#On Mood Series 1
(Bukan 18+)
"Chi, Malam ini kita bikin Amo junior ya." -Amo Rayhanda diningrat
"Mo... Chila gak tau cara bikinnya, hiks." -Chila Azkiya
"Meong meong." -Saga
Hanya cerita tentang kehidupan Amo dan Chila yang sebenarnya gak penting-p...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
"Udah bawa pengaman tapi gak dipake. Dasar anak jaman sekarang!"
Gue anak jaman dulu kali ah. Oke dari tadi gue gak dikasih kesempatan buat jelasin. Kesel juga lama-lama, mana si Chila malah gak berhenti nangis sambil sesegukan lagih.
Gue melotot ke arah dia, siapa tau kan dia ngerti bahasa qolbu. Bukannya dijelasin malah makin kenceng nangisnya. Ini anak kenapa ya?
"Inget Mo. Pasien lo kali ini punya masalah hati yang serius."
Tiba-tiba aja gue kepikiran kata-kata si playboy Raka sehari sebelum ngenalin gue sama Chila. Masih inget kan sama Raka? Nah dia itu ternyata sepupunya Chila, makanya kenal banget sifat dan latar belakang Chila yang terlahir dari keluarga militer ini.
"Besok saya pengen ketemu sama keluarga kamu. Pokoknya kamu harus tanggung jawab, ya." Mama Chila langsung narik tangan gue, buset dah tenaganya besar banget kayak anaknya. Body-nya doang feminim dalamnya gak jauh beda sama Mama gue.
"Sekarang kamu pulang!"
Ceritanya gue diusir nih? Yaelah hancur berantakan malam minggu pertama gue sama Chila. Jangan ngetawain gue! Gue lagi sedih bukan lagi ngelawak.
Gue langsung nelpon si Raka, gue ajak ketemuan di cafe tempat gue sama temen-temen nongkrong dulu.
🌰🌰🌰
Si Raka kemana ya? Kok lama banget, mana udah jam 11 malam. Jangan bilang kalau dia lagi sibuk ganti popok anaknya lagih, tuh temen gue satu memang playboy waktu SMA-nya tapi sekarang dia udah nikah, malahan seminggu yang lalu baru aja jadi Ayah, bahagia banget kan hidupnya.
"Eh Mo," sapa si Raka.
Ternyata dia gak sendiri melainkan bersama si Dani temen gue juga waktu SMA--cuma udah lama gak ketemu. Jadi agak asing aja sama penampilannya.
"Apa kabar Mo? Masih suka mainin cewe?" Gue menjabat tangan Dani sambil tertawa garing. Boro-bori mainin cewe, yang mau sama gue aja gak ada.
"Baik. Lo sekarang gimana?" tanya gue, sementara si Raka udah mesen 3 cangkir kopi buat kita bertiga.
"Allhamdulilah baik juga. Sekarang gue lagi sibuk ngurusin sekolah anak, dia bentar lagi masuk SMA."
Jleb
Ternyata memang cuma gue yang masih menjomblo berkutat dengan sabun di kamar mandi.
"Ngomong-ngomong tumben nih lo manggil gue." Suara ngebass itu berasal dari Raka.
"Ini ... Masalah Chila."
"OH CHILA. CIEE." Dia nepuk pundak gue sangat-sangat keras.
"Cie-cie palalu. Gue didesek nikah nih sama nyokapnya."
