TwentyEight

6.9K 355 14
                                    

Song by Adele : All I Ask

Jangan lupa putar multimedia nya

***

Somi sudah mendekam di dalam kamar selama lima hari, hari-hari yang di lewati nya sungguh terasa sangat menyiksa, somi sudah lelah menangis, bahkan rasanya air mata ini hampir kering karena selalu menangis. Yang di lakukan somi seharian ialah berbaring di ranjang, dengan air mata yang terus mengalir, dan bayangan sehun yang berputar di dalam otak nya.

Somi mengelus perut nya, bahkan di malam yang sunyi ini ia tidak bisa tidur, jika sehun ada bersama nya pasti pria itu akan memeluk nya sepanjang malam dan menghibur nya. Somi merasakan perut nya mual setiap pagi, ia sempat mengecek kehamilan nya kembali menggunakan test pack dan hasil nya adalah positif, somi benar-benar mengandung anak sehun, bagaimana tidak hamil jika sehun selalu menabur benih nya tiap malam di rahim somi saat mereka di Sokcho.

Somi merasakan sesak di dada nya, rindu yang semakin dalam ini membuat somi sesak dan serasa di cekik oleh takdir. Air mata itu terus mengalir mengisi setiap malam somi yang penuh dengan kepedihan. Somi menyadari bahwa cinta nya kepada sehun sudah terlanjur dalam, sungguh rasanya sangat sulit untuk tidak mengingat sehun walaupun itu hanya sehari, hidup sehari tanpa sehun rasanya bagaikan tinggal di neraka selama setahun.

Somi sangat ingat bagaimana sehun yang membela nya, berjuang demi nya, dan bahkan rela melakukan apapun, somi ingat akan senyuman sehun, cara sehun menggoda nya, sifat lembut nya, jika mengingat semua ini somi tidak akan sanggup lagi, apakah mereka memang tidak di takdirkan bersama? Apakah somi harus mati saja daripada tidak bisa bersama sehun?, Mungkin iya, sebaiknya somi mati bersama anak mereka yang ada dalam kandungan nya ini. Pikiran somi sudah kosong ia merasa hidup nya sia-sia, ia lebih baik mati saja.

Saat somi mulai larut dalam pikiran nya yang aneh, jendela kamar nya bergerak membuat somi terperanjat, hal itu langsung membuat somi teringat saat sehun menculiknya dulu.   Jantung somi berdegup kencang.

Sehun berusaha memanjat tembok kamar somi, tenaga yang mulai menipis membuat sehun bergerak sedikit lambat, sehun hampir menghabiskan satu botol obat penahan rasa sakit, biarlah ia overdosis asalkan bisa bertemu dengan somi nya. Sehun naik dengan sekuat tenaga akhirnya ia berhasil masuk ke dalam kamar itu.

Somi merasa shock, sehun membuka masker nya dan di saat itulah somi kaget dan mata nya langsung berkaca-kaca, ini seperti mimpi sehun berada tepat di depan nya dengan sebuah senyuman yang sangat di rindukan.

Dengan cepat somi langsung menghampiri sehun dan memeluk nya dengan erat, somi melepaskan tangisan dan rindu nya yang begitu berat dalam pelukan sehun, pelukan pria yang di cintai nya.

Namun somi mendengar sehun meringis seperti menahan sakit, somi yang menyadari hal itu pun melepas pelukan nya. Somi menyentuh pipi sehun yang sangat tirus itu, walaupun dalam cahaya temaram somi dapat melihat wajah sehun yang sangat pucat dan berpeluh, tangan sehun gemetar seperti menahan rasa sakit. Somi merasa dada nya sesak air mata semakin mengalir dengan deras, sudah jelas pria itu belum sembuh dan kabur dari rumah sakit.

"Sehun kau kabur dari rumah sakit?"

Tangan sehun yang bergetar itu terulur untuk mengusap air mata somi.

"Jangan menangis sayang, aku disini bersama mu".

Sehun ikut menangis dan kembali memeluk somi dengan erat, dan mengecup kening nya berkali-kali. Sehun merasa bahagia, mereka akhirnya bisa bertemu, somi tidak bisa meredam tangisan nya lagi, ia sungguh sangat merindukan sehun.

"Apakah bayi kita baik-baik saja di dalam sana?"

Somi mengangguk dan kemudian kembali menangis terharu saat mendengar pertanyaan sehun. Sehun tersenyum dengan bergetar ia menunduk dan mengecup perut somi.

"Baik-baik di dalam rahim mommy mu sayang, appa tidak sabar menunggu mu hadir ke dunia ini"

Somi sungguh tak bisa mendeskripsikan perasaan nya saat ini. Namun keadaan sehun yang seperti ini membuat somi sangat khawatir, somi membopong tubuh sehun ke atas ranjang. Sehun terlihat memejamkan mata nya menahan rasa sakit, somi semakin panik.

"Sehun kita harus ke rumah sakit"

Sehun menggeleng kemudian tersenyum, tubuh nya memang sakit tetapi itu tidak sebanding dengan rasa bahagia nya saat ini.

"Jangan khawatir aku membawa banyak obat"

Somi kembali menangis dan menggeleng dengan keras. Somi lalu kembali memeluk sehun dan terisak, somi mengecup bibir sehun yang pucat itu. Sehun tersenyum kemudian mengusap lelehan air mata di pipi somi.

"Sehun kau sangat nekat"

"Apapun akan ku tempuh demi dirimu sayang".

"Sebentar lagi mereka pasti akan menemukan mu disini sehun aku tidak mau..."

"Ssttt tenang baby, kita akan menghadapi nya, tidak ada yang bisa menghalangi kita"

Somi mengangguk dan tersenyum ia mengeratkan pelukan nya pada tubuh sehun. Sehun merasa rasa sakit di tubuh nya sedikit berkurang, karena bertemu dengan wanita yang sangat di cintai nya.

"Kita tidak akan pernah berpisah sayang, ingat janjiku walaupun ke ujung dunia sekalipun kita akan selalu bersama".

"Aku mencintai mu sangat mencintai mu, aku tidak bisa tanpa mu sehun"

Sehun tersenyum kemudian mengelus pipi dan rambut somi, sehun mengecup kening itu berkali-kali. Sehun lalu mengelus perut somi dengan sayang.

"Aku bangga akan menjadi seorang ayah"

Somi sungguh sangat terharu ia tak bisa berkata-kata lagi. Iris hitam kelam itu menatap nya dengan penuh cinta, sehun mengenggam tangan somi dan menautkan jemari tangan mereka.

"Aku mencintai mu"

Dan akhirnya benda kenyal itu sudah menempel di bibir somi, sehun menekan bibir mereka berdua, menyalurkan perasaan cinta dan rindu yang terhalang oleh dinding waktu. Somi memejamkan mata nya erat menikmati setiap inchi ciuman sehun yang sangat lembut dan menggelora, somi sangat merindukan ciuman sehun, tautan tangan mereka semakin erat seolah membuktikan betapa dalam nya perasaan cinta antar kedua insan itu. Cinta, rindu, amarah dan emosi semua nya melebur menjadi satu dalam sebuah ciuman yang sangat indah dan bergelora.

 Cinta, rindu, amarah dan emosi semua nya melebur menjadi satu dalam sebuah ciuman yang sangat indah dan bergelora

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Next?? Spam dan komen jangan lupa

Cerita ini hanya tersisa 2 chapter lagi menjelang tamat.

See you next chapter guys

❤️❤️❤️






My Brother My Best Partner ✓Where stories live. Discover now