◾4

22 4 0
                                    

Hal pertama yang indera pengelihatan ku lihat adalah lelangit berwarna putih bersih tepat di atas kepala ku dan bau higienis khas ruang kesehatan yang memenuhi kedua rongga indera pengambu.

Sudah berapa lama ya, aku tak sadarkan diri?

Kedua bola mataku lantas memaku pada benda yang tiap detiknya berputar sebagai penanda habisnya waktu di lingkar tangan ku.

15:37

Lantas kedua kelopak mataku melebar saat melihat jam. Ternyata aku sudah menghabiskan lebih dari seperempat waktu siang hari karena pingsan tadi. Bahkan kini hanya tersisa kurang dari tiga puluh menit sebelum mata pelajaran terakhir selesai. Wah, aku jelas dalam masalah besar.

Aku termenung, sedikit menimang apakah aku harus kembali ke kelas atau tetap berada disini. Namun karna mengingat jika tas milikku masih berada di kelas dan belum tentu ada teman yang berbaik hati mau mengantarkannya, aku memutuskan untuk beranjak kembali ke kelas.

Agak terhuyung sesaat setelah berhasil menapakan kaki pada lantai, aku menyibakkan
Tirai pembatas dan menemukan Dokter Kim yang tengah manatap layar ponselnya di balik meja jaga.

"Oh? Kau sudah siuman ?" Tanya Dokter Kim setelah mendapati keberadaan ku. Sedang aku hanya mengagguk dan ia menghampiriku dengan beberapa butir obat juga air dalam gelas yang mungkin telah ia siapkan sebelumnya.

Sebenarnya Dokter Kim bukanlah Dokter jaga asli di sekolah ku, rumornya ia menggantikan Dokter Min yang tengah cuti karena ada keperluan di luar kota selama dua bulan kedepan dan Dokter Kim yang merangkap sebagai sahabat karib dari Dokter Min,  juga tengah ambil cuti tahunan jadi ia dengan senang hati menggantikan posisi kawannya itu.  Hitung-hitung liburan yang di bayar, katanya.

" Dokter, aku akan kembali ke kelas. Terimakasih atas bantuannya. "Selesai meminum obat, aku memberikan gelas yang tadi ku genggam kepadanya. Setelah mendapat angkukan dan ucapan 'berhati-hatilah di jalan' dari dokter kim, aku lekas keluar dari ruang kesehatan.

Belum terlalu jauh aku berjalan dari ruang kesehatan, seseorang sepertinya masuk dengan sedikit heboh. Membuka pintu ruang kesehatan agak kasar dan memanggil nama dokter kim; lengkap dengan sebutan kakak didepannya dengan suara yang tidak bisa dikategorikan sebagai pelan.

"Kak Seokjin. Ini bento pesananmu!"

Sumpah, suaranya melengking sekali. Kepalaku menjadi semakin pusing karena mendengar suaranya.
















/unedited chapter. (353 words/ 23082019)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

thoughtWhere stories live. Discover now