Berisi oneshot karya author-author ketjeh yang merupakan member Grup Kepenulisan @We_Escreator. Dengan menggunakan tema; Nama Benda dan cast; Produce X 101.
Tokoh utama di sini, semuanya member Produce X 101... siapa tahu ada bias kalian. Jadi, ayo...
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
•••
Pagi itu, suara gaduh memenuhi ruangan salah satu kediaman keluarga Son. Eits! Itu bukan suara gaduh Eomma yang tengah sibuk memasak di dapur. Bukan juga suara bising motor Dongwoon yang selalu dia starter setiap pagi. Melainkan, suara itu berasal dari kamar salah satu anak bungsu di keluarga Son, Son Dongpyo.
Ya. Anak laki-laki itu tengah sibuk mondar mandir mencari perlengkapan sekolahnya. Tak jarang, dia juga membuang asal barang-barang yang tidak ia perlukan, atau menghalangi kesibukannya mencari keperluannya. Seperti, membuang baju karena tak kunjung menemukan seragamnya, atau melempar buku sekolah yang bukan mata pelajaran hari ini.
Sembari mencari, mulutnya tak henti mengumpat merutuki kebodohannya. Dia terlalu asik bermain game sampai larut malam dan lupa waktu, hingga ia lupa jika besok hari senin dan ia harus berangkat ke sekolah. Alhasil, anak itu bangun kesiangan dan berakhir dengan uring-uringan.
Dongpyo meraih kaos kaki yang berada di dalam sepatu kemudian memakainya, disusul sepatu hitamnya. Ia lalu bangkit dan berlari meraih tasnya. Suara krincing terdengar nyaring ketika Dongpyo mengayunkan tas itu ke punggungnya. Anak itu bergegas keluar kamar sebelum menuruni anak tangga dan berlari ke arah garasi.
Dongpyo menghampiri sepedanya, kemudian menaikinya.
"Ahjussi, aku berangkat sekolah dulu, ya!" Dongpyo berteriak ketika ia sudah keluar dari garasi dan melihat Ahjussi Jung tengah memotong rumput di taman halaman rumah.
"Ne, Tuan muda."
Dongpyo mengayunkan sepeda itu menuju rumah mewah yang berada di sebelahnya.
