✧°. Never come true

77 3 0
                                    

Endroll © Segawa
.
.
.
.

[Russel Seager x Reader]

.
.
.
.

Kau terbangun di atas ranjang berwarna putih milik mu, mata mu mengerjap-ngerjap sebelum akhirnya menatap ruangan mu dengan tatapan datar.

hari ini datang lagi.

Entah untuk yang ke berapa kali nya kau teringat bahwa dunia ini tidak nyata. Kau sudah mati di dunia nyata, sedang kan orang yang membunuh mu ada di dalam dunia ini .

Kau satu-satu nya yang memiliki ingatan tentang kejadian sebelum nya, tentang Dogma dan Cody yang terbakar di dalam gereja, Tabasa yang dihantam oleh Russel, Gardenia yang di dorong dan lainnya. Kau mengetahui semua itu, mau bagaimana pun juga kau adalah stalker Russel, di bunuh oleh nya? Kau sudah tahu pasti ia akan membunuh mu. Dengan alasan yang jelas tentu nya. Tapi kau tidak menyangka akan di berikan kesadaran secara utuh di dunia mimpi milik Russel ini, apalagi ini sudah lewat hari ke-tujuh yang berarti Russel di dunia nyata juga pasti sudah mati.

Kau menuruni kasur dan mengganti pakaian milik mu, dan beranjak keluar. kau akan bertemu dengan informant hari ini. Oh, tentu nya garis bawahi jika Informant berani melakukan sesuatu pada mu, kau harus memastika Informant tidak baik-baik saja. Selama sehari penuh.

"Ohhh, [name]-chann!! Kau sudah bangun ya? Pagi sekali, biasanya jam 9 kau baru bangun!" pemilik surai biru kehitaman yang tertutup oleh jaket berhoodie hijau itu menyapa mu, kau menoleh dan menatap datar ke arah Tabasa, "aku ada urusan hari ini, makanya aku bangun pagi-pagi" ucap mu kemudian berjalan menuju Infor!mashun.

.
.
.

"oii, bocah sialan nomor 2!!" kau berjalan masuk dan mendapati Informant yang sedang duduk santai sambil memainkan game di tv nya, sementara botol bir nya tergeletak di atas meja.

"hei hei, jangan memanggil ku bocah sialan, aku memberi informasi pada mu kan? Lagipula aku lebih tua dari mu" ucap Informant sambil meletakkan stik PS nya.

"terserah saja, lagipula ini aneh, kau seharus nya menghilang!" ucap mu

"Hahaha, kelihatannya kau memiliki ingatan yang tajam ya, semua ini terlihat seperti game bukan? Tentang Russel dan Ending yang di milikinya. " Informant menatap ke arah mu sambil tersenyum.

"Tapi ya, ini kan pilihannya, dia ada di dalam sini karena dia tidak berani untuk bangun. Lagipula siapa yang peduli aku masih ada? Aku kan last boss nya jadi sah-sah saja aku disini" ucap Informant.

"entah mengapa rasanya aku jadi kesal, kalau aku beri tahu Russel kira-kira dia akan melawan mu tidak ya? " kau menggembungkan pipi mu kesal.

"ehh--jangan dong :( oh ya, kau kesini karena ingin informasi kan? Informasi apa yang kau ingin kan? Nanti aku kasih tahu deh, khusus hari ini aku ga bakal bercanda buat ngasih jawabannya" Informant mulai agak kalang kabut untuk mencegah informasi bocor itu. Ya iyalah, kalo info nya bocor Russel bisa naikin guilt level lagi dong.

"beri tahu aku cerita-cerita di dunia yang bisa mengabulkan permohonan! "

.
.
.
.
.

"...ahh, [name]... Kupikir siapa.... " seorang anak lelaki yang sangat mirip dengan Informant menoleh ke arah mu

"kau tidak biasanya akan datang ke tempatku, ada apa? " Russel bertanya sambil memandang mu dengan tatapan aneh.

" Sekarang hampir jam 11:11 kan? " ucapmu.

"Ya, memang nya kenapa? "

"kau tahu kalau pada jam 11:11 itu bisa mengabulkan permohonan? "

"Tidak, dan untuk apa aku percaya dengan mitos pengabul permohonan? Tidak berguna kan, toh semua nya sudah terjadi. " Ucap Russel

"Aku cuma tanya lho-tidak ada maksud tersembunyi--" kau mengucurkan keringat dingin, modus mu udah ketahuan kaya nya.

"yah, kalau bisa mengabulkan permohonan, aku punya satu permohonan, "

Kau menatap Russel sambil tersenyum, kau sudah mengira-ngira apa yang akan menjadi permohonannya

Dan tebakan mu itu tepat.


.
.
.
.

"Aku berharap semua ini tidak terjadi, saat aku membunuh yang lainnya, termasuk dirimu"

.
.
.
.
.





A/N: APA INI HAHAHAHA–

11:11Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ