18. restoran

3.8K 410 10
                                    

Yerim mendatangi sebuah cafe dimana Jimin sudah menunggunya disana. Cafe ini tidak terlalu ramai, dekorasi yang autentik sangat pas untuk bersantai dan berlama-lama disini.

Yerim memasuki area dalam cafe, dan saat masuk ia langsung menemukan Jimin yang sudah menunggunya disudut ruang yang disampingnya terdapat jendela yang langsung tertuju kearah luar.

Jimin menatap kearah Yerim yang berjalan menuju sini, ia tersenyum.

"Sunbae" sapa Yerim sebagai awalan pembicaraan mereka, Yerim duduk dikursi depan Jimin.

"Kau ingin pesan apa? Biar aku pesankan" tanya Jimin

"Ice americano sedikit es nya"

"Baiklah, tunggu disini"

Jimin pergi kearah kasir untuk memesan minuman sebelum nanti berbicara panjang lebar dengan Yerim.

Yerim menunggu dengan melihat kearah luar jendela. Dilihatnya banyak orang-orang sedang berjalan berlalu lalang, kemudian ada wanita paruh baya yang sedang memarahi anaknya, dan yang menjadi pusatnya kini adalah seorang anak kecil yang sedang dituntun belajar berjalan. Sangat menggemaskan ketika orangtuanya mengajarinya untuk berjalan, tapi tiba-tiba anak itu malah marah dan menangis. Seketika Yerim meraba perutnya, semoga bayi yang ada didalamnya sehat dan mirip dengannya bukan dengan Jungkook. Wajahnya saja boleh mirip tapi soal sikap Yerim sangat tidak menginginkan itu. Yerim langsung menggelengkan kepala ketika membayangkan hal-hal negative.

"Kenapa?" tanya Jimin yang baru saja duduk berhadapan dengan Yerim sambil memberikan ice americano pesannannya

"Tidak apa" ucap Yerim "Ah iya sunbae ingin membicara apa dengan membawaku kesini?" tanya Yerim

Jimin meneguk kopi miliknya terlebih dulu sebelum membalas pertanyaan Yerim.

"Minta maaf" ucapnya pelan

"Apa? Jadi sunbae membawaku kesini untuk minta maaf?"

"Aku mewakili adikku meminta maaf padamu" tambah Jimin

"Jangan terlalu dipikirkan, tenang saja sebelum aku pulih aku sudah memaafkan kalian. Mungkin juga ini salahku karena lalai dalam membalas perkataan Jinae. Lagian kejadian itu tidak disengaja bukan" jelas Yerim

"Apakah suamimu tau?" tanya Jimin

"Tidak, aku harap dia tidak tau kejadian ini"

"Kenapa?"

"Aku yakin dia akan membunuhmu jika tahu itu"

Seketika Jimin membulatkan matanya lalu tertawa pelan.

"Kenapa tertawa?" bingung Yerim

"Lucu saja"

"Apanya yang lucu!" tegas Yerim

"Jungkook sudah tau ini"

Perkataan Jimin membuat Yerim yang sedang meneguk minumannya tersedak.

Ukhukk ukhukk

"Kau tidak apa?" tanya Jimin

Jimin langsung mendekat kearah Yerim, ia membantu mengusap punggungnya pelan. Meskipun ada sedikit penolakan dari Yerim tapi Jimin tetap melakukannya.

"Ini akan sedikit membantu"

"T-tidak apa sunbae ukhukk—ukhuk—"

"Diamlah jangan dulu bicara" ucap Jimin sambil terus mengusap punggung Yerim. Karena ditempat ini tidak disediakan air minum jadi Jimin terus mengusap punggungnya.

Beberapa menit berlalu akhirnya Yerim tidak terbatuk lagi.

Jimin pergi ketempat semula, ia akan sangat nyaman jika berhadapan dengan Yerim dibanding duduk disampingnya karena Jimin bisa menatapnya.

SUITABLEWhere stories live. Discover now