Kamu Tetap Yang Terbaik

3.3K 410 261
                                    

Seongwoo memukul pahanya yang mulai lelah. Sudah hampir setengah jam dia dan Daniel berdiri di depan pintu kedatangan airport. "Niel, sodara kamu mana sih? Gak nyampe-nyampe."

Hari ini mereka berdua dapet mandat mulia untuk menjemput sepupu Daniel yang mau liburan di Jakarta. Sebenernya Daniel males banget, tapi Seongwoo maksa karena dia udah lama gak ke bandara. Dia kangen mau liat pesawat dari jarak dekat. Dasar bocah!

"Gak usah ngeluh. Kamu sendiri kan yang tadi pengen ikut jemput," ucap Daniel sedikit ketus.

Seongwoo langsung merengut sambil melihat ke arah sahabatnya yang lagi main game. "Ya maksud aku, emangnya kita gak bisa duduk dulu gitu? Atau usaha apa kek, nanya ke petugas misalnya kenapa pesawat sodara kamu belom landing juga. Gak perlu kan jawab ngeselin kayak gitu?"

Tanpa menunggu reaksi Daniel, Seongwoo berjalan pergi dengan kesal. "Eh, eh. Kamu mau kemana?" Daniel pun kelabakan mengejar sahabatnya.

"Mcdonalds! Aku laper!" Mendengar nada sentakan dari Seongwoo membuat pria samoyed itu memasukkan ponselnya ke saku celana. Ngambek ternyata si kucing kesayangannya.

Mereka berdua masuk ke dalam restoran. Bau kentang goreng yang baru mateng membuat perut Seongwoo tambah laper. "Udah sana duduk. Biar aku yang pesenin," ujar Daniel.

"Nggak mau. Aku mau pesen sendiri." Daniel cuma tersenyum geli sambil mengikuti sahabatnya yang masih ngambek dari belakang. Dia membiarkan pria itu memesan terlebih dahulu.

"Mau pesen apa?" Tanya mas-mas berseragam merah dibalik konter kasir. Seongwoo mengerucutkan bibirnya sambil berpikir.

"Paket cheese burger 1. Gak pake pickle. Minumnya diganti sama sprite." Seongwoo menengok ke belakang. Iya, itu Daniel yang jawab, bukan Seongwoo.

"Gak usah sok tau deh," ujar Seongwoo kesal.

"Loh emangnya salah?" Tanya Daniel seolah menantang.

Sekali lagi Seongwoo merengut. Ngeselin banget punya sahabat yang serba tau kayak Daniel. Ia menengok lagi ke arah kasir. "Itu aja mas pesanannya."

"Tunggu mas. Tambah satu lagi paket Big Mac. Minumnya cola terus upgrade jadi large ya." Daniel mengucapkan pesanan miliknya sambil mengeluarkan kartu debit.

"Niel-"

"Udah jangan berisik! Aku yang bayarin." Seongwoo langsung menutup mulutnya. Walaupun dia lagi sebel sama sahabatnya, lumayan juga kan kalo dibayarin.

Mereka berdua pun duduk di pojok dekat kaca. Daniel tersenyum saat melihat Seongwoo makan dengan lahap. "Dududuh. Laper banget ya kembarannya Ori?" ledek pria itu sambil mengacak pelan rambut Seongwoo.

"Ih tangan kamu kan berminyak abis megang kentang!" Teriak Seongwoo sambil cemberut.

"Hahaha! Nggak kok. Jangan cemberut terus kek. Minta dicium ya bibirnya sampe dimajuin gitu?" ujar Daniel sambil mencubit hidung Seongwoo gemas.

Seongwoo menendang kaki Daniel. "Nggak! Btw, sodara kamu tuh yang dulu galak banget terus ompong itu kan? Sekarang dia kayak gimana? Masih ganteng gak?"

Daniel mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan terakhir Seongwoo. "Ganteng? Dia mana pernah ganteng sih, Woo? Kalo dari fotonya sekarang dia gendut, dekil, jerawatan. Pokoknya gak banget."

"Masa sih? Padahal dulu kecilnya ganteng. Yaaah sayang banget..." ujar Seongwoo sambil menyuap cheese burger miliknya.

Setelah keduanya selesai makan, mereka berjalan kembali ke pintu kedatangan. Dilihat dari pemberitahuan di papan, seharusnya sepupu Daniel udah mendarat dari 10 menit yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chocolate BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang