Chapter 02

11K 1.2K 89
                                    

Vote dan komennya yuk. 1000 komentar bisa gak? Pasti bisa dong

Happy reading ❤️

"Maurin liatin lo terus tuh," bisik Adel kemudian menunduk mengaduk asal minumannya.

Amora berbalik badan, menyipitkan matanya mencoba melihat Maurin lebih jelas. Benar, ternyata Maurin sedang memperhatikannya. Ini pasti karena kejadian tadi pagi, Alegra benar-benar menyebalkan.

"Nggak usah diliatin balik bego." Reno datang membetulkan posisi Amora agar tidak lagi melihat Maurin. Ia duduk di samping Adel tanpa basa-basi meminum jus mangga milik Adel.

"Reno!" geram Adel memukul bahu Reno kesal. "Kebiasaan celamitan."

"Yaelah pelit bener lo. Sedekah sama anak yatim," ujar Reno.

"Sipaling anak yatim," cibir Amora.

"Traktir gue lah, laper nih." Reno mengusap perutnya yang mendadak berbunyi.

"Jangan kayak gembel deh, lo itu anak orang kaya. Jajan aja minta dibayarin mulu," ujar Amora.

"Biasanya juga gue yang sering traktir lo berdua. Curang amat nggak mau gantian."

"Tapi lo nggak ikhlas," ujar Adel.

"Kata siapa?"

"Kata gue lah."

"Gue ikhlas lahir dan batin. Lo jangan menyebar hoax, Del."

"Halah bacot."

"Kasar, nggak boleh gitu."

"Berantem mulu, gue nikahin lo berdua," ujar Amora.

"Idih najis, tekanan batin gue kalau hidup sama Reno." Adel bergidik ngeri, membayangkan saja dia tidak pernah.

"Entar juga lo bak-"

"Hai Amora," sapa Maurin tanpa diperintah duduk di samping Amora.

Amora menghembuskan nafas lemah, cewek ular ini pasti akan bertingkah gila. Alegra benar-benar menyebalkan, ingatkan Amora nanti untuk mencekik Alegra hingga kehabisan nafas.

"Lo itu nggak diajak, Rin," ujar. Reno.

Amora menginjak kaki Reno, matanya mendelik tajam. Jangan sampai bermasalah lagi, Amora terlalu malas meladeni Maurin.

"Gue denger-denger tadi Ale nyamperin lo di lapangan?" Maurin bertopang dagu, bibir cewek itu tersenyum manis. Berbanding terbalik dengan dadanya saat ini yang bergemuruh hebat.

"Iya." Amora membalas singkat.

Maurin manggut-manggut, tangannya diam-diam mengambil jus milik Amora kemudian ia siramkan tepat di kepala Amora.

"Upsss, nggak sengaja," ujar Maurin menutup mulutnya dengan ekspresi dibuat seolah menyesal.

Amora mengepalkan tangannya kuat. Lelehan jus menetes dari kepalanya hingga mengotori seragam. Semua orang memperhatikannya, lagi dan lagi Amora harus dipermalukan hanya karena kesalahan yang bukan dia buat .

GamonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang