tidak tertahankan

1.3K 255 57
                                    

last warning!
kapal hantu
Han Seungwoo x Cho Seungyoun






Tungkainya melangkah ringan, sesekali lompatan kecil ia lakukan. Bibir tak henti menyungging senyum, bahkan dari semalam. Kernyit bingung dan heran yang ia dapat rekan kerja ia abaikan, bahkan satu strip paracetamol sempat asistennya sodorkan barang kali ia sedang demam.

Jemarinya bergerak cepat, menari di atas tuts piano di studionya, memeta rasa senangnya pagi ini. Sesekali mengulang nada yang terdengar sumbang, ia catat tiap tekanannya pada memori pun pita rekaman. Belum juga senyum luntur, kakinya menjejak lantai sebabkan kursi putarnya bergeser ke hadapan puluhan tombol yang berjajar rapi, memutar ulang rekamannya. Tak ada lima menit suara gaduh roda kursinya kembali bergaung berpindah pada layar dua puluh inci yang menyala terang, besenandung, menuang kata pada papan ketik.

Asistennya masih betah mematung di kursinya lihat betapa euforia pria Cho itu memengaruhi atmosfer dalam studio empat kali lima. Tak ada setengah jam dari kegaduhan yang mulai laki-laki itu ciptakan, sorak bahagia kembali menyapa telinga. Dengan senyum angkuh terulas, kursi berputar menghadap eksistensi lain yang berbagi oksigen dengannya. Matanya yang kecil menangkap jarum jam di atas pintu membuat si rekan latah ikutinya.

"Dua puluh lima menit. Is it my new record?"

Seungyoun bertanya entah pada asistennya atau pada dirinya sendiri. Sepasang alisnya naik, tangannya menopang dagu, sok berpikir. Lelaki itu mendengus pelan. Kaki berbalut sepatu edisi terbatas itu melangkah dekati mixer, menekan tombol mati di sana.

"Anda benar-benar senang ya pidi-nim?"

Nadanya aneh, tidak biasa anak itu pakai bahasa seformal itu padanya tapi Seungyoun tidak peduli. Cengiran lebar ia ulas sebagai jawab, malas bicara dengan pria yang sudah bekerja dengannya hampir sepanjang karirnya.

"Kau menang lotere ya? Atau habis buat tattoo baru?"

Laki-laki yang hanya setinggi telinga Seungyoun itu masih mencercanya dengan banyak pertanyaan yang sebagian besar bernada menuduh. Kim kecil itu berkacak pinggang, mendecih melihat respons bosnya yang membuatnya kesal.

"Aku bertemu lagi dengan laki-laki itu Hun."

Matanya menerawang jauh mengingat ayah Dongpyo, meninggalkan Sihun yang kini menggali memori.

"Yang mana? Incaranmu kan banyak."

Kembali pada kursinya, si Kim itu masih mengerut kening berpikir. Dengus Seungyoun jadi jawab untuk pertanyaan yang ia ajukan. Kelerengnya memerhatikan pemilik ruangan tempatnya bekerja, pasti pria ini sespesial itu. Otaknya menggali lebih dalam sebelum airmukanya mendadak horor.

"Kau bertemu Han Seungwoo?!"

























Seungyoun tidak tahu betapa besar efek yang Han itu berikan padanya tapi jelas keberadaannya di depan gerbang sekolah Dongpyo siang ini menunjukkan ia begitu bersemangat. Lupakan soal Sihun yang sebenarnya memaksa ingin ikut tapi terhalang jam kerja dan ya Seungyoun tidak ingin mengenalkan si berisik itu pada Seungwoo sebelum ia berhasil mendapatkannya. Sekadar antisipasi jika malah Seungwoo jatuh untuk asistennya yang lucunya mirip shiba itu.

Maniknya betah memindai satu-satu remaja berseragam abu, mencari Dongpyo yang kecil ternyata cukup sulit. Arloji mahal di pergelangan kiri hampir tunjukkan dua dan sebelas tanda sudah enam ratus detik ia menyisir gerbang. Tawa remaja sekolah menengah jadi latarnya ketika Seungyoun dapati si kecil diapit dua teman yang menjulang tinggi melangkah meninggalkan area sekolah.

"Dongpyo!"

Seiring teriakannya, kaki pun menjejak langkah cepat menyusul. Ia bisa melihat Dongpyo berbalik badan, pun dua teman raksasanya yang menerka siapa pria bersetelan tampak mahal di hadapan mereka ini.

"Hyung sedang apa di sini?"

Raut bertanya yang juga terukir di wajah dua temannya menyambut telinga Seungyoun.

"Menjemputmu?"

Cho terdengar tidak yakin, ia hanya tiba-tiba ingin selalu berada di lingkaran yang sama dengan Han yang membuat kegilaannya kambuh sejak kemarin. Dan menurutnya Dongpyo akan memuluskan jalan Seungyoun untuk mendapatkan hati ayahnya.

"Tapi aku akan pergi main ke rumah temanku, hyung kan dengar tadi pagi."

Intonasi yang anak itu gunakan dengan jelas mengumbar kesalnya. Seungyoun sedikit terkejut soal itu, jujur saja ia hanya fokus pada Han yang lebih tua tadi pagi. Cengiran jadi balas untuk sebal si kecil. Anak itu lalu mengambil ponsel dari saku kemejanya, mengetik sesuatu abaikan tiga pria tinggi yang berjarak tak ada satu meter darinya.

Drrt.

"Mendingan hyung jemput appa saja, tuh sudah ku kirim alamat kantornya. Dadaah Seungyoun hyung! Sampai jumpa nanti malam!"

Seungyoun yang masih mencerna perkataan Dongpyo barusan segera mengecek ponsel pintar di saku celana. Pandangnya bergantian pada Dongpyo yang menggamit lengan dua temannya dan ponsel dalam genggam. Senyum tiba-tiba mengembang lebar ketika otaknya berhasil mencerna pesan anak manis itu.






cho dongpyo😋

📍Location
Lantai 3 525-2, xxxxx-dong yyyy-gu, incheon

Appa pulang jam 4, sebaiknya kau datang lebih awal dan jangan bawa mobilmu!

Selamat berjuang, papa:3





















































Biarkan youn sedikit menikmati euforianya:3
Selamat jumat malam, semoga akhir pekannya menyenangkan😁

dunia memang seaneh itu [hsw x csy]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt