Flashback Part 3

931 131 53
                                    

Malam tadi, Perth dan Saint berpikir mungkin mereka akan mati detik itu juga. Untungnya Tuhan masih berbaik hati pada keduanya. Membiarkan Saint memperoleh kekuatan untuk menghindar dan jatuh pada pelukan kekasihnya. Keduanya pun merasakan ketakutan dan rasa panik yang sangat mengerikan setelah itu. Keringat dingin membasahi tubuh keduanya. Namun Perth dengan cepat menggendong Saint di punggungnya dan membawanya pulang ke apartemen mereka. Satu-satunya tempat teraman yang mereka miliki.

"Pe-perth..se-sepertinya seseorang entah siapa itu...hiks sedang mengincar kita krab..." Saint terisak tangis, masih juga terlihat terguncang setelah beberapa menit Perth memeluknya erat di atas tempat tidur mereka dengan maksud menenangkan.

"Krab, Ai'Saint...." setuju Perth yang mencoba menyembunyikan getaran dalam suaranya.

"Tapi kau tenang saja na, aku akan berusaha untuk mencari tahunya. Aku tidak akan membiarkan mu ketakutan seperti ini..." Perth mendorong sedikit tubuh Saint agar dapat menatap kearah kedua mata indah kesukaan Perth yang kini memerah menyedihkan dengan sisa-sisa air mata di sana.

"Mulai sekarang tetap waspada dan selalu mengabari ku na...atau kau tidak perlu ke kampus dulu Ai'Saint, ku rasa apartemen kita adalah tempat teraman-"

"Pao Perth, aku ada ujian tengah semester tiga hari lagi, tidak mungkin aku tidak masuk na."

"Tapi Ai'Saint ini semua demi kebaikan mu juga."

"Tak apa Ai'Perth, seperti kata mu aku akan berusaha tetap waspada dan mengabari mu na..." Saint memohon saat meyakini Perth tidak mungkin menemukan siapa pelaku atas kejadian ini semuanya dengan mudah dan dia tidak bisa lagi absen di kelas karena menjelang ujian. Lagi pula Saint sedikit yakin kalau pelaku yang mungkin saja berani melakukannya hanyalah satu, yaitu keluarga mereka sendiri. Tapi itu hanya prasangka Saint saja karena dia masih meragukan banyak hal. Tentang kenapa mereka terlihat mengincar nyawanya? Apa sebenci itu mereka pada Saint?

"Baiklah...tapi setidaknya besok kita lebih baik meliburkan diri dari segala aktivitas. Hanya untuk memantau Ai'Saint...lagipula aku akan meminta tolong pada tetangga kita, Gun." Jelas Perth memutuskan yang membuat Saint hanya mampu mengangguk. Lalu kembali masuk kedalam pelukan kekasihnya. Mencari kenyamanan di sana hingga rasa takutnya berubah menjadi dengkuran halus akibat rasa lelah pada seluruh tubuhnya.

Saint tidak tahu bahwa malam itu Perth terus terjaga hingga paginya. Bukan ketakutan yang menjadi alasanya. Entah kenapa ia tak memiliki rasa kantuk sedikit pun saat terus menatap wajah damai milik kekasihnya.

Detik, menit dan waktu berjalan dengan perlahan. Saat matahari mulai menerangi ruangan kamar mereka dari arah jendela yang terbuat dari kaca dan terbungkus oleh gorden berwarna biru langit, Perth barulah memutuskan untuk tidur. Hingga menjelang siang keduanya barulah bergerak untuk bangun dan berhenti bermalas-malasan.

"Bagaimana kalau kita mencuci semua kain kotor hari ini?" saran Saint yang dianggukkan oleh Perth dengan setengah hati. Dia masih merasa mengantuk sepertinya. Namun saat melakukannya, keduanya mulai menikmati waktu mencuci bersama di dalam kamar mandi yang ukurannya tidaklah seberapa.

"Hahaha...hentikan Ai'Perth~"

"Pao krab haha kena kau Ai'Saint~"

Sudah lama mereka tidak saling berbagi tawa seperti ini. Saat mereka bermain dengan busa sabun yang mereka buat, lalu saling melempari setelahnya. Tak hanya tawa, ternyata banyak cerita lama yang tak sempat mereka bagi akibat rasa sibuk yang terus menghalangi. Dan kini keduanya menikmati hari mereka seharian ini tanpa mengingat kejadian mengerikan semalam.

"Apa semua akan baik-baik saja, Ai'Perth?"

"Apa semua akan baik-baik saja, Ai'Perth?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
2.[END] X (Because, Not Only You)«»PinSonWhere stories live. Discover now