Chap 12

4K 553 52
                                    

'Jika memang hatimu bukan untukku, maka hanya dirikulah yang berhak melahirkan seorang Putra Mahkota, bahkan keturunanmu yang lain. Tidak akan kubiarkan siapapun, terlebih para selir untuk melahirkan keturunanmu, bahkan untuk selir tercintamu sekalipun. Dan aku bersumpah jika kau akan jatuh padaku. Benar-benar padaku. Dan hanya untukku. Aku akan membuatmu mencintaiku hingga kau tidak bisa melepaskanku. Itu janjiku.'

-The Queen-

.

.

.

Manik bulat itu terbuka lemah, merasakan tubuhnya remuk tak bertulang. Bangkit sekejap mengindahkan rasa sakit yang merajam bagian bawahnya. Surai panjangnya terurai berantakan pun sedikit melindungi tubuh telanjangnya dari hembusan hawa dingin yang memenuhi ruangan.

Tangannya tergerak menyentuh beberapa ruam kemerahan yang masih terlihat segar. Teringat malam menggairahkan yang dilewatinya bersama sang Kaisar, kemudian memutuskan untuk mendekati sebuah cermin raksasa dengan kaki polos yang langsung bersentuhan dengan dinginnya lantai.

Memperhatikan penampilannya kini yang sama sekali tidak terbalut kain, kulit sepucat pualam dengan puluhan maha karya sang Kaisar yang memenuhinya. Membelai lembut surai panjangnya untuk digelung tinggi dan menahannya dengan sebuah giok mungil sederhana berwarna semerah darah, giok pemberian Hwang Hyojin. Kembali menatap bayangannya dalam keheningan sebelum membalutkan sebuah jubah tipis untuk membalut tubuh telanjangnya begitu beberapa langkah mendekat.

"Yang Mulia," salah satu dayang menunduk takzim kemudian mendekati sang junjungan dalam diam diikuti beberapa dayang lainnya.

"Dayang Seo," bibir ranum itu tergerak mengeluarkan suaranya "pastikan jika penampilanku hari ini sama sekali tidak terlupakan." sahutnya tegas dengan sepasang manik kelam yang menyiratkan berbagai arti.

Joohyun menangguk patuh seraya membimbing Jaejoong untuk menuju kolam mandi, memastikan jika dayang lainnya telah bergerak sesuai arahannya. Dimana mereka harus bersiap untuk hal besar yang hendak sang junjungan lakukan.

.

Permukaan pucat terbalut jubah sederhana itu sama sekali tidak menutupi keindahan yang diperlihatkan. Melangkah pasti alih-alih bersikap anggun, melintasi lorong-lorong cantik yang dihiasi pepohonan yang berguguran. Gaun cerah yang dilapisi jubah keemasan mampu mengalahkan keelokan yang ditawarkan pemandangan sekitar.

Meski giok merah yang menghiasi gelungan surainya sedikit menganggu dan sama sekali tidak seirama dengan penampilan sang Ratu, pun begitu pesona Jaejoong tidak dapat mereka tolak.

Bibir ranum yang mengulaskan senyum simpul menjadi daya tarik tersendiri, dengan aroma mawar yang begitu kental melingkupi sang Ratu pun tertinggal di setiap jejaknya.

"Apakah selir Jin berada di kediamannya?" sahut Jaejoong yang terdengar begitu lembut.

Sungkyu, wanita mungil dengan raut manisnya mendekati Jaejoong "Kami telah memastikan wanita itu berada di kediamannya, Yang Mulia."

Jaejoong tersenyum puas, meski terasa berbeda ketika kini tidak ada lagi dayang Kang Sua bersamanya namun Joohyun dan Sungkyu dapat dijadikan senjata dan perisai baginya.

"Bagaimana dengan kudapan yang aku pinta?"

Joohyun tersenyum lembut "Semua sudah menunggu di gerbang pavilion anggrek, Yang Mulia." (Pavilion anggrek adalah kediaman para selir)

Mengangguk tenang dan kembali melangkah dalam diam, memandang lekat sebuah pavilion yang jauh lebih kecil dari pada miliknya dan sang Kaisar pun memastikan jika protokol memberitahukan akan kehadirannya.

The QueenWhere stories live. Discover now