(SEASON 2) Hurts 2

876 39 4
                                    

"Selamat pagi para siswa Mage Academy."

Miss Suzanne angkat bicara. Aku bersandar di tiang dan bertumpu pada satu kaki. Miss Suzanne tidak akan mengumpulkan kami apabila tidak gawat, dan jelas sekali kalau situasi ini cukup gawat.

Miss Suzanne memberikan serangkaian pengumuman membosankan sementara aku memutuskan mencari Rivuel. Fayn tampak mengobrol dengan Magia.

"Riv." panggilku datar.

"Hm, ya?" Rivuel berbalik.

"Aku ingin menanyakan satu hal." kataku. "Apakah kau bisa memisahkan kesadaran Richelle untuk sementara?"

"Hah?!" Rivuel tersentak. "Astaga, El, itu lebih berisiko dari yang kau minta. Kau harus berbagi jiwa dengannya karena dia hanya bentuk kekuatan. Kau juga harus menjaganya baik - baik karena berbagi jiwa itu riskan. Bila dia diserang, atau sebaliknya, maka itu akan menjadi sangat berbahaya!"

"Tapi bisa kan?"

"Um, ya."

"Kalau begitu, aku ingin kami saling berbagi. Aku berbagi jiwa dan dia berbagi kekuatan. Hanya untuk saat ini di kampus saja, agar aku bisa mengumumkan perbedaanku dengannya."

Rivuel terlihat akan pingsan, "Kau memikirkan itu?!"

"Yeah. Memang kenapa?"

Magia angkat bicara. "Riv, jika buang - buang waktu saja, ayo!"

Rivuel melirik-ku datar. Aku malah balas melototnya. Sial. Kalau begini caranya, bagaimana aku bisa menjelaskan perihal ini kepada Ayah?

Siaaaal!

Aku berlari keluar, berniat mencari udara segar. Setelah mencapai taman, aku teringat dengan Kyle. Biasanya kan, dia di dapur. Apa sebaiknya aku mengunjunginya ya?

Aku berjalan sambil menentukan pilihan.

"Apa?!"

Aku meloncat mundur. Siapa itu? Kenapa.... Kyle? Apakah itu dia? Aku langsung mengintip dari semak. Kyle dan Yohee? Apa yang mereka lakukan?!?

"Bagaimana mungkin aku melakukannya?!" Kyle terhenyak.

"Tidak, Sayang, kau pasti bisa. Dengarkanlah aku."

Aku mengernyit. Yohee pun menyanyi, suaranya merdu dan misterius. "Semua yang kuminta adalah perintah bagimu. Jadi--"

"TIDAK!"

Aku terhenyak. Itu... Magia?

"Jangan menyanyi untuk Kyle lagi, Yohee Kim. Kau ditahan!" Seru Magia.

"Atas dasar apa, Magia? Apakah karena kau sengaja mengikuti Kyle karena kau masih menyukainya?" Tanya Yohee meremehkan.

Aku mulai paham. Apakah ini berarti bahwa Kyle telah disihir? Yohee tampak semakin jahat di mataku. Dasar rubah penjahat kecil! Berani - beraninya....

"Kau benar. Aku memang masih mencintai Kyle, tapi aku tidak ingin dia terus begini! Aku tidak akan membiarkanmu menanamkan kesadaran itu jauh lebih dalam lagi!

"Astaga!" Yohee mengeluarkan suara menjijikan yang menyiratkan kesenangan. "Kyle, dengar itu! Dia menyatakan cinta! Tapi dia nggak berani bilang ke Elyra soal ini!"

"Sialan kau Yohee!" Magia tampak kesal. Aku tidak peduli dia mau seperti apa. Bagaimanapun, aku masih bermusuhan dengannya kan?!

"ASAL KAU TAHU, SECANTIK APAPUN KAU HINGGA KYLE MENCINTAIMU, KAU TELAH MELUKAI ELYRA TERLALU BANYAK!"

"Memangnya kenapa? Bukankah seru sekali melakukan itu? Dia disalahkan atas apa yang bukan salahnya kan, hihi." Yohee terkikis geli. Hatiku panas sepenuhnya.

"Magia, Yohee adalah cintaku. Tolong jangan ganggu kami." Kata Kyle manja. Apa?!

"Kami berjanji akan menguasai dunia dan mengambil kekuatan Elyra. Persis ketika seharusnya Elyra mati di tangan leviathan itu. Dan sama seperti semua cowok lainnya, tidak ada yang bisa menahan pesona siluman rubah. Kecuali, yah, siluman cacat sepertimu."

Aku nyaris terkesiap. Apa? Ada 2 hal yang membuatku terkejut. 1, Kyle telah mengikuti perintah Yohee. 2, Kyle tidak mungkin melakukannya jika dia tidak dibohongi Yohee. 3, Magia? Cacat?

Magia mundur. Yohee memandangnya sinis. Dengan raut sedih, Magia memutuskan untuk mundur. Ketika itulah justru Yohee mendesak.

"Kita belum selesai!" katanya sinis. "Aku harus menghukum dirimu yang berani kurang ajar."

Magia terkejut, "A... apa?"

Yohee bersenandung. Lama kelamaan, menjadi mengerikan. Ketika aku mengetahui betapa pusatnya Magia, aku tersentak.

Apa yang harus kulakukan?!

The Mage Academy-My Story About Magic [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now