PROLOGUE 01

1.3K 59 3
                                    












*Krieet~*

Mataku yang baru setengah tidur langsung terbuka kembali, ketika samar-samar terdengar suara dari pintu kamarku—seperti ada seseorang yang membukanya.

Siapa? Siapa yang masuk ke kamarku malam-malam seperti ini, di saat semua orang tertidur lelap?

Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan dan semuanya tampak gelap, karena lampu yang sengaja kumatikan setiap aku ingin tidur.

"Mama? Siapa yang masuk kamar?"

Sembari tanganku meraba-raba, meraih, berusaha mencari tombol lampu terdekat yang terletak di atas meja—aku memanggil ibuku, tapi tidak ada jawaban.

Kenapa tiba-tiba menjadi horor seperti ini? atau jangan-jangan...

*Pluk*

"!"

Aku mendadak tegang saat kusadari seperti ada seseorang yang telah naik ke atas tempat tidurku, lalu sebuah tangan melingkari pinggang—memelukku dari belakang.

Siapa yang—!

"Kau harum... baumu sangat menggodaku..."

Suara itu. Suara dari seorang pria yang berbisik lemah bercampur dengan hembusan nafas hangatnya kurasakan berada di antara kulit leherku.

"Siapa kau?"

Dengan tenaga yang kupunya, aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Hampir berhasil, tetapi ternyata pria itu lebih kuat dan cepat dariku.

Dia menahan kedua tanganku sekarang, dengan posisinya yang berada di atasku—mengunci tubuhku, membuatku tidak bisa berkutik sama sekali.

Dalam suasana kamar yang minim cahaya ini, aku hanya bisa menangkap bayangan sosok pria itu bersurai gelap dan wajahnya yang tidak dapat kulihat dengan jelas.

"Le-lepass—iapa kau ini!?"

"Sshhh..."

Dia tidak membiarkanku berontak juga berbicara lebih banyak lagi, karena yang kutahu selanjutnya dia sudah mendekatkan wajahnya pada leherku.

"Kumohon... biarkan aku—berikan padaku sekarang juga..." masih dengan nada setengah berbisik bercampur dengan nafasnya yang memburu, pria itu berucap.

B-berikan apa maksudnya?

"Haaah... harum ini... darahmu, aku ingin merasakannya..."

"!"

Aku terhenyak mendengar ucapannya, terlebih saat kurasakan ada sesuatu yang menancap—menusuk dalam dan menembus kulit leherku.

Bo-bohong! Apa yang—dia menggigit leherku? A-apa... itu taring?

Rasa sakit yang menyeruak saat dia mulai menghisap darahku, membuat semua pikiranku menjadi beku.

Hanya bau anyir yang berbaur dengan bau bunga mawar yang memenuhi indra penciumanku saat ini, dan...











*Tiiiiiiiiiiiiittttt.....*








Sekali lagi mataku terbuka dan kali ini tubuhku juga ikut reflek terbangun, menatap ke sekeliling kamarku dan tentunya tidak ada siapa pun.

Nafasku memburu, terengah-engah. Kupegangi dan kuraba leherku, hanya untuk memastikan jika tidak ada rasa sakit dan tidak ada bekas luka gigitan yang kurasakan disana. Aku termenung.

Mimpi, ya?

Aku mengusap wajahku sendiri. Masih berusaha menenangkan diriku sendiri dan saat kupandangi jam, sudah menunjukkan hampir pukul 6 pagi.

Ikemen Vampire ~ The Mansion of Blood ~ (On Going)Where stories live. Discover now