45 - Diluar dugaan

410 87 2
                                    

Jangan paksakan kalau nggak kuat.

Chapter kali ini mungkin bakalan panjang banget dan bener-bener bikin asdfghjkl.

Oke deh segini aja.

Jangan lupa vote dan komentar ya!

Siapa yang masih menunggu ending?

Happy reading~

*****

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Bahkan yang kau anggap baik belum tentu benar-benar baik, bisa saja malah menyimpan dendam pribadi yang dibungkus sangat apik. Belum tentu juga yang kelihatan jahat adalah orang yang tidak bisa berbuat baik. Tidak ada yang tahu "isi perut" seseorang.

Siapa pun tidak ada yang menyangka kalau orang yang selama ini berbuat kebaikan nyatanya bisa melukai dengan segala cara.

Reyn terkejut saat mengetahui siapa yang sudah menusuknya. Bagaimana bisa Raina? Bahkan walaupun membenci gadis tersebut, dia tidak akan mungkin berani menusuk dirinya.

Lalu apa benar yang disampaikan oleh Ananda?

"Jangan fitnah orang." ucap Reyn tegas. "Mana mungkin dia yang ngelakuin. Dia cewek. Sekalipun gue benci dia, masa iya dia yang udah nusuk gue? Salah gue di mana coba?!"

"Ngapain gue ngefitnah orang? Kurang kerjaan banget."

"Ada bukti apa lo bilang begitu?" Riko beranjak, dia menghampiri Ananda yang bergeming. Seulas senyum miring menikam Ananda.

"Oh, mau bukti?" seru Andana tidak merasa terintimidasi. Dia terkekeh pelan sebelum akhirnya mengeluarkan gawai dari dalam hoodie yang dia kenakan. "Gue ada bukti cctv. Semua terekam jelas."

Ananda memutar sebuat video cctv di tempat kejadian perkara. Semua mata tertuju pada gawai miliknya. Beruntung gawai milik Ananda besar sehingga bisa dilihat oleh orang banyak sekaligus.

Di dalam video tersebut, sosok Reyn dan Yenaa terlihat gamblang. Reyn menarik tangan Yenaa kuat dan tidak menyadari gerak-gerik mencurigakan dari seseorang di pinggir jalan. Orang tersebut cuma menunduk.

Sampai akhirnya kejadian memilukan itu terjadi. Semua meringis saat menyaksikan punggung Reyn tertusuk. Dan saat itu juga pelaku yang menusuk Reyn mendongak dan melarikan diri. Pelaku tidak sadar kalau di sana ada cctv, begitu pun dengan yang lain. Karena ukuran cctv di sana sangat kecil menyerupai chip.

"Anjir," pekik Ridho meringis. "Serius anjir si Raina."

"Nggak nyangka bangsat."

"Gila! Cewek psikopat tuh,"

"Ya ampun," Yenaa membekap mulutnya. Dia kembali teringat saat dirinya tidak bisa membantu banyak Reyn. Dia menyaksikan langsung bercak darah dari tubuh Reyn keluar. Menyakitkan.

"See?" Ananda mematikan gawainya dan memasukan kembali ke dalam hoodie. Dia menatap semua yang ada di sana dengan tersenyum bangga. "Nggak ada sejarahnya sebuah fitnah mempunyai bukti. Sekarang kalian semua tau kan siapa pelaku dari kejahatan yang menyebabkan Reyn luka."

"Dari mana lo bisa dapet cctv itu? Lo bilang ukurannya kecil menyerupai chip. Gimana bisa lo sadar?"

"Hm ..." Ananda bergumam pelan. Dia berjalan ke sofa dan duduk di sana. Sekali lagi dia terus menatap orang-orang di sana bergantian. "Gue punya kamera pengintai kayak gitu, jadi gue tau. Lagian tempat kayak gitu emang rawan kejahatan. Saat denger berita Reyn ketusuk sama orang nggak dikenal, jiwa detektif gue keluar. Gue menelusuri jalan tersebut dan masih liat jelas bekas darah Reyn. Pemilik toko dejat tempat itu langsung bersihin bekas darah itu dan karena gue anaknya kepo, gue nanya sama pemilik toko apa di sana ada cctv apa nggak."

HARDEST CHOICE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang