4. Gibahin Anak Mami

66 10 1
                                    


“Kenapa lo?” tanya Chaeyoung yang sadar ekspresi Nara masam sekali sejak kembali ke kelas.

“Guanlin tuh kenapa ngeselin banget sih,” Nara mengepalkan tangannya kuat-kuat, sebagai bentuk pelampiasan rasa kekesalannya pada cowok tinggi yang baru dia temui itu.

“Dia ganteng tau, mana tinggi lagi, idaman,” kata Chaeyoung sambil melahap lolipopnya.

“Percuma ganteng kalo ngeselin,” Nara mendengus mengingat kelakuan cowok itu sama dia, sejak pertama kali ngobrol rasanya Guanlin gak pernah memberikan kesan baik sama Nara.

“Kata Siyeon pulang dari festival lo dianterin sama dia,” Cheyoung masih gak ngerti dimana letak ‘ngeselinnya’ seorang Guanlin, si cowok idaman cewek satu sekolah.

Gimana gak idaman coba, udah tinggi, ganteng, modis, jago olahraga pula. Asal tau aja, doi jago basket, dan gak cuma itu, dia juga ikutan ekstra kulikuler taekwondo.

“Iya, sepanjang jalan dia bikin gue sport jantung gila,” Nara kembali mengingat malam dimana dia dianterin pulang sama Guanlin, yang mana dari situ tumbuh benih-benih kekesalannya sama cowok tinggi itu.

“Kenapa? Dia gombalin lo?” tanya Chaeyoung penasaran, matanya sudah berbinar, siap mendengarkan cerita menye-menye dari Nara.

“HAH? MANA ADA? GUE SPORT JANTUNG KARENA DIA BAWA KEBUT-KEBUTAN, CHAENG!” jelas Nara, malah ngegas, bikin anak-anak yang ada di kelas jadi merhatiin mereka berdua.

Chaeyoung gak jadi sumringah.
“Ya kalem aja nyeti, mulut lo bacot bener,” Chaeyoung bergidik, gak heran kalau anak-anak kelas soak duluan sama Nara, padahal dia punya look yang lumayan menarik.

Gimana gak menarik coba, dia pakai kaos kaki beda sebelah aja gak ada yang ngetawain, malah banyak yang bilang kalau apapun yang dipakai Nara itu modis. Coba aja kalau Nara ramah sama orang-orang, pasti dia banyak banget yang idolain, gak ramah aja masih banyak adek kelas yang nyapa, gimana kalo ramah.

“Anter gue ke kantin deh ah elah laper gue,” Nara beranjak dari duduknya yang selanjutnya diikuti Chaeyoung.

“Singa laper nyeremin juga ya,” ujar Chaeyoung pelan banget.

“Apa?”

“Enggak.”

***

Nara sama Chaeyoung jalan keluar kelas, tapi seketika Nara ingin mengurungkan niatnya pergi ke kantin melihat segerombolan cowok-cowok anak kelas sebelah yaitu anak 12 MIPA 2 lagi nongkrong di depan kelas. Termasuk ada Guanlin disana, lagi pada ketawa entah menertawakan apa.

“Gak jadi ah Chaeng,” kata Nara sambil narik tangan Chaeyoung buat balik lagi ke dalam kelas.

“Kenapa?” tanya Chaeyoung heran.

“Lo berani lewatnya?” Nara menunjuk sekumpulan anak-anak cowok yang lagi pada baris berhadapan di depan kelas sebelah.

Chaeyoung mengalihkan pandangannya pada objek yang ditunjuk Nara.

Chaeyoung diam sejenak.

“Kenapa enggak?” kata Chaeyoung sambil mengibaskan rambut panjangnya, mengangkat dagunya tinggi-tinggi, lalu berjalan dengan percaya diri, gak lupa kembali mengemut lolipopnya.

Gak heran lagi kalau Chaeyoung ini anaknya sangat percaya diri, gak pernah peduliin nyinyiran orang, dan pemberani. Teman Nara yang paling agak ke-laki-lakian itu ya Chaeyoung.

Nara yang masih diam akhirnya ikutan jalan di belakang Chaeyoung. Asal tau aja, Chaeyoung itu cewek paling tinggi di antara teman-teman Nara lainnya.

Tinggi - GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang