[🌙-5]

3.7K 721 62
                                    

Cyan mengetuk jari di meja sambil membuka halaman demi halaman di buku catatannya. Sudah dua hari berlalu sejak ia mengirimkan proposal pendanaan pada cewek super ngeselin, Olive. Namun, hingga saat ini ia belum mendengar kabar dari cewek itu sama sekali.

Ia menyandarkan tubuh di sandaran kursi, lalu mengeluarkan ponsel dan mencari sosial media Miss Sosmed Dream High School itu. Ia menyunggingkan senyum saat membaca username Instagram milik Olive. Dibukanya profil Olive dan ia mulai berselancar di sana.

Seperti yang sudah Cyan duga, Olive memang sangat aktif di sosial medianya itu. Jari telunjuknya berhenti bergulir di sebuah pos dengan gambar bunga Edelweiss di sana dengan caption yang cukup manis: "Edelweiss, Edelweiss, please let us see your magic and scramble on you."

Bibir Cyan tersenyum, Olive mungkin lebih baik dari yang dipikirnya selama ini. Harusnya, mereka berdua bisa berteman lebih baik.

[🌙🌙🌙]

Langkah kaki Cyan berhenti ketika ia melihat sosok Olive yang berada tidak jauh di depannya. Cewek itu menengadahkan tangan ke arah cowok yang sepertinya sekelas dengan Olive sambil memasang wajah masam.

"Udah jadi?" kata Olive dengan nada yang mengesalkan. Cyan bersembunyi di balik dinding yang membatasi kelas 11 Bahasa 2 dengan 11 Bahasa 1.

Cowok di hadapannya itu mengangguk dengan semangat. Kemeja seragamnya berantakan. Cyan mengerutkan kening melihat cowok itu.

"Mana file-nya? Gue perlu buat presentasi," kata Olive lagi.

Cowok dengan badge nama Rez di kemejanya itu tersenyum. "Weekend ini jadi kan nemenin gue?"

"Iya," jawab Olive ketus. Ia menggerakkan tangannya dengan kesal. "Mana file-nya?"

Rez mengeluarkan sebuah flashdisk dari tasnya dan memberikan benda kecil itu pada Olive. "Senyum dong, Live, jangan galak-galak. Ntar gue makin sayang."

Olive memutar bola matanya lalu memasukkan flashdisk ke kantung seragam. "Makasih, ya. Lain kali gue bakal cari orang lain yang nggak minta bayaran macem gini buat ngerjain animasi."

Rez hanya tertawa, ia memasuki kelas dengan senyum kemenangan. Setelah yakin cowok itu tidak lagi terlihat, Cyan berjalan pelan menghampiri Olive yang sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Olie."

Suara Cyan yang dalam mengagetkan Olive, ia menjatuhkan ponsel beserta powerbank yang sedang terhubung dengan ponsel itu ke bawah. Refleks, cewek bermata tajam itu berjongkok memungut dua barang kesayangannya.

"Eh, lo nggak apa-apa, Ol?" tanya Cyan merasa bersalah. "Lo nggak luka, kan? Jantung lo aman?"

Mata Olive mendelik ke arah Cyan dengan tatapan mematikan. Membuat cowok berlesung pipi itu sedikit mundur.

"Olie?"

Olive berdiri dan memandang Cyan sambil bertolak pinggang. "Gue nggak apa-apa, tapi my babies? They're broke!"

Kening Cyan berkerut, ia memperhatikan Olive dari atas hingga bawah berulang kali. "Babies?"

Anggukan kepala Olive menjawab pertanyaan cowok itu. Olive mengulurkan ponsel dan powerbank berwarna abu-abu ke hadapan Cyan. "Ponsel gue rusak LCD-nya, dan powerbank gue," Olive menekan tombol di pinggir powerbank, dan powerbank itu tidak bereaksi apa pun, "powerbank gue dari tiga tahun lalu jadi rusak!"

Bibir Cyan sedikit tersenyum, ia geli melihat tingkah dan ekspresi Olive. "Powerbank lo emang udah waktunya pensiun kali, Ol."

"Mana ada powerbank pensiun!" bentak Olive.

ScrambloveWhere stories live. Discover now