Perthppe

575 82 32
                                    

New Prey

"Siapa pria itu, phi?" Perth bertanya pada New, kakak tingkat sekaligus sahabat baiknya.


Diperhatikannya sosok pria cantik yang berjalan menuruni tribun bagai Miss Universe. Ia menuju ke tengah lapangan tempat pria lainnya sedang menunggu sambil membawa karangan bunga.

'Damn, benar-benar romantisme picisan!' Sahut Perth dalam hati.

"Yang sedang menuruni tangga tribun? Saint Suppapong. Sang Femme Fatale paling terkenal tidak hanya di SWU, tapi juga seluruh universitas di Bangkok." New menerangkan dengan bangga pada Perth.

"Feme... apa?" Perth mengernyit tak mengerti. Bahasa dari mana lagi itu?

"Femme Fatale, Perth. Shiaaa... Itu lho, sebutan untuk wanita misterius nan cantik jelita namun berbahaya."

"Ohh.. sudah banyak korbannya?" Perth masih mengikuti pergerakan Saint yang sekarang tengah menelusuri lapangan, menuju korban selanjutnya. Atau begitu yang dipikirkan Perth.

"Ppffttt! Perth! Jangan sampai penggemar Saint mendengarmu berbicara seperti itu. Kau bisa-bisa habis dibully mereka." New menjitak dahi Perth ringan.

'I Do!' Menggema seantero lapangan dan sedetik kemudian riuh suara sorak sorai dan siulan memenuhi gendang telinga.

Perth memandang dua sejoli yang kini telah resmi menjadi pasangan kampus tengah berciuman mesra.

'Akhirnya aku menemukan mainan yang menarik' batin Perth sambil melengkungkan smirk andalannya.

Perth lalu menuruni tribun meninggalkan keriuhan itu diikuti oleh New.



********

Seberkas cahaya matahari sore menyeruak di sela- sela tumpukan buku yang berjejer rapi. Perth sedang menyusuri susunan rak - rak di perpustakaan lantai 5 itu seorang diri.

Tak ada satupun sahabatnya yang mau menemaninya. Jika bukan karena deadline tugas sudah didepan mata, Perth tak akan mau mengunjungi perpustakaan yang terkenal angker ini sendirian.

Sesekali ia menengok ke segala arah, berharap menemukan mahasiswa lain disana. Sekedar untuk mengurangi kegelisahannya, tapi nihil. Hanya penjaga perpustakaan yang sedang tidur di meja depan serta dirinya lah yang ada di ruangan besar itu.

Perlahan Perth semakin melangkah jauh ke dalam mencari lorong K7 tempat penyimpanan buku yang dicarinya.

Saat melewati lorong K5, sayup - sayup Perth mendengar suara yang sulit dijabarkannya. Seperti lenguhan tapi juga terdengar seperti suara tercekik. Sekujur tubuhnya tiba - tiba meremang, jantung Perth bertalu tiga kali lipat lebih cepat.

'Selama 19 tahun hidupku yang damai, akankah aku bertemu hantu kali ini?' Batinnya.

Walau pelipisnya mulai dipenuhi keringat dingin, rasa penasaran Perth lebih mendominasi. Dengan mengendap ia mendekati sumber suara aneh itu.

"Errghh... Ahk!" sayup - sayup suara itu mulai terdengar jelas. Saat mendekati tempat baca yang terletak di sudut remang, alangkah terkejutnya Perth.

Ia mendapati seorang lelaki sedang duduk, terlihat jelas dari gerakan tangannya ia sedang berusaha menuntaskan hasrat, sembari memperhatikan novel di depannya.

'Saint?' Batin Perth terkejut, saat mengenali siapa sosok lelaki manis itu.

Seringaian Perth tercetak jelas di wajahnya. Dengan cepat ia mengaktifkan mode silent pada handphonenya dan merekam aksi Saint. Tahu betul bahwa rekaman itu akan memudahkan segalanya.

Saat Saint mencapai puncak, Perth segera menghentikan rekamannya dan berjalan sepelan mungkin menuju lelaki manis yang masih berusaha mengatur nafasnya itu.

Perth akan membuat Saint mengingatnya dengan baik.

"Hi manis, perlu bantuan untuk membersihkannya?" Perth bersandar pada meja disisi Saint, menampilkan senyum terbaiknya. Senyum yang semakin lebar saat melihat mata Saint yang membulat lucu saat memandangnya.

'Seperti mata kelinci. Na rak~' Perth masih sempat membatinkan pujian untuk pria cantik ini.

Walau sempat terkejut karena ada orang lain yang memergokinya berbuat hal yang iya - iya di perpustakaan, Saint segera kembali menguasai keadaan.

"Bantuan apa yang kau tawarkan, tampan?" dengan gerak yang samar ia berusaha menghalangi pandangan Perth pada juniornya yang terekspose jelas dengan tangannya.

"Apa yang paling kau harapkan?" Perth mengerling nakal. Tak luput olehnya gerakan Saint yang berusaha menutup juniornya dari pandangan Perth.

"Bibirmu, mungkin?" Saint tak mau kalah.

"Auu, bibirku tak terbiasa mencicipi sesuatu yang kotor na khrap.." Perth menunjukkan wajah penuh penyesalan yang dibuat-buat. Sembari tangannya berusaha mengeluarkan sapu tangan dari saku belakang jeansnya.

Saint terlalu terkejut atas hinaan lelaki tampan yang belum dikenalnya ini. Harga dirinya memberontak namun ia tak bisa menemukan kata pembalasan yang tepat. Membuat emosi dalam dirinya mulai meningkat.

Saint hanya bisa mendongak membalas tatapan Perth dengan pandangan murka.

"Tetapi mencobanya sekali tidak akan membunuhku kan?" Dan tanpa aba - aba Perth menundukkan wajahnya cepat dan meraup bibir merah menggoda Saint, menyesap bibir itu dengan lembut namun tegas. Selesai memagut, lidahnya membelai lembut bibir bawah Saint, seakan menutup ciuman singkat itu dengan segel lidahnya.


Semua itu dilakukan hanya dalam waktu 5 detik. Ciuman itu sudah terlepas bahkan sebelum Saint sempat memberontak, tersadar dari rasa terkejutnya.

"Shiaaa, what the fuck!" Geram Saint, melemparkan pandangan membunuh pada Perth.


"Bibirmu terlalu manis untuk berbicara sekotor itu, sayang....." Perth menjatuhkan sapu tangannya diatas junior Saint.

"Nanti kembalikan saat kau sudah mencucinya dengan bersih ya. Freshman, namaku Perth." Lanjutnya sembari beranjak meninggalkan Saint menuju rak buku tujuannya.

'Dasar lelaki sialan! Aku akan membuatmu bertekuk lutut dihadapanku!' Saint mengumpat dalam hati sambil meremas kasar sapu tangan yang digenggamnya. Api dendam terlihat membara dalam pandangannya.


********





Hello, chapter 2 is up! Hahahaha 😆😆

I am such a bad writer, terlalu banyak ide tapi tak bisa menamatkan yang lainnya..

Gu Khod Tud na kha ✌🏻 😚😚


Jangan lupa kasi bintang and ngobrol sama aku yaaa~ I love to read all of your comment. hehe.

Mohon dukungan vomentnya yaa~~ 😘😘

Let's love PerthSaint as long as Forever 🖤❤️

With Love,

Haebyon

Homme FataleWo Geschichten leben. Entdecke jetzt