7. Usually

118 8 0
                                    

Rendra Marchelino.

Rendra membuka pintu kamarnya dengan tawa yang sedari tadi menghantuinya karena berhasil menjahili Nasya.

"Eh siapa nih?" Melihat ada seseorang di atas tempat tidurnya Rendra terkejut dan mulai membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh hingga wajah orang itu.

"Etdah... woyy mulut mercon bangun lo kira ni kamar, kamar lo apa?"

"Hmpph.. paan sih pinjem bntar doang kok, kamar gue ada kecoaknya" Ucap Lia dengan nyawa masih belum sepenuhnya.

"Mumpung gue baik pake aja kasur mahal gue" Ucap Rendra sembari duduk di samping Lia yang tertidur. Mendengar ucapan Rendra, Lia semakin erat memeluk bantal kesayangannya dan kembali terlelap dalam tidurnya.

Rendra membuka ponselnya dan menatap foto seorang gadis cantik yang sedang duduk sendirian di sebuah kursi taman dengan senyuman manisnya. Bukan reaksi kagum yang diberikan oleh Rendra akan tetapi tawa menggelegar memenuhi seluruh kamar bernuansa hitam dan putih itu.

Rendra lupa bahwa Lia sedang tidur, ia menengok ke arah Lia sebentar untuk memastikan jika Lia masih tidur, Syukurlah Lia masih setia dengan mimpi indahnya, jika Lia bangun bisa-bisa Rendra akan habis dipukuli oleh Kakak perempuannya itu.

Sekali lagi ia memandangi foto gadis itu ia tertawa terbahak-bahak. Jika melihat foto gadis bernama Nasya itu Rendra selalu teringat akan perbuatan jahilnya pada Nasya dan itu membuat Rendra senang sampai tidak bisa menahan tawanya. Ya, Rendra berhasil mengambil foto Nasya tanpa sepengetahuan Nasya saat menunggu jemputan tadi.

Sekali lagi ia melihat sekilas foto itu ia tertawa lagi dan lagi, kemudian...

"Wihh siapa tuh pacar lo ya?" Tiba-tiba Lia muncul entah kapan dia terbangun dari tidurnya.

"Dasar lo ngagetin aja, ini bukan pacar gue tau, ga bakalan gue jadiin pacar ni cewek"

"Udah jujur aja cantik kok, bilangin dong punya bantal kesayangan apa ngga? klo punya gue pinjem bentar boleh gak?" Tanya Lia dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Rendra malah tertawa lagi bahkan lebih keras dari sebelumnya.

"Eh anak orang malah ketawa, buruan gih tanyain"

"Muka lo tadi" Masih dengan tawanya.

"Hah apa muka gue udah ga cantik lagi? aduh gawat nih" Sembari mencari-cari sesuatu, ya tentu saja cermin kecilnya.

"Muka lo tiba-tiba kayak monyet"

"Adek ga berguna, dasar gila lo" Sembari memukul kepala Rendra. Tapi anehnya Rendra malah tertawa. Jika teringat kata-kata 'dasar gila lo' itu mengingatkannya dengan Nasya karena Nasya sering mengolok-oloknya dengan kata itu, dan jika teringat Nasya itu langsung mengingatkannya pada kejahilannya pada Nasya tadi dan otomatis Rendra pun tertawa karena lucu.

"Gila, gila, gila, ketawa teross sampe mati" Ucap Lia sembari meninggalkan Rendra yang tengah menikmati tawanya dalam kesendirian.

***

Nasya Marissa.

Setelah 3 menit menyegarkan dirinya dengan air dingin, Nasya mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna peach dan rok mini berwarna oranye. Sebenarnya Nasya masih ingin berlama-lama di kamar mandinya namun apa daya perutnya sekarang kian menjadi-jadi karena kelaparan yang tiada tara. Nasya melangkahkan kakinya menuju meja makan yang terletak di lantai bawah.

"Mbok Wati, yuhuuu mana makanan Nasya?" Ucap Nasya dengan mata yang berbinar-binar.

"Udah ada di sana lengkap sama susu putihnya"

"Makasih Mbok"

"Mbok, Mama belom pulang?" Dengan mulut penuh dengan nasi.

"Belom Non" Raut wajah Nasya seketika berubah menjadi sedih karena sekarang Mamanya lebih sering menghabiskan waktu untuk bisnis daripada untuknya.

Tengnong..

"Non Nasya bawa temen kesini?" Tanya Mbok Wati.

"Nggak tuh, coba Mbok liat" Ucap Nasya.

Mbok Wati pun menuruti apa kata Nasya dengan membukakakan pintu untuk sang tamu.

Berdetik-detik berlalu Mbok Wati kembali dengan sebuah paket dan sebuket bunga.

"Non ini paket buat Non Nasya katanya"

"Mbok taruh aja disitu" Ucapnya dengan tatapan seolah-olah tak peduli dengan pemberian tersebut.

Tanpa bertanya pun Nasya sudah mengetahui siapa yang mempunyai hobi memberikan sebuket bunga dan paket berisi barang-barang kesukaan Nasya, sampai kapan orang itu akan berhenti memberikan ini semua begitu lah pikirnya.

Anehnya rasa lapar Nasya yang sedari tadi menggebu-gebu hilang karena melihat pemberian itu. Dengan segera ia meminum susu putih kesukaannya sampai habis lalu pergi dengan membawa paket dan sebuket bunga itu menuju ke kamarnya.

"Belum abis makanannya Non"

"Simpen aja di kulkas Mbok" Teriak Nasya dari anak tangga.

Brak!!!

Nasya membuka pintu kamar dengan keras sampai membuat kucing tetangga yang sedang tidur terbangun dari mimpi indahnya.

Ia langsung mencari kontak seseorang dan mulai menekan tombol berbentuk seperti telepon. Nasya tak menyangka bahwa orang itu akan mengangkat teleponnya dengan sangat cepat.

"Wah gue ga nyangka lo bakal nelpon gue dulu Sya"

"Gausah ngarep gue cuma mau bilang berhenti ngasih gue sesuatu yang sama sekali ga gue butuhin"

"Oh maaf gue ga bisa, gue mau lo bisa cinta sama gue walaupun lo udah nolak gue berkali-kali"

"Rey, gue bilang berhenti!" Ucapnya dengan emosi yang sudah hampir sampai puncaknya.

Tutt...

Dan pembicaraan mereka berakhir begitu saja. Nasya melemparkan paket itu ke sembarang tempat. Demi menghilangkan emosinya karena pembicaraannya dengan Rey barusan, Nasya memutar lagu Spring Day yang dibawakan oleh BTS idolanya. Nasya sangat menghayati setiap bait liriknya, walaupun hanya sedikit kata yang Nasya tahu artinya. Dan saat-saat yang sangat ia tidak sukai akhirnya datang,

Drtt.. Drtt..

ponselnya bergetar pertanda ada yang sedang menelponnya, kejadian itu membuat Nasya berdecak sebal.

"Ganggu aja, siapa sih?" Karena penasarannya yang cukup besar, Nasya menggeser tombol berwarna hijau, ia memulai percakapan terlebih dahulu.

"Halo"

"Maaf siapa ya?"

"Eh, lu orang gila ya?!"

Nasya tak menyangka setelah ia mengatai orang itu, orang itu malah tertawa terbahak-bahak dan akhirnya..

Tutt..  Nasya mengakhiri telponnya.

Vote, comment aku tunggu selalu
Ajak tetangga, anak-anak yang masih di dalem kandungan buat baca BMAB ya gaess.

Salam ❣️

sffnhslsa_

Between Mathematics and Biology Where stories live. Discover now