Han Jisung

2.1K 157 14
                                    

.
.
.
.
.
The past Memories
.
.
.
.
.

Tidak terasa, hari sudah semakin gelap. Awan hitam telah menyelimuti, menemani lelaki yang sedang duduk di salah satu bangku taman itu sembari menundukkan kepalanya.
Terlihat sesekali ia menghela napas. Menutup kedua matanya sejenak lalu kembali mengangkat kepalanya. Ia menatap jauh ke depan dengan pandangan menerawang. Seolah-olah mencari tahu, kiranya apa yang akan terjadi pada dirinya di hari yang akan datang.

Tetapi, nyatanya bukan pikiran itu yang saat ini sedang bersarang di kepalanya. Bukan teka-teka hidup yang biasanya selalu menjadi pertanyaan setiap orang yang beterbangan di kepalanya.
Melainkan, memori satu tahun lalu… yang saat ini begitu mengusik dirinya. Memori dimana dirinya bisa mengungkapkan perasaannya. Memori dimana dirinya menerima cinta tulus darinya.
Dan, memori… dimana pada akhirnya, dirinya bisa merengkuh gadis yang begitu ia cinta tepat di tempat saat ini dia berada.

Ia kembali menghela napas, kali ini lebih keras. Berharap rasa sesak yang begitu menghimpit dadanya bisa menghilang segera. Ia tak mengerti. Harusnya ini adalah hari yang membahagiakan buat dirinya. Tapi nyatanya, sungguh berbanding terbalik. Hari ini dirinya benar-benar kalut. Hatinya benar-benar diselimuti oleh rasa bersalah yang tak kunjung ada habisnya.

Tak lama, dering ponsel membuyarkan lamunannya. Ia tersenyum miris begitu melihat banyak sekali ucapan selamat untuk dirinya. Yah, memang dirinya harus bersenang-senang.
Karena hari ini, ia baru saja berhasil menjuarai Indonesia Open. Entah sudah gelar superseries ke berapa. Tapi yang pasti, kemenangan di negara yang satu ini selalu membuat dirinya begitu spesial. Dan semua itu karena…

“Hah, sudahlah… tidak seharusnya aku mengingatnya..” gumam lelaki itu sembari beranjak berdiri hendak pergi dari taman itu.

Namun, baru saja ia hendak pergi, seketika langkahnya terhenti begitu melihat gadis yang saat ini sedang berdiri mematung tak jauh darinya.
Entah mengapa, ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. Yang ia tahu, saat ini ia tidak mampu mengendalikan dirinya. Seolah-olah seluruh otot dan sendinya kaku sehingga ia tak mampu berjalan barang satu langkah sekalipun.
Dan tanpa diaba-aba, dirinya menahan napas seiring dengan langkah gadis itu yang mendekat ke arah dirinya. Hingga tersisa tiga langkah jarak yang memisahkan keduanya.

Suara lembut gadis itu menyapa, “Han Jisung?”.

Lelaki yang ternyata adalah Han Jisung itu terlihat kebingungan, tak mampu berkata-kata, hingga beberapa saat kemudian akhirnya lelaki itu mampu menguasai dirinya.

“Ya, Lee Y/n ?” jawab lelaki itu.

Ya gadis itu adalah Kamu..

“Ada apa kau ke mari?” tanya Jisung kemudian.

Kamu Hanya tersenyum kecut begitu mendengar sapaan dari Jisung. Sebegitu asing-kah dirimu hingga Jisung harus memanggilnya dengan sebutan

“Lee Y/n?”

Dan itu, satu lagi.

“Ada apa kau kemari?”

Apa Jisung benar-benar tidak tahu mengapa Kamu datang ke tampat ini. Entahlah, Kamu pun tidak ingin ambil pusing.
Kamu berdehem singkat sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Jisung,

“Hmm, tidak ada alasan khusus. Aku ke sini hanya karena aku ingin ke sini. Ke taman ini.” ucapmu lugas.

Mendengar jawaban dari Kamu, Jisung hanya mampu mengedikkan bahunya.

“Ya, sudah pasti seperti itu. Tidak mungkin kau ke sini karena ada alasan yang begitu spesial. Benar begitu, bukan?”

Kamu mengangguk, lalu melangkah menuju bangku taman yang sebelumnya ditempati oleh Jisung. Kamu segera duduk di bangku itu sebelum akhirnya kembali menatap Jisung yang saat ini masih berdiri di hadapanmu.

IMAGINE: Straykids ✖ YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang