Chapter XI

1.2K 221 13
                                    

Yohan baru saja selesai dengan latihan kelas khususnya di Taekwondo hari ini. Ia baru saja mempelajari teknik baru dan belum berhasil menguasainya secara penuh. Meskipun merasa frustasi karena hal tersebut, ia sudah tidak lagi berpikir untuk menyerah. Bahkan ia sudah tahu apa yang harus dilakukannya bila ia merasa belum menguasai teknik yang diajarkan.

Tentu saja, minta diajari oleh Hangyul.

Beberapa bulan terakhir setelah mereka saling mengenal, Yohan dan Hangyul cukup banyak menghabiskan waktu bersama terutama pada dini hari saat Hangyul tengah menjalankan pekerjaannya menjaga mini market. Mereka dapat melakukan banyak hal, di antaranya Yohan yang mengerjakan tugas dengan dibangunkan oleh Hangyul, Yohan yang minta diajari teknik Taekwondo yang belum dikuasainya dan mengobrol ringan karena mulai merasa bosan. Tak jarang pula Yohan menggantikan Hangyul menjaga kasir mini market pada dini hari dan menyuruh Hangyul istirahat sebentar saat pemuda itu terlihat tidak enak badan. Entah kenapa, hubungan mereka memang sudah menjadi sedekat itu.

Satu hal yang pasti, Yohan sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan Hangyul dan bisa dikatakan ia juga bersyukur dapat bersandar pada pemuda itu saat ia merasa hari-harinya sulit. Ia merasa Hangyul sangatlah membantu hidupnya.

Seperti saat ini, Yohan kembali mendatangi mini market tempat Hangyul bekerja paruh waktu saat hari sudah larut. Ia masuk ke mini market tersebut dan mendapat sapaan hangat dari Hangyul, seperti biasa.

"Hangyul! Ajarkan aku Taekwondo lagi, please? Aku belum bisa menguasai teknik kali ini dengan sempurna," ujar Yohan sesaat setelah ia berdiri di hadapan Hangyul. Mukanya terlihat memelas, lengkap dengan kedua tangan yang ia satukan sebagai tanda memohon.

Hangyul tertawa melihat ekspresi Yohan. Bagaimana tidak? Pemuda itu baru saja masuk ke mini market dan kini sudah terlihat seperti anak kucing yang meminta makanan pada majikannya di hadapan Hangyul. Ia menganggukkan kepalanya beberapa kali, "iya, iya, nanti kuajari. Satu jam lagi ya? Sekarang masih jam rawan ada pelanggan," ujar Hangyul yang disambut mata Yohan yang berbinar.

"Siap bos! Kalau begitu aku beli sesuatu dulu," ujar Yohan sambil tersenyum lebar. Ia pun berjalan mengitari mini market untuk mengambil sekotak susu pisang dan beberapa cemilan. Setelah melakukan transaksi, Yohan pun melangkahkan kakinya keluar mini market dan duduk di kursi depan mini market seperti biasa. Bahkan sepertinya Yohan sudah mempunyai tempat khusus dan menjadi penguasa tetap salah satu kursi di sana. Sembari menunggu Hangyul, ia menyempatkan diri untuk bermain game di ponselnya dan sesekali membalas pesan dari group chatnya yang membahas tentang hal-hal tidak jelas seperti ajakan untuk bermain bersama namun tidak pernah terjadi, alias isi grup tersebut isinya hanya 'ayo' saja tanpa ada realisasinya.

Sejam kemudian, suara kunyahan kripik serta deritan kursi sebelahnya membuat Yohan mengalihkan perhatiannya. Hangyul terlihat sudah duduk di sampingnya sambil memakan keripik yang Yohan beli tadi, hal yang mulai biasa pemuda itu lakukan setelah hubungan mereka terasa lebih dekat. Mereka sudah tidak lagi permisi untuk memakan makanan satu sama lain, rasanya seperti satu makanan itu untuk mereka berdua entah siapapun yang membelinya.

"Jadi? Yang mana yang tidak bisa?" tanya Hangyul pada Yohan setelah ia baru saja menelan keripiknya lalu kembali mengambil satu keripik lagi untuk dimakan.

Yohan tersenyum, "yang ini, Gyul," ujarnya lalu berdiri dan berjalan sedikit menjauh dari tempat tersebut ke tempat yang lebih luas. Meskipun begitu, ia masih memastikan Hangyul bisa melihatnya dengan jelas. Ia pun memasang posisi sebentar sebelum melakukan teknik barunya dengan Hangyul yang terlihat memerhatikan dirinya dengan serius.

"Bagaimana? Apa yang salah?" tanya Yohan dengan penasaran, masih berada di tempatnya mencontohkan teknik sebelumnya.

Hangyul terlihat bangkit dari duduknya lalu memasang tampang berpikir, "hanya sedikit sih yang salah, tapi sepertinya lumayan berpengaruh," jawabnya lalu menyuruh Yohan melakukan posisi awalnya lagi. Yohan melakukan yang disuruh dan menuruti segala perbaikan yang Hangyul berikan. Ia pun mencoba melakukannya lagi namun beda dari sebelumnya, kali ini Yohan masih gagal melakukannya dengan sempurna.

It's A Lot More Than A Taekwondo • YohangyulWhere stories live. Discover now