in my blood

5K 556 27
                                    

"Tidak akan sakit, nak hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidak akan sakit, nak hyunjin. Aku hanya akan menyuntikkanmu vitamin agar kau tidak mudah terserang penyakit."

Hyunjin terdiam. Badannya menegang kala seorang dokter perempuan itu menyuntikkan sebuah cairan yang katanya adalah sebuah vitamin ke dalam tubuhnya.

Helaan napas resah keluar saat jarum itu di tarik keluar dari kulit tangannya. Dokter tersebut tersenyum senang melihat hyunjin yang telah melewati detik-detik menengangkan.

"Apa aku akan baik-baik saja, dok? Aku takut." Gumamnya pelan dengan nada lirih, berharap dalam lubuk hatinya kalau dokter tersebut akan membantunya lepas dari belenggu yang tengah mengikatnya sekarang.

Perempuan ber-jas putih tersebut tersenyum miris, tapi tak sampai hati melihat wajah hyunjin yang memohon dan ketakutan. Walau pun sebenarnya lelaki yang dimaksud tak terlalu buruk, dia hanya bingung bagaimana seorang ayah menjual anaknya sendiri? Walau ayah tiri.

Menjual nya ke seorang lelaki yang sangat berbahaya.

"Jika kamu tidak melanggar perintahnya dan tak membuatnya marah, maka kamu aman.

Perempuan tersebut bukan tak ingin membantu, hanya saja dia juga masih memiliki hutang yang tak ternilai harganya kepada lelaki itu.











Hyunjin turun sambil membawa tas ranselnya. Dokter yang membersihkan tubuhnya bilang kalau semua sudah tersedia di kamar baru nya.

Saliva ditenggak kasar. Baru kali ini hyunjin akan hidup bersama dengan orang asing, tak habis pikir kenapa dirinya dijual demi segepok uang.

Kata-kata dokter itu juga selalu hyunjin ingat, tuan rumah tidak suka hal yang kotor, perintahnya adalah mutlak dan kamu harus mendengarkannya. Bahkan hyunjin saja harus dibersihkan dulu.

"Huh, tenang, hyunjin.." gumamnya. Padahal dalam hati rasanya gugup setengah mati.

Kaki jenjangnya melangkah masuk sambil membetulkan ransel hitam di punggungnya. Pintu pagar menjulang yang terbuka secara otomatis dan di sambut dengan pintu menjulang yang lain berbahan dasar kayu berwarna coklat tua.

Pintu tersebut dibuka oleh orang yang menjaga pintu tersebut, menyapa hyunjin dengan ramah sebelum membawa hyunjin ke tengah ruangan dimana di atasnya bergantung sebuah chandelier yang sangat besar dan mewah.

"Kau sungguh beruntung."

"Maksudnya?"

Pelayan yang baru hyunjin kenali tersebut tersenyum ramah, "banyak orang yang menjual manusia ke tuan, tapi mereka ditempatkan terpisah. Kamu satu-satunya yang tuan inginkan kehadirannya di rumah ini."

Hyunjin terdiam, jantungnya berdenyut sakit kala baru sadar kalau dirinya juga termasuk dari puluhan orang yang dijual kepada lelaki itu, "lantas, apa hal tersebut istimewa?"

Lune ° ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang