaranya sangat menyedihkan, "Aku ingin melihatnya ..."

“Lalu bagaimana dengan ayahku? Kau seharusnya tidak terlihat di siang hari bolong. Kau baru saja melarikan diri dan seprai masih tergantung di luar jendela. Ayahku pergi ke perusahaannya pada pukul lima, apa yang akan kau lakukan kalau dia melihatnya? Kau tidak akan bisa keluar lagi di masa depan. "

Qiao Yu merasa sangat bersalah: "Feng Shou, kapan kita bisa bertukar tubuh kembali?"

Feng Shou menjawab tanpa daya, “Aku bahkan tidak tahu bagaimana kita menjadi seperti ini. Aku berpikir bahwa kalau kau ingin melihat nenekmu, aku bisa membeli ponsel besok dan kau bisa melakukan panggilan video. "

Lalu Qiao Yu berkata: "Apa yang harus kulakukan kalau nenekku merindukanku?"

Feng Shou: "Aku ada di sisinya setiap hari, kenapa dia merindukanmu ?!"

Qiao Yu tidak memiliki opsi lain. Dia juga tidak bisa memikirkan cara lain untuk menyelesaikan dilema mereka saat ini. Pertukaran jiwa ini - kenapa ada orang yang percaya ?! Rumah sakit mungkin akan memperlakukannya sebagai kasus mental.

"Baiklah kalau begitu. Ayo lakukan panggilan video. "