Udah setahun (2)

847 134 2
                                    

Aku dan Hendery sekarang ada di cafe, yang nggak tahu sepi banget. Apa Hendery udah sewa ya?

Gak mungkin, dia tidak seromantis itu. Dan buat apa di sewa gitu? Ntar pelanggan lain jadi gak bisa menikmati makanan cafe.

Hendery sudah menyalakan lilin, berangka 116 kok bisa?

"Hen kok angkanya 116?"

"Ini anniversary ke 1 tahun 16 Jam. Lihat jam 4 sore kan sekarang." Jawabnya, aku hanya menggeleng.

Terserah kamu Hen.

"Selamat  ul-. Eh kan gak ulangtahun. Nyanyinya Anniv gimana sih?" Tanyaku.

"Kayaknya gak nyanyi deh." Jawab Hendery.

"Terus ini niup lilinnya?"

"Ya tinggal fuh."

Lilin itu mati.

"Kok di tiup?"

"Ehehhee habis kamu tanya terus."




Setelah selesai memakan kue, kamipun beranjak dari meja itu dan saat kami turun ke lantai satu. Beberapa pengunjung mulai berdatangan.

Apa mungkin Hendery nyewanya cuma beberapa jam ya?

Hendery gak bakal nyewa begituan.



Kami sudah berada di luar cafe, dan disana ada kak Yunoh. Muka masam Hendery sudah tercetak tebal disana.

Astaga.

Kak Yunoh mendekat, dan menghampiri kami.

"Loh Ra, ngapain?" Tanyanya.

"Ini, abis ngerayain anniv aku dan Hendery." Jawabku, lalu kak Yunoh mengangguk.

"Oh gitu, oh ya manajer gue pengen ketemu sama lo. Kapan lo ada waktu?"

"O-oh itu, ya gimana ya kak. Ini masih ada beberapa ujian lagi sih." Jawabku.

Iya aku sedang ujian Akhir Semester.

"Yaudah, kalo ada waktu ntar hubungi gue." Katanya, aku mengangguk.

Lalu berpamitan dengan kak Yunoh.











Sungguh, ini Hendery ketempelan setan macan apa? Dari tadi naik motor gak selo banget. Kenceng banget.

Sampe nih, aku eratin lengan kanan aku di perutnya dan nabokin bahunya dengan tangan kiriku.

"HENDERY! JANGAN KENCENG-KENCENG! WOY!" Teriakku tapi tak dihiraukan.

Iya tahu ini jalan sepi yang halus dan lebar. Tapi tetep aja kan aku takut gitu.

"HENDERY!!! BERHENTI ATAU AKU TURUN!!!" Tambahku sambil mencubit lengan kirinya.

Akhirnya Hendery meminggirkan motornya, lalu berhenti. Tanpa basa-basi aku turun dari motor.

"Apa apaan sih? Mau bikin jantungku copot?" Omelku tapi Hendery gak jawab sama sekali.

"Gak mau jawab?"

"Naik, atau tinggal?"

Aku menggeleng.

"Yaudah, aku tinggal."

Baru saja dia gas motornya, aku langsung teriak mencegahnya.

Ya ini aku dimana aja aku gak tahu, bisa-bisa nyasar sampe semester depa  kalo gini.

"Kenapa sih?" Tanyaku lagi.

"Gak perlu tahu. Aku capek pengen tidur." Jawabnya.

Aku menghela nafas

"Yaudah mundur! Aku aja yang depan." Ujarku, Hendery nurut dia mundur kebelakang dan aku yang mengemudi.



.







Sampe di kostku, aku langsung turun.

"Yaudah, hati-hati." Kataku lalu dia hanya mengangguk dan memutar motornya lalu menancap gas.

Marah lagi.

.





















.

(END) Hay HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang