PROLOGUE 02

629 38 11
                                    









Waktu berlalu sangat cepat. Hari itu adalah hari yang baru, hari baru untuk memulai semuanya di tempat yang baru.

Paris, Prancis...

"Huaahh... ya Tuhan, aku tidak percaya kalau aku bisa menginjakkan kakiku di tanah Prancis!"

Erika hampir kehilangan ketenangannya, sesaat setelah keluar dari pesawatnya dan berjalan di lobby airport.

Matanya berlayar ke seluruh airport, seperti tengah mencari sesuatu. Dan benarlah, tidak lama kemudian terdengar suara seseorang yang menyerukan namanya.

"Erika!" dari kejauhan, Reina tampak melambaikan tangannya setelah menemukan sosok sahabatnya itu.

Erika tersenyum cerah saat melihat Reina yang berdiri sembari memegang sebuah kertas bertuliskan, 'welcome, Erika. I miss you.' dan tangannya yang lain melambai padanya.

"Oh, Reina!"

Kedua gadis itu saling mendekat, kemudian berpelukan satu sama lain. Saling melepaskan kerinduan mereka. Setelah itu mereka tertawa bersama.

"I miss you too, Reina." Rika melepaskan pelukan mereka.

Reina tersenyum bangga, "I know, because it's just like you."

"Aku juga tidak percaya kalau kau yang akan menjemputku disini."

"Aku sudah bilang, kan? Aku yang akan menjemputmu. Apa kau lupa?"

"Benarkah?"

"Haissshh... sudahlah. Sekarang kau pasti lelah sehabis perjalanan jauh, kan? Let's go. Aku akan mengantarmu ke hotel dan kau bisa langsung istirahat disana."

"Sekarang?"

"Tahun depan. Ya, sekarang!"

Reina manyun, sedangkan Erika jadi tidak bisa menahan tawanya melihat reaksi sang sahabat.

Meskipun pada akhirnya Reina juga ikut tertawa sembari membantu Erika membawa tas kopernya, mereka berdua meninggalkan airport Paris-Charles de Gaulle yang sangat ramai.









..........

......

...






"Tadaah! Selamat datang di kamarmu sekarang, sahabatku~" Reina berkata dengan semangat setelah dia membukakan pintu kamar hotel untuk Erika.

Mengabaikan celoteh Reina yang mulai berisik itu, Erika ikut masuk ke kamar dan terkagum-kagum melihat ruangan yang mewah dan semua tampak elegant dari sudut manapun.

"Reina..."

"Bagaimana? Kau suka kamar ini? Ini kamar terbaik yang di miliki hotel---"

"Tidak."

Erika memotong perkataan Reina, membuat gadis itu jadi menatapnya dengan bingung.

"Kau tidak suka kamar ini?" ulang Reina heran dan Erika menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu..."

"Reina, tidak mungkin aku tidak menyukai kamar ini."

"Huh?"

"Terimakasih untuk semuanya." Erika memegangi kedua tangan Reina dan tersenyum haru, "Aku... tidak tahu harus membalasnya dengan apa. Selama ini kau selalu baik padaku."

Reina tersenyum manis, "Erika... kau tidak perlu melakukan apapun. Seperti yang kubilang, kau adalah satu-satunya sahabat terbaik yang kupunya—tidak, kau adalah saudaraku... dan sudah menjadi tugas seorang yang bersaudara untuk saling membahagiakan satu sama lain, benar?"

Ikemen Vampire ~ The Mansion of Blood ~ (On Going)Where stories live. Discover now