kebenaran (18+)

20.2K 717 36
                                    

Bagi para pembaca yang masih di bawah umur mohon di lewati ya... Kalau engga dosa di tanggung sendiri
.
.
.
.
.
.
.
Hinata secepat mungkin berlari ke arah pintu saat ia sudah membuka pintunya tiba-tiba naruto langsung menutup pintu kembali dengan suara yang keras.

Brakk

Hinata kaget ia langsung membalikan badannya dan saat itu pula ia melihat mata merah darah itu. Naruto menggeram keras yang membuat taringnya mencuat keluar, "mau kemana Hime? " Suara naruto yang serak membuat Hinata semakin ketakutan.

"N-n-naruto kun"

Cicit Hinata, jujur Hinata sangat menyesali keputusannya nya untuk mengakhiri hubungan nya. Kalau tau naruto akan mengamuk seperti ini rasanya Hinata ingin mengulang waktu saja.

"Kenapa hime? Kau takut? "

Sungguh Hinata rasanya ingin pingsan, naruto mulai menyetuh pipinya. Tangan tannya yang besar mulai menyentuh pipi chubby nya mengusapnya dengan pelan.

Naruto pun mulai mendekat ke arah Hinata berniat untuk mencium bibirnya namun Hinata menoleh sehingga naruto hanya mencium pipinya.

Naruto mendelik tak suka sementara Hinata memejamkan matanya takut. Naruto memaksa ia mulai menekan kedua pipi Hinata dengan satu tangannya yang besar.

Hinata mulai memberontak, dan hal itu membuat naruto semakin kesal mulai menahan kedua tangan Hinata hanya dengan satu tangannya. Naruto dengan segala kekuatan nya mampu menahan tubuh mungil hinata.

Hinata bahkan yang menyerangnya dengan taijutsu pun tak berguna sama sekali karena naruto dengan mudahnya menguncinya. Sekarang Hinata harus tergencit di antara dinding dan tubuh besar naruto.

Naruto mulai melumat bibir Hinata dengan kasar. Sedangkan Hinata hanya bisa pasrah dan menangis. Naruto yang merasakan basah di pipinya akibat tangisan Hinata mulai berhenti mencium inya.

"Kenapa kau menangis hime? Bukankah kau senang bila aku mencium mu?"

Hinata menggeleng masih dengan tangisannya

"Kenapa hime apa kau sudah tidak mencintai ku? Apa kau mau meninggal kan ku? JAWAB!! "

Bentakan naruto membuat air mata Hinata kian deras. "N-naruto kun h-hentikan... A-aku mohon" Cicit Hinata yang masih terbata-bata di selah tangisannya.

"Kau memang berniat meninggal kan ku ya" Ucap naruto sembari menggagukkan kepalanya pelan

Satu tangannya guna untuk menekan kedua pipi Hinata ia lepas. Dan Hinata sedikit lega terhadap itu namun setelahnya Hinata menjerit keras kala naruto menonjok dinding di sebelahnya hingga retak bahkan hampir jebol.

"INI SEMUA KARNA PARA GADIS ITU KAN?! ITU SEMUA KARENA PARA KEPARAT ITU IYA KAN!?! "

Hinata semakin menagis dengan keras mendengar bentakan dari naruto. Ia sangat takut, apakah naruto nya benar-benar berubah?

"Kalau kau berniat untuk meninggalkan ku itu bukan pilihan yang bijak hime"

Ucap naruto dengan seringai nya.

"Karena aku akan membuat mu menjadi milikku"

Setelahnya naruto mulai mengangkat Hinata tak lupa ia mengunci pintu apartemen nya. Hinata yang meraung-raung tak di perdulikan oleh naruto dan ia langsung membanting tubuh mungilnya ke kasur.

Naruto langsung membuka bajunya dan mulai menindih Hinata. Hinata yang tau akan niatan naruto semakin memberontak dan menagis keras "naruto kun jangan! Hentikan! "

He ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang