Lelah yang tak tebalas

56 2 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Kamipun sampai di kantor POLRES tepatnya pukul 11:30am, kami langsung mencari tempat pembuatanSKCK. Sayangnya sesampai di sana, para petugas tidak langsung melayani kami, dikarenakan waktu istirahat sudah mepet, mereka menyarankan kami untuk kembali lagi jam 1 siang.

Kami duduk di bawah pohon rindang , sembari mengeluarkan sebungkus rokok dan korek. Aku mengambil handphone di sakuku, nampak, ada beberapa  notifikasi pesan whatsApp masuk di hpku,

Kubuka satu pesan chat yang bertuliskan, "Sayang, Gimana! Jadi-ki bikin SKCK hari ini?"

"Iye sayang, ini sudah di POLRES-ma, tunggu-i petugasnya istirahat!" balas chatku.

Itu adalah pacarku Indah, kami berpacaran dari 3 bulan yang lalu, setelah kejadian tak terduga dan tak kusangka-sangka. Setelah lulus sekolah kami jarang bertemu. Maklum saja, dia seorang anak rumahan, dengan pengamanan super ketat seperti merpati dalam sangkar emas.

Walaupun aku selalu bertanya-tanya, bagimana bisa, seorang gadis cantik dan sebaik Indah, menyukai jenis manusia sepertiku, yang serba pas-pasan; tampang pas-pasan, otak pas-pasan, dan modal pas-pasan bahkan kurang. Itu masih menjadi sebuah misteri dalam hidupku.

Nama : Nur Indah Cahyani

Umur : 19 tahun

Bintang : Virgo

Hoby : Baca Buka

Tinggi : 160 cm

Makanan Kesukaan : Kripik Ubi

Cita-cita : Memiliki keluarga sakina mawada warohma

Pengalaman : Pernah juara kelas, Osis, juara lomba bahasa inggris

Prinsip Hidup : Buku adalah sumber ilmu

Setelah menghabiskan beberapa batang rokok dengan perut keroncongan, kamipun kembali ke kantor pembuatan SKCK. Kami disambut seorang pria paruh baya.

"Mana-mi berkas-berkas-ta dek?" pinta petugas SKCK itu.

"Ini pak !" balasku sambil menyerahkan sebuah map berisikan berkas-berkas permohonan.

"Ini perpanjang atau baru-ki bikin ?" tanya bapak itu sembari memeriksa berkas kami

"Bikin baru pak !" jawab Adi

"Tapi tidak bisa-mi dek, bikin baru kalau jam segini-mi, hanya bisa perpanjang-ji, besok pagi-ki baru ke sini lagi!" tutur petugas itu.

Aku terkejut bagaikan kesetrum, mulutku menganga, bola mataku seakan mau copot, mendengarnya. Bagaimana tidak, kami susah-susah datang dari jauh ke sini, dengan rasa lelah, mata mengantuk, tenggorokan kering, perut keroncongan, uang pas-pas. Lalu, dia dengan seenak jidat mengatakan sudah tidak bisa, sungguh terlalu.

"Bagaimana-mi ini bro ?" tuturku dengan muka melas menatap Adi.

Adi terdiam seolah-olah memikirkan sesuatu, lalu menjawabku "Sabar mako sebentar, kupikirkan-ki cara-na".

Aku bengong menatap Adi, kenapa dia bisa setenang ini, apakah dia memiliki semacam trick untuk menaklukan hati bapak itu, ataukah dia pasrah dengan keadaan ini?.

After SchoolWhere stories live. Discover now