Chapter 4 || Dare!

67.6K 4.6K 53
                                    

Everyone says, you have to get a beautiful girlfriend!

He smiled because everyone didn't know that he was married.

Then he replied, yeah i just found a perfect wife and she waiting me to go home now.

Minggu ini dan seterusnya akan menjadi hari-hari yang suram bagi dokter Adimas, Fajar, Bima serta suster Nadine dan Tika. Penyebabnya adalah kembalinya Dokter John setelah berbulan madu kedelapan kalinya bersama sang istri di Hawaii, sungguh pasangan yang romantis.

Salah satu hal yang menyebalkan adalah karena Dokter ahli urologi ini akan mengabsen kehadiran dan penampilan mereka setiap pagi sebelum masuk ruang kerja. Ia mewajibkan anak buahnya memakai pakaian putih dari senin sampai rabu layaknya anak sekolah.

"Dokter Adimas," panggil dokter John setelah memutari yang lain. Ia berdiri di hadapan Adimas kemudian meminta Fajar mengambil kursi karena ia tidak mau tingginya terkalahkan oleh Adimas.

"Kenapa hari ini hanya kamu yang berwarna?"

"Kemeja putih saya kelunturan, Pak," jawab Adimas.

Dokter John melirik Adimas dari atas sampai bawah. Tersenyum dan menepuk pundak Adimas dua kali, "Cepet nikah kalau gitu biar ada yang cuciin."

Semua menahan tawa mendengarnya.

"Hari ini makan siang di rumah makan seberang, acc?" ajak Bima.

"Ada apa di rumah makan tersebut?" sahut Fajar.

"Ada makanan," Bima menjawab.

"Dasar receh," sahut Tika mematut diri di cermin kecil yang selalu ia bawa kemanapun.

"Pelayan di sana cantik-cantik."

"Acc!" Fajar langsung berdiri dari duduknya.

"Kalau dengar cewek cantik aja langsung gas ngalahin kecepatan motor Lorenzo. Dasar cowok!" sindir Tika.

"Liat anak koas yang ganteng langsung ngaca, nebelin bedak, pakai lipstik. Dasar cewek!" balas Fajar.

"Intinya cowok cewek sama aja. Yang beda itu cuma....noh," Bima menunjuk Adimas yang sibuk berkutat dengan pekerjaannya.

"Heran gue, punya muka ganteng tapi disia-siakan," Fajar mengelus dagu memandangi Adimas dengan bertanya-tanya.

"Gue tantang lo ngajak dia makan siang," ujar Bima menantang Fajar.

"Gak bakal mau dia. Nih ya bentar lagi Mang Encep datang, spesial buat dia seorang," tolak Fajar selaku saksi hubungan Mang Encep dan Adimas.

"Tapi kan hari ini Mang Encep gak kerja," sahut Nadine.

"Emang iya?" tanya Tika.

"Istrinya Mang Encep melahirkan," jawab Nadine.

"Makannya cari bini biar dianterin makan siang," Fajar mengejek Adimas dari kejauhan.

"Di, kita mau makan siang nih, lo ikut gak?" ajak Bima. Satu-satunya orang yang tak memanggil Adimas dengan embel-embel Dokter. Karena Bima satu angkatan dengan Adimas mereka sudah lama kenal sejak menjadi anak magang di rumah sakit.

"Hari ini Mang Encep gak masuk kerja loh," Fajar menambahkan.

Adimas menarik laci dan menaruh tab nya disana. Tak lupa ia mengunci laci dan memasukan kunci tersebut ke dalam kantong kantong jasnya.

Good morning, Adimas (Telah Terbit)Where stories live. Discover now