Twins 3

94K 3.8K 902
                                    

"Mnhh nhh~" 

Rasanya jantung Jeno hampir meledak karena berdetak terlalu kencang. Ia terjebak dalam situasi yang tidak seharusnya. Kini ia berada diantara kedua adik kembarnya, terbaring pasrah sambil menatap kedua adiknya yang sedang berciuman basah. Dua pasang tangan adiknya juga tidak tinggal diam, bergerak untuk memberikan sentuhan pada badan Jeno.

Jaemin yang sadar akan tatapan Jeno melepaskan ciumannya pada bibir adik kembarnya yang sudah memerah dan sedikit bengkak, membuat Nana sedikit merengek dan meremas paha kiri Jeno pelan.

"Kita tidak boleh melupakan hyungie, Nana-ya~ Bukankah Nana bilang punya Jeno hyung begitu besar?" Jaemin berkata sambil menatap wajah Jeno dan Nana secara bergantian. Wajah keduanya memerah, Jeno memerah karena malu, sedangkan Nana memerah karena nafsu, terbukti dari matanya yang sudah tidak fokus.

Nana beralih menatap pada Jeno yang sedang menatapnya juga. Dengan perlahan, Nana merangkak mendekati wajah Jeno dan langsung saja menempelkan bibirnya pada bibir Jeno. Jeno awalnya terkejut dan hanya diam, tetapi ciuman Nana yang terkesan berantakan membuat Jeno ikut menggerakan bibirnya untuk mendominasi ciuman.

Jaemin yang melihat keduanya tersenyum puas. Tak tinggal diam, Jaemin mulai melepaskan celana milik kakaknya. Jeno kembali terkejut, tetapi tidak melakukan apa apa karena sedang sibuk beradu lidah dengan Nana.

Jaemin yang baik hati pun membantu melepaskan celana milik adiknya, disusul dengan membuka celananya sendiri. Kini bagian bawah ketiganya sudah polos, menampilkan kenjantanan masing-masing. Oh tentu saja ukuran si kembar berbeda dengan milik Jeno, Jaemin saja terpukau melihatnya.

"Hyung besar sekali.." Jaemin berucap tanpa sadar lalu mendekatkan wajahnya pada kejantanan milik kakaknya, menghembuskan napas hangatnya disana. 

"Akan masuk seberapa dalam ya?" Jaemin berucap sambil menggesekan pipinya pada kejantanan milik Jeno, lalu mulai memasukkan kepala penis kakaknya pada mulutnya. Jeno dapat merasakan hangatnya mulut Jaemin yang melingkupi kejantanannya hanya bisa mengeram tertahan. Tangannya yang sebelumnya pasif mulai mengelus surai Jaemin, mengisyaratkan Jaemin untuk memasukannya lebih dalam dan tentu saja dituruti oleh Jaemin.

Jaemin kini berhasil memasukan setengah dari kejantanan Jeno pada mulutnya yang mulai terasa penuh, entah mulutnya yang terlalu mungil atau penis Jeno yang terlalu besar. Jaemin mulai memberikan hisapan kecil pada kejantanan Jeno, membuat Jeno merasa kegelian saat merasakan lidah Jaemin bermain pada batang kejantanannya.

Nana yang sudah mulai kehabisan napas pun menarik diri dari Jeno untuk melepaskan tautan bibir mereka yang sekarang membentuk jembatan saliva. Tatapan sayu Nana beralih pada Jaemin yang sedang bermain dengan kejantanan milik Jeno. Dengan gerakan cepat, Nana merangkak mendekati kejantanan Jeno, mengikuti Jaemin untuk memanjakan penis Jeno yang belum masuk sepenuhnya pada mulut Jaemin.

"Ahh hh.." Desahan berat lolos dari bibir Jeno. Mulut hangat mereka terlalu berbakat, ditambah lagi kedua adik manisnya yang melakukannya. Jeno merasa lebih terangsang akan hal itu. Bejat memang, mungkin Jeno memang sudah memiliki jiwa incest tersembunyi sebelumnya.

Bunyi decakan saliva memenuhi ruangan, membuat suasana menjadi semakin panas. Jeno merasa sebentar lagi ia akan mencapai pelepasan, kedua adiknya memainkan lidah dengan begitu ahli. Nana dan Jaemin tentu saja sadar akan hal itu.

Suara nyaring saat Jaemin melepas kulumannya terdengar, Nana juga mulai menjauhkan wajahnya dari kejantanan Jeno, membuat Jeno mendesah kecewa. Si kembar bertukar pandang sebentar, saling bertukar pikiran lalu menganggukan kepala. Awalnya Jeno sedikit bingung, tetapi mengerti saat Nana memposisikan diri menungging membelakangi Jeno. Jaemin bergerak mendekat pada Jeno.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang