#36

823 33 0
                                    

Sesampainya disana, Reyna langsung bertemu dengan Elma yang sudah menunggunya di depan rumah.

"Rey, untunglah kamu langsung datang. Aku udah nungguin kamu dari tadi"

"Sekarang pak Andi di mana...?"
Tanya Reyna.

"Dia ada kantor, kamu segeralah kesana trus jelasin semuanya."

"Iya iya."

Sekitar setengah jam Reyna menghadap pak Andi di kantor. Ia harus menjelaskan kepergiannya kemarin, itu bukan hari libur dan ia juga pergi tanpa memberitahukan siapapun. Walau sedikit marah, tapi untung saja pak andi memberinya kesempatan dan tidak mengurangi nilai prakteknya.

Setelah selesai, Reyna kembali ke rumah. Elma langsung menyambutnya dan menyuguhkan kopi hangat untuknya.

"Bagaimana Rey, apa dia marah? Dia nggak memberi sanksi atau mengurangi nilaimu kan?"
Tanya Elma.

"Kemarin saat dia bertanya aku kemana, kau jawab apa?

"Aku bilang kamu harus menemui keluargamu, sekalian merayakan hari ulang tahun tunangan mu. Awalnya dia nggak percaya, tapi...."

Kalimat Elma belum selesai, tapi Reyna langsung menariknya ke dalam pelukan hangatnya. Reyna benar benar memeluknya, dan itu membuatnya sangat kaget.
Tangannya pun perlahan ikut memeluk pinggang Reyna dan mengeratkan pelukannya.

"Ada apa Rey...?"
Tanya Elma.

"Makasih ya El. Kalau kamu nggak jelasin itu semua, mungkin dia nggak akan memberikan nilaiku. Makasih ya"

"Oh itu nggak masalah kok, aku juga nggak mau kamu kena marah. "

Elma melepaskann pelukannya dan mengajak Reyna ke kamarnya untuk bicara. Mereka duduk melantai di samping tempat tidur.

"Trus kenapa kamu terlihat sedih? kamu kan baru aja bertemu Bela kemarin. Kalian ngerayain anniv, seharusnya kamu senang dong."
Kata Elma.

"Aku harap begitu, tapi nyatanya hari spesial kami nggak berjalan dengan baik."

"Kok bisa...?"

"Ya awalnya kami baik baik aja, tapi ada suatu hal yang membuat kami salah paham, dan akhirnya bertengkar lagi."

"Aku juga merasa Bela sepertinya terlalu berlebihan tentang hubungan kalian, dia seharusnya percaya padamu dan nggak perlu marah begitu."

"Iya, aku juga merasa begitu. Hal hal yang seharusnya sepele, malah jadi besar karena Bela sulit mengerti."

Reyna terlihat mulai sedih, dan hal itu tentu tidak akan disia siakan Elma. Ia duduk lebih mendekat ke arah Reyna, dan membiarkan kepala Reyna menyandari bahunya.
Ia terus mengelus ngelus rambut Reyna, sehingga membuatnya nyaman dan mulai menutup matamya.

Elma terus memperhatikan wajah Reyna, perlahan iapun mendekatkan wajahnya. Wajah mereka semakin dekat, sangat dekat. Dan.....

"Apa yang kau lakukan...?"
Tanya Reyna yang tiba tiba tersadar dan langsung berdiri menjauh dari Elma.

"Oh, aku...tadi ada sesuatu di wajahmu."
Jawab Elma dengan gugup.

"Aku akan ke kamarku, kamu tidurlah."

"Iya Rey..."

Setelah Reyna keluar, Bela langsung menghembuskan napas kasar. "Padahal hampir aja aku menciumnya, dia malah keburu bangun."
( Kata Elma pelan. )

Tinggalkan jejak kalian gengs :)

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang