Angin semilir menyanjung mahligai rasaku
Nampak tilas mulai membelakangi mata ini
Ngelangsa menghela buaian riak mataku
Indahnya menjalari setiap nadiku
Salam pembuka riwayat kehidupan
Anggapan yang lalu telah usai
Permata itu menyilaukan mata
teteskan harap
Ekor mata ini mulai lelah mengikuti bayangan hitam yang tergelatak
Ratapi keputusasaan, rasuki kehampaan yang
Membayangi detak nadir seluruh tubuh ini
Arah yang tatap keputusasaan
Tapi kau menampar gemerisik hati yang rapuh ini
Ajari rasaku untuk mencintaimu
Sadari hatiku untuk menyayangimu
Adakah segelintir hatimu untukku?
Ragaku mulai membisiki pengaruhi ruang pikirku
Ini yang kau cari, jangan kau sia-siakan