Bagian 4
Cactus
...
Ketakutan pada sebuah pernikahan, dan ketidak percayaan akan sebuah hubungan, tidak selalu di rasakan atau di alami oleh mereka yang memiliki trauma di masa lalu. Beberapa di antaranya, justru takut tidak bisa menemukan pasangan yang dapat menerima apa adanya.
Tetapi bukankah pasangan yang dapat menerima apa adanya itu tidak ada? Sedikit berkaca saja, bukankah mencari pasangan untuk menyempurnakan hidup? Namun, jika hanya ingin di sempurnakan tanpa mau coba untuk saling menyempurnakan, dapatkah bertahan?
Ada juga tipe seperti Wonwoo yang tidak yakin dirinya pantas untuk di cintai. Tapi, atas dasar apa? Dia tidak hidup dan timbuh di lingkungan dengan tekanan hebat dari kedua orang tua yang terpisah. Dia hanya kehilangan kepercayaan dirinya. Tidak mampu melihat kelebihannya dan merasa sulit untuk di terima dan di sayangi oleh banyak orang. Sehingga sangat takut baginya untuk di tinggalkan maupun membuka kepercayaan kepada orang lain, meski orang itu adalah orang yang telah di kenalnya sejak lama, seperti Mingyu.
Keinginan Wonwoo sesungguhnya sangat sederhana. Dia hanya ingin hidup di penuhi ketenangan dan kebahagiaan. Tetapi, jika seterusnya ingin seperti itu bukankah mustahil? Tidak mungkin ada manusia yang selalu hidup tenang dan bahagia. Seperti pelangi saja yang mempunyai pendamping seperti kilat dan awan kelabu.
Katanya, fokus saja pada kehidupan sendiri dan jangan memandang iri pada kehidupan orang lain. Tetapi faktanya, sedikit dari kita yang sibuk memperhatikan diri sendiri justru memusingkan kehidupan orang lain dan memandang iri dengan kehidupan mereka yang terlihat sempurna, kemudian berandai seperti orang bodoh tentang pertukarang keadaan seperti dalam drama.
Seperti ketika Wonwoo mendengar cerita tentang keluarga kecil temannya yang terdengar begitu membahagiakan dengan suami yang perhatian, anak yang lucu serta ekonomi yang mencukupi. Terdengar manis sekali, membuat berandai dan mengaharapkan kehidupan yang seperti itu. Tetapi, bukankah manusia cenderung lebih suka berbagi hal-hal menyenangkan meski itu tidak 100% kebenaran dari pada hal pahit yang di sembunyikan?
Yeah, semua seperti itu. Wonwoo pun sama. Sering kali menutupi kebenaran hanya untuk menaikkan harga diri, kemudian kebingungan mencari tempat cerita saat sadar bahwa orang-orang di sekitarnya hanya tahu hal yang di belihkan.
Tetapi, apakah harus meragukan setiap orang yang datang menawarkan kebaikkan dengan perasaan tulus? Tidak juga semuanya tentang kebohongan bukan? Seperti banyak orang yang kecewa dengan cinta lama kemudian menawarkan cinta baru yang di balut dengan kebohongan untuk menutupi kegagalan sebelumnya.
Banyak yang seperti itu.
Namun, bukankah seharusnya Wonwoo lebih mengenal Mingyu dari siapapun? Mungkinkah dia berbohong dengan perasaannya? Atau mungkin Wonwoo sadar akan ketulusannya, namun hatinya yang sulit di ajari untuk coba menerima jenis ketulusan yang Mingyu tawarkan?
Lihat saja, Wonwoo bahkan menghindar lagi seperti anak remaja.
"Oh sepertinya kau berjaga dengan Pak Kang dan menggantikan tugas petugas kebersihan sekarang."
Jelas saja Wonwoo belum siap. Dia menghindar 1 minggu lamanya. Mingyu juga bukan tipe orang yang sabar untuk menunggu Wonwoo lelah. Lagi pula Wonwoo tidak bisa di kasih kesabaran. Ke enakkan menghindar, hanya akan menggantungkan masalah kemudian semakin tumbul prasangka lain yang tidak masuk akal.
Lagi-lagi menjaga harga diri. Wonwoo yang tidak ingin ketahuan menghindar, berusaha setenang mungkin dan memakan sarapannya di Cafetaria.
Lemparan gulungan kertas Sandwich saja tidak di buangnya dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosmic
FanfictionKarir, Jodoh, Keluarga, Teman atau Kebahagiaan? Apa yang paling kalian takuti saat usia menginjak angka lebih dari 20? Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu akan menjawabnya disini dengan kisah yang mungkin sama dengan apa yang banyak kalian alami?