15

4.6K 127 0
                                    

Hi... Hi....

I'm back with this gaje story. Maaf yah kalau menurut kalian ini kurang panjang dan kependekan.

I will try my best to make all of you happy with this story.

Warning!!!

This story was made for adults, so please be wise

Met baca gengs.

***

Hari ini merupakan hari pertunangan Henry dan Tisya.

Hari yang ditunggu - tunggu oleh Henry namun tidak dengan Tisya.

Ya beberapa jam lagi mereka akan melaksanakan tukar cicin dan sah menjadi sepasang tunangan.

Suasana ballroom Hotel Continental Jakarta riuh dengan sanak saudara pihak keluarga Henry maupun pihak keluarga Tisya.

Ruangan tersebut di design dengan tema rustic yang amat cantik dengan warna utama Putih. Yang menjadi warna kesukaan Tisya.

Henry sudah bersiap menunggu di ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Henry sudah bersiap menunggu di ruangan tersebut.

Namun lain halnya dengan Tisya. Para makeup artist telah selesai mendandaninya namun, dirinya masih saja mengurung diri disalah satu kamar hotel tersebut bersama sahabatnya Maria.

"Ya tuhan. Rasanya kepala mau pecah karena harus menghadapi pertunangan ini. Belum jadi tunangan aja Kak Henry sudah clingy gimana nanti sudah jadi tunangan coba. Gimana nih Mar?" Tanya Tisya sambil menggigit bibir cemas dan panik jadi satu.

"Tenang Sya, tarik nafas keluarin. Sekali lagi tarik nafas terus keluarin" ucap Maria menginstruksi Tisya.

"Duh tenang gimana Mar?. Gue mau jadi tunangan Henry Andrian Nugroho. Dokter mesum yang kerjaannya ngikutin gue kayak anak kembar siam." ujar Tisya sambil meninggikan kata yang keluar dari mulutnya.

"Oke sekarang lo dengerin kata gue. Ini takdir lo dan lo harus percaya Henry gak bohongan cintanya sama lo. Lo harus yakin ke dia. Lo gak boleh takut dan gak boleh bail out dari pertunangan ini. Kalo lo bail out tandanya lo gak sayang sama ortu lo" ujar Maria sambil memandang mata sahabatnya dan memegang kedua tangannya untuk meyakinkan Tisya.

Tok !

Tok !

Tok !

"Tisya sayang kamu sudah siap belum? Itu Henry dan keluarganya sudah siap di ballroom yah" kata Ibu Tisya sambil mengetuk pintuk kamar anaknya.

"Iya bu... sebentar."

"Duh Mar" Tisya memandang Maria panik.

"Udah keluar aja. mo kabur juga percuma susah" Maria menegaskan.

"Nak Tisya sayang" kini Bunda Henry ikut mengetuk kamar Tisya.

Ceklek!

"Wah Tisya..."Bunda Henry menatap Tisya dari atas ke bawah tidak berkedip.

Make You Mine (HALF UNPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang