🌻05🌻

40.7K 2.5K 570
                                    

Selamat datang👋

Suka dengan cerita ini?

Jangan lupa ⭐ dan 💬 nya, yaw!

♡♡♡

Tok... tok... tok

Nata mengetuk pintu rumah Tania beberapa kali, tapi tidak ada yang menyahut.

"Permisi!" ucap Nata sedikit menaikkan volume suaranya, agar si pemilik rumah mendengarnya.

"Ada orang nggak?"

Laki-laki berusia dua puluh tiga tahun itu hendak mengetuk pintu sekali lagi, tapi ia urungkan karena mendengar langkah kaki seseorang mendekat ke arah pintu.

Klek

"Cari siapa, ya?" tanya Tania setelah pintu terbuka dan memperlihatkan orang asing di depan rumahnya.

Tania melirik anak kecil yang ada di gendongan Nata. Ia mengenal anak tersebut. Keanu. Mengapa anak itu bisa bersama laki-laki di hadapannya sekarang. Siapa dia? Batin Tania bertanya.

"Sorry. Mbak Marshanya ada?"

Dahi Tania mengernyit ketika mendengar pertanyaan yang Nata lontarkan. Dia tidak mengenal siapa Marsha, lantas mengapa cowok itu bertanya padanya?

"Marsha siapa, Mas? Saya nggak kenal. Masnya salah alamat mungkin?" sahut Tania, karena memang ia tidak tahu siapa Marsha.

"Tapi, keponakan saya manggil mamanya terus dan nunjuknya ke sini, Mbak. Barangkali di sini ada mantan kakak ipar, saya. Mamanya dia," jawab Nata.

"Mama, papa," gumam Keanu sembari memainkan tangannya. Ia juga sesekali tertawa saat melihat ke arah Tania.

"Tapi, di sini nggak ada yang namanya Marsha, Mas. Saya tinggal sendiri," terang Tania kekeuh.

"Nata!"

Nata menoleh, sedangkan Tania sudah menatap sinis ke arah Dirga. Ya, orang yang memanggil Nata adalah Dirga. Laki-laki itu lalu mengambil alih anaknya dari tangan Nata.

Dirga menatap Nata, "pulang! Ngapain lo di rumah penculik?" sinisnya lalu menatap Tania.

"Gue bukan penculik! Masnya aja yang nggak becus ngurus anak!" ketus Tania menatap nyalang Dirga.

"Maksudnya penculik?" tanya Nata bingung. Pasalnya ia tidak tahu arah pembicaraan abangnya dengan gadis di depannya itu.

"Oohh, gue inget! Maksudnya, dia yang mau nyulik Keanu waktu itu?" tanya Nata setelah mengingat ucapan Dirga waktu itu. Abangnya itu bilang kalau Keanu hampir saja diculik oleh seorang perempuan. Untungnya ia masih bisa menemukan Keanu di taman sebelum anaknya itu benar-benar di bawa kabur oleh Tania. Meski kenyataannya salah, tapi Dirga bicara pada papa dan adik-adiknya demikian.

Tania menatap Nata tajam, "lo jangan ikut-ikutan nuduh gue penculik, ya! Gue tuh bukan penculik! Dia aja yang nggak becus ngurus anak, sampai anaknya nangis di pinggir jalan sendirian aja dia nggak tahu. Orang tua macam apa itu?!"

Belum sempat dua laki-laki itu menjawab, kini tangisan Keanu terdengar. Ya, anak balita itu tiba-tiba saja menangis. Dan ia kembali mengarahkan dirinya pada Tania.

"Mama." Keanu mulai merengek.

"Cup, cup, cup. Jagoan Papa kenapa nangis?" tanya Dirga menatap Keanu.

"Mama." Lagi-lagi Keanu menyebut kata 'mama' di hadapan Tania. Kedua tangannya ia sodorkan seraya meminta gendong gadis cantik itu.

"Dia bukan mama, Sayang. Kita pulang, ya?" Dirga hendak pergi dari sana, tapi kali ini Keanu memberontak seperti tidak ingin pergi.

DUDA TAMPAN (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang