Antara

9 0 0
                                    

"Ben, selamat. Kamu berhasil. Pihak kampus mengabari bahwa kamu diterima masuk ke jurusan Psikologi. Sesuai keinginan bukan?"

"Terima kasih, Pak. Sangat menggembirakan. Bolehkah saya bertanya pak?"

"Ada hal serius Ben, apa itu?"

"Guru. Apakah menjadi seorang guru adalah benar-benar keinginan bapak?"

"Oh, yaa. Tentu saja ben, tentu. Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia."

Ben memindahkan pandangannya ke arah kelas yang tepat berada di seberang kantor guru. Matanya menyorot tajam dan tangannya menunjuk tepat ke sekumpulan anak-anak yang tengah duduk di lorong-lorong kelas.

"Saya selalu penasaran, bagaimana mungkin seorang guru seperti Bapak tidak pernah memberikan teguran kepada mereka. Tepatkah sikap Anda sebagai seorang guru? dan seperti inikah sosok guru yang Anda impikan, pak?"

"Teguran? untuk hal apa, Ben?"

"Bahkan semua orang tahu apa yang mereka lakukan setiap hari Pak. Mereka merokok, tidak ada satupun yang membawa buku, ke kantin sesuka hati, masuk kelas hanya jika mereka mau, jelas mereka tidak menunjukkan perilaku seorang anak sekolah Pak!"

"Lantas?"

Pak Sastro berdiri dan mengambil dua buah kotak yang terletak di bagian atas lemarinya.

"Ben Jos, ada dua hal yang akan Bapak beritahu kepadamu nak. Pertama, bahwa benar menjadi guru adalah keinginan bapak dari kecil. Bagi bapak, guru adalah seorang yang mengajar, mengarahkan, tapi bukanlah seorang penilai. Kedua, ketahuilah bahwa hidup tidaklah selalu hitam dan putih nak."

Pak Sastro berjalan pergi meninggalkan Ben bersama dua kotak di atas meja. Satu kotak berwarna hitam dan kotak yang lain berwarna putih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OPIO : Dari dan Untuk Yang TerdalamWhere stories live. Discover now