#18

1.5K 80 0
                                    

"Eh...oh iya, aku ingin tau tentang cara memberikan pupuk yang sesuai untuk setiap tumbuhan yang berbeda. Kamu ajarin aku ya..."

"Aku lagi bosan El, nanti aja kita belajar di kelas."

"Yah ayolah Rey, kamu ajarin aku ya. Nanti juga bosan kamu akan hilang"

Elma langsung menarik Reyna masuk kembali ke kamarnya. Dan dengan terpaksa, Reyna pun mengiyakan permintaan Elma untuk mengajarinya tentang pupuk.

........


Semakin hari Reyna dan Bela malah semakin sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Bela jadi sering pergi dengan Denis untuk berbagai hal, sedangkan Reyna jadi sering pergi belajar dengan Elma.
Di kamar juga mereka jadi jarang bicara karena sibuk dengan tugas mereka masing masing.

Bela terlihat telah siap siap dengan tasnya, sepertinya dia akan pergi.

"Kamu mau keluar?"
Tanya Reyna

"Iya.."

"Dengan Denis?"

Bela mengangguk.

"Belakangan ini kamu bareng dia terus."

"Aku ada keperluan sebentar, kamu mau ikut?"
Ajakan Bela.

Reyna setuju ikut. Ia berpikir mungkin lebih baik jika ia ikut dengan Bela, dengan begitu ia bisa mengawasi agar Bela tidak terlalu dekat dengan Denis.
Mereka pergi ke restoran yang sudah di tentukan oleh Denis.

Sesampainya disana, Denis sangat terkejut melihat Bela yang datang bersama Reyna. Ia bingung kenapa Reyna bisa ikut, kenapa Bela harus mengajaknya. Padahal saat itu ia sengaja mengajak Bela bertemu di restoran untuk mengungkapkan perasaanya.

"Hay Denis, udah lama?"
Sapaan Bela

"Belum lama kok. Kamu nggak bilang mau ajak Reyna."

"Iya aku sengaja ikut temenin Bela, lagi bosan di asrama."
Jawab Reyna dengan tersenyum, sedangkan Denis melihatinya dengan wajah kesal.

Karena ada Reyna disana, Denis jadi merasa kurang nyaman untuk menyatakan perasaannya pada Bela. Dari awal makan sampai selesai, mereka hanya banyak diam.

"Oh iya Denis, katanya mau ngomong penting. Apa?"
Tanya Bela

Denis mengacak ngacak rambutnya, ia bingung harus mulai dari mana mengatakan perasaanya. Setelah beberapa menit, ia pun membulatkan tekatnya dan siap mengatakan semuanya walau ada Reyna.

Denis mulai menggenggam kedua tangan Bela, suasana mulai berubah. Reyna yang melihat itu pun mulai ikut merasa deg degan, apa mungkin Denis akan mengungkapkan perasaannya, bagaimana jika Bela menerimanya.

"Bel, sebenarnya udah lama aku mau bilang ini ke kamu. Tapi aku keburu masuk kuliah dan kita nggak ketemu lagi. Tapi aku rasa hari ini adalah waktu yang tepat."

"Kamu mau ngomong apa sih, langsung aja kali"
Reyna memotong pembicaraan

"Diam napa sih, ganggu banget"
Tegur Denis

"Bel, aku suka sama kamu. Udah lama aku suka sama kamu, tapi karena kita temenan, aku jadi ragu bilangnya. Tapi hari ini aku telah yakin, kamu mau ngga jadi pacar aku...?"

Bela terlihat seperti sedang berpikit, Denis sangat penasaran dengan jawaban Bela. Begitu pula dengan Reyna yang sangat takut jika Bela berkata Ya untuk Denis.

Bela sedikit menghela napas untuk mengatur kata katanya
"Maaf Denis, aku nggak ingin mengecewakanmu. Aku suka padamu, tapi untuk menjadi temanku, hanya itu. Aku rasa kita tetaplah seperti ini, aku sangat senang bisa bersamamu sebagai seorang teman."

Mendengar jawaban Bela itu, Reyna jadi bisa bernapas lega. Setidaknya ia tau bahwa Bela baru saja menolak Denis.

"Apa...!Bela apa kau menolakku?
Tapi kenapa? aku tau kita udah sangat lama temenan tapi nggak salah kan kalau kita pacaran."

"Tapi aku nggak bisa menerimamu, aku menganggapmu sebagai teman bahkan seperti saudaraku, hanya itu. Maaf..."

Wajah Denis seketika berubah sangat kesal, benar benar kesal. Sulit menerima bahwa walau mereka sangat dekat, tapi Bela ternyata tidak meyukainya. Ia tidak tau lagi harus berkata apa.


My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang