F O U R T I E T H ; Don't Hurt Her

45.5K 6.6K 816
                                    

Target seperti kemarin. Dan misalnya target sudah terpenuhi dan aku belum update, itu berarti aku masih menulis, ya.

Gak kerasa udah part 40 aja :)

BEBERAPA hari sudah berlalu sejak Silia kembali pulang ke kerajaan Katias

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

BEBERAPA hari sudah berlalu sejak Silia kembali pulang ke kerajaan Katias. Dan semakin hari, penghuni kerajaan Altissimo semakin memperlakukan Oline layaknya seorang putri.

Tentu saja Oline merasa aneh dengan perlakuan asing ini. Makanan dihidangkan, gaun disiapkan, bahkan mandi pun ditemani. Rasanya kepala Oline ingin pecah. Dia tidak nyaman dengan semua pelayanan ini.

Tapi belakangan ini Oline jadi penasaran terhadap Lord. Walaupun dia sudah cukup lama tinggal di sini, namun dia tidak pernah memiliki kesempatan bertemu dengan penguasa dunia ini. Sebab yang Oline tahu, Lord tidak pernah berkeliling kerajaan.

Dan saat menanyakan perihal Lord, Kennan akan menyentil keningnya, seperti sekarang.

“Apa salahnya bertanya? Aku tidak pernah bertemu Lord, jadi mungkin kau bisa membantuku untuk bertemu dengannya.” Oline mengalungkan kedua tangannya di leher Kennan sambil menatap Demon itu dengan mata berbinar. Mencoba membujuk Kennan.

Kennan terkekeh lalu memeluk pinggang Oline. Dia mendekatkan wajahnya, lalu memberikan kecupan ringan di kening Oline. Suatu perlakuan yang paling dia sukai belakangan ini.

“Kau tidak takut aku cemburu?”

“Memangnya kau cemburu? Tidak, kan? Lagi pula Lord kan Ayahmu.” Tersadar jarak mereka terlalu dekat, Oline segera melangkah mundur.

Alis Kennan terangkat tatkala melihat tingkah Oline. “Kenapa?”

“Jaga jarak! Kau dan aku tidak punya hubungan. Lagi pula pertunanganmu dan Putri Silia belum putus.” Oline mengalihkan pandangannya lalu mencoba melihat buku-buku yang tersusun rapi.

Saat ini mereka sedang berada di perpustakaan istana. Sewaktu memasukinya, Oline langsung terperangah.  Rak buku tersusun sampai atas. Tapi anehnya, tidak ada tangga untuk mencapai rak atas.

“Kennan, aku tahu bagi kalian mengambil buku-buku di atas sana sangatlah mudah. Tapi apa kalian tidak kasihan melihat makhluk lemah sepertiku ini tidak bisa menggapainya?” ujar Oline dengan kata-kata dramatis.

Kennan terkekeh lalu menyentil kening Oline pelan. Sontak gadis itu meringis. Tadi dicium-cium, sekarang disakiti. Dasar. Gerutu Oline dalam hati.

“Perpustakaan ini tertutup bagi semua orang kecuali keluarga kerajaan.” Kennan menggenggam tangan Oline lalu mengajaknya berjalan mengelilingi tempat yang sangat luas itu. “Tentu saja tempat ini tidak dibangun untuk makhluk seperti kalian.”

“Makhluk seperti kalian?” tanya Oline ulang, merasa tersindir.

Demon itu melirik Oline sambil menyunggingkan senyuman miring. “Hm. Makhluk lemah, bodoh, dan tidak berdaya.”

Prince in a Dream ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora