18. Who Are You?

1K 169 54
                                    

Note:
Terkadang, ketidaktahuan akan membuat hidup lebih tenang

"Tolong berhenti kayak gini, atau aku terpaksa mengobarkan perang sama kamu Jun!"

Namjun goyah untuk sesaat. Entah karena ketahuan telah menyusup atau ancaman Veedyatama yang kini berdiri sama tinggi dengannya. Berhadapan, bertatapan, berkelindan emosi. Tahulah Jun bahwa sepupunya itu telah kembali menjadi dirinya sendiri. Bukan lagi jiwa anak kecil yang terjebak dalam tubuh pria dewasa.

"Maaf Vee," sahut Jun dengan merana. Menyadari bahwa posisinya sudah tak mungkin tertolong dengan alibi apapun. "Tapi aku harus."

Lantas dalam satu entakan tak terduga, tinju Jun melayang menghantam pipi Vee yang seketika oleng dan terjatuh. Suara bruk dan krak menyakitkan terdengar ketika tubuh Vee mendarat di lantai marmer yang berantakan dengan mainan. Hanya sepersekian detik berikutnya map di tangan Vee berpindah tangan.

Jun tak menunggu balasan karena ia harus segera pergi dari Rumah Regan. Selain untuk menghantarkan tugas terakhirnya kepada si pria cerutu, ia juga telah terusir dari rumah akibat semua akses yang diblokir sepupunya yang lain, Sekala Hunadi.

Sambil berlari menuruni anak tangga, jun sekuat tenaga mengendalikan tubuhnya yang mulai gemetar dan meremas map terkutuk yang membuat keluarganya seperti ini.

Perebutan harta warisan terkutuk.

Ia ingin menyalahkan Haru, kakak tiri yang telah menekan dirinya untuk mencurangi Regan Group dengan merampas project mega stadion sehingga membuat Sekala luar biasa murka. Ia ingin menyalahkan nenek dan ibunya yang serakah terhadap harta warisan sehingga memaksa Haru melakukan itu. Ia ingin menyalahkan Kakeknya yang menjadi sumber segala malapetaka ini. Ia ingin menyalahkan si pria cerutu yang telah menjerumuskannya. Ia ingin menyalahkan Keisha yang begitu lugu dan sederhana yang membuat perasaannya goyah. Ia, terutama, ingin menyalahkan dirinya sendiri yang begitu labil dan bodoh.

Jika saja ia mampu bersikap total menjadi antagonis, mungkin dia tak akan merasa senelangsa ini. Buku jarinya pedih dan gemetar hebat setelah melayangkan pukulan kepada saudaranya sendiri. Hatinya remuk mengetahui keluarganya akan hancur akibat pengkhianatan yang dia lakukan.

Ketika kakinya telah melangkah ke luar gerbang yang lengang, didapatinya sebuah Merci hitam yang telah menunggu. Dua orang di bagian depan membuka kaca jendela dan mengulurkan tangan meminta.

Meski enggan, Jun tetap mengulurkan map yang telah dia rampas dari Vee kepada mereka yang tak bicara sepatah katapun hingga kemudian pergi meninggalkannya seakan masa gunanya telah habis. Jun masih mengepalkan kedua tinjunya manakala Merci itu menghilang di tikungan. Mendadak tungkainya tak lagi sanggup menahan beban sehingga dia jatuh berlutut di atas jalanan aspal yang dingin dan sunyi. Tangis tanpa suaranya pecah dalam ketakutan.

Bukan ini yang dia inginkan.

Dia hanya ingin membalas sakit hati ayahnya yang terusir dari keluarga Regan hanya karena kecintaannya pada seni dinilai Wijaya Regan tak mencukupi gaya hidup mewah sang anak yang terbiasa hidup sebagai tuan putri keluarga Regan. Ia mau Ayahnya hidup baik di Korea. Ingin membawa nenek, ibu, kakak dan adiknya pindah dan memulai hidup baru di sana bersama sang ayah. Tanpa nama Regan, tanpa kekayaan terkutuknya.

Namun harga yang harus dia bayar untuk keinginan sederhana itu ternyata begitu mahal. Entah apakah setelah hari ini dia masih punya nyali untuk bertatap mata dengan keluarganya terutama Veedyatama.

Jun masih menangisi dirinya sendiri tanpa sedikitpun menyadari Veedyatama mengawasinya melalui jendela kamarnya di lantai dua Rumah Regan.

Sudut bibirnya robek dan berdarah, tetapi dia seakan tak merasa. Matanya memicing menatap tangisan Jun. Kedua tangannya masuk ke saku celana. Perasaannya berkecamuk meski tak terbaca. Baginya, Jun telah mendapat porsi hukumannya sendiri. Itu lebih baik dibandingkan dirinya yang entah sanggup atau tidak menerima hukuman yang telah ia ketahui akan tiba pada masanya.

Bumblevee (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang