27

10.3K 469 38
                                    

Setelah bersiap,Mentari turun ke bawah dan ia melihat Lucas sudah duduk di meja makan. Mentari menghampiri Lucas dan memilih tempat duduk yang lumayan jauh dari Lucas.

Mentari tahu Lucas sedari tadi memperhatikan Mentari sejak ia turun dari tangga. Mentari juga tahu Lucas melihat ia yang memilih duduk berjauhan dengannya. Mentari mencoba mengabaikan Lucas yang terus memperhatikannya dengan mata elangnya.

"Kenapa kau duduk berjauhan denganku? Kemarilah."

Mentari menghiraukan Lucas. Ia menyibukkan dirinya dengan menyiapkan makanan di piring untuk dirinya.

"Mentari." Ulang Lucas saat Mentari tak memperdulikannya.

Namun tetap sama,Mentari tetap tak memperdulikannya. Hal itu membuat Lucas mengetatkan rahangnya. Mentari yang melihat itu sebenarnya merasa takut,tapi Mentari mencoba mengabaikannya.

"Men---"

Ucapan Lucas terpotong saat Mentari berdiri dan menggebrak meja makan di depannya. Lucas terlihat terkejut sebelum menormalkan ekspresi wajahnya kembali.

"Kenapa? Kenapa jika aku tak mau berdekatan denganmu? Bukankah dulu kau tak ingin aku berada di dekatmu? Tak ingatkah kau akan hal itu?" Teriak Mentari menatap tajam Lucas dengan nafas memburu.

Lucas menghela nafas mendengar hal itu. Ia sudah menduga Mentari akan mengatakan hal itu. Lucas kemudian berjalan mendekati Mentari,tapi Mentari segera mundur menjauhi Lucas. Tapi Lucas melingkarkan tangannya pinggang Mentari saat ia  mencoba mundur.

"Mentari,itu dulu saat aku belum menyadari bahwa aku sangat mencintaimu. Tapi aku sekarang sudah tahu jika aku mencintaimu. Tidak,tapi sangat mencintaimu. Aku tahu aku salah dan aku sangat menyesal telah menyakitimu dulu. Untuk itu aku ingin meminta maaf padamu." Ucap Lucas sambil menatap lekat Mentari.

Mentari semakin menatap Lucas dengan tajam kemudian ia memyentakkan kasar tangan Lucas yang ada dipinggangnya,tapi Lucas semakin mempererat pelukannya.

"Maaf? Setelah apa yang kau lakukan padaku, kau meminta maaf. Sungguh hebat kau. Kau pikir luka yang kau torehkan bisa hilang hanya dengan maaf. Tidak. Kau sudah menorehkan luka yang sangat dalam sampai kata maafmu tak akan bisa memyembuhkannya. Aku tak sudi memaafkan bajingan seperti dirimu. Kau tak pantas menerima maaf dariku." Ucap Mentari membabi buta sambil menunjuk Lucas dengan jari telunjuknya.

"Kenapa? Kenapa kau tak bisa memaafkanku? Apa kau menyukai bajingan itu?" Tanya Lucas marah.

Lucas mengetatkan rahangnya dan mencengkram erat pinggang Mentari. Terdengar suara gemelatuk gigi Lucas.

"Jangan menyebutnya bajingan! Dia bahkan lebih baik darimu. Dia tak pernah menyakitiku seperti kau. Dan ya,aku mencintainya. Sangat mencintainya malah. Kami bahkan akan segera menikah." Ucap Mentari lantang.

Ucapan Mentari barusan memancing amarah Lucas. Ia semakin menatap Mentari dengan tajam lalu beberapa  saat kemudian,ia menyeringai licik sambil menatap Mentari. Jujur,hal itu membuat Mentari merasakan hal yang tak enak.

"Oh,kalau begitu aku harus melenyapkan kerikil dalam hubungan kita. Dan bukan dia saja,tapi anaknya juga. Dengan begitu tak ada lagi yang menjadi penganggu dalam hubungan kita." Ucap Lucas sambil menyeringai licik.

Mentari membulatkan matanya terkejut mendengar perkataan Lucas. Ia tak percaya Lucas tega membunuh Zealand hanya untuk mendapat maafnya. Lebih parah lagi,ia ingin membunuh Lia yang tak mengetahui apa apa.

"Jika kau sampai berani melakukan hal itu,maka aku tak akan memaafkanmu untuk selamanya." Ucap Mentari nyalang.

"Oh,jadi kau lebih memilih mereka dibandingkan aku,suamimu." Ucap Lucas.

SORRY, I LOVE YOUWhere stories live. Discover now